Epilog
Translator : HanaRen
Profreader : CHGAI
Itu adalah hari pertama bulan April, dan rasanya benar-benar seperti musim semi.
Pagi hari, tepat sebelum taman dibuka. Setelah mengumumkan beberapa arahan kebijakan umum untuk tahun baru, Seiya memberikan penjelasan yang lebih terperinci pada berbagai kepala departemen tentang tujuan mereka selanjutnya. Lalu, ia pergi ke taman atap.
Latifah menunggu di sana seperti biasa.
Tidak… bukan “seperti biasa,” ia mengingatkan dirinya sendiri; baginya, ini akan menjadi pertemuan pertama mereka.
“Senang bertemu denganmu. Ah… Kanie Seiya-sama,” dia menyapanya canggung.
“Ya. Senang bertemu denganmu,” ucap Seiya, meskipun senyumannya tegang.
“Aku sudah banyak mendengar tentangmu,” dia melanjutkan. “Aku diberitahu bahwa tahun lalu, kau menyelamatkan taman dari situasi yang sungguh menyedihkan.”
Dia tidak lagi mengingatnya, ia sadar dengan penyesalan. Beberapa minggu terakhir, dia yang memberitahuku tentang ramalannya dan menciumku, janji yang kubuat dengannya bertahun-tahun lalu… Semua sudah diatur ulang.
Sikapnya juga, meski tidak dingin, terlihat segan.
“Aku bukan penyelamat, tapi… Akan kulakukan yang kubisa,” ucap Seiya. “Kuharap aku bisa bekerja sama denganmu.” Perasaan sedih yang tak terlukiskan berbisik padanya.
“Ya, aku merasakan hal yang sama,” dia memberitahunya dengan senyuman sopan.
Setelah meninggalkan taman, Seiya menuju kantornya, di gedung urusan umum, ketika ia melihat keributan di kantor departemen PR. Itu adalah Isuzu, Moffle, Macaron, dan Tiramii, dan pembunuhan yang kelihatannya menggantung di udara.
“Apa yang terjadi di sini?” ia ingin tahu.
“Ahh… Kanie-kun,” Isuzu menyapanya. “Kami sudah mendiskusikan profil para pemeran untuk situs web resmi taman.”
“Dan..?” ucapnya, menuntut informasi lebih lanjut.
“Kami menemui berbagai masalah,” jelasnya. “Entri ‘makanan favorit’ Moffle, misalnya—ia tidak mau memasukkan apapun selain kroket.”
Moffle mendengus. “Yah, itu benar, fumo. Kroket adalah yang terbaik. Kesukaanku belakangan ini adalah camilan kroket yang dijual di sebuah tempat bernama ‘Saigo-tei’ di Komazawa dan Nakano.”
“Tapi kau adalah Peri Manisan, kan?” Isuzu menuntut. “Lagipula, sudah ada karakter maskot di manga terkenal yang menyukai kroket. Itu sudah ada.”
“Rrgh…” Moffle mengeluh. “Kalau begitu buat menjadi dorayaki, fumo.”
“Itu juga sudah ada,” dia menunjukkan. “Itu adalah makanan favorit dari karakter yang dikenal semua orang di Jepang.”
“Grrr…”
“Lalu ada Tiramii,” Isuzu berpindah. “Untuk ‘ketidaksukaan,’ kau mengisinya dengan ‘tikus.’ Itu tidak bisa diterima. Itu sangat terkenal sebagai ‘ketidaksukaan’ dari karakter yang kusebutkan sebelumnya.”
“T-Tapi aku benar-benar menyukai mereka, mii!” Tiramii memprotes. “Aku ada di pub hancur di Shimo-kitazawa ketika aku bertemu dengan tikus coklat sebesar kucing! Itu traumatis, mii!” Sekujur tubuh Tiramii melayang ketakutan. Moffle meliriknya, tapi ia mengabaikannya.
“Meski begitu, tikus bukan pilihan,” ucap Isuzu acuh tak acuh. “Itu sudah ada.”
“Ugh…”
“Juga, Macaron,” ucapnya, mendatangi korban terakhirnya. “Di bawah ‘keahlian khusus’ kau memasukkan ‘membangun Gunpla.’ Tapi, apa kau serius?”
Macaron menggembungkan pipinya karena kesal. “T-Tapi aku memang pandai dalam hal itu, ron! Aku bisa membangun Master Grade tanpa panduan! Aku bahkan punya tanda tangan Ebikawa Kanetake, ron!”
“Ada karakter lain yang terkenal karena membangun Gunpla,” Isuzu mengatakan padanya dengan tajam. “Kau tahu, Sersan anu. Itu sudah ada. Permintaan ditolak.”
“Oh, ayolah…”
Seiya, melihat secara pasif, berhasil memahami perkaranya. Tapi karena Isuzu tampaknya menanganinya dengan baik, ia mungkin bisa tidak ikut campur.
Saat itu juga, ketiga maskot bersatu dalam protes.
“Kau jahat, mii! Yang kaukatakan hanya ‘itu sudah ada, itu sudah ada!’”
“Ya! Hal-hal inilah yang membuat kami menjadi diri kami, fumo.”
“Kalau ada yang ‘sudah ada’ di sekitar sini, itu adalah senjatamu, ron!”
“Aku…” Isuzu tersentak karena tuduhannya.
“Itu benar, mii!” Tiramii menuduh dengan kasar. “Sebuah musket? Tolonglah! Yang benar saja!”
“Mofu,” Moffle setuju. “Itu muncul di tayangan ‘gadis penyihir’ baru-baru ini…”
“Ya, ya! Mahakarya itu!” Macaron antusias. “Aku punya seluruh serialnya dalam blu-ray, ron!”
Mereka berkata serentak, “Itu sudah ada!”
“…Ngh.” Isuzu menurunkan pandangannya, bahunya bergetar, tapi ketiganya meneruskan:
“Kami bertiga setidaknya bisa menyembunyikannya, fumo. Tapi musket, kau tahu…”
“Sebagai elemen visual utama? Cukup menyedihkan, ron…”
“Itu seperti seorang idol cantik yang gagal mencoba untuk mencapai kesuksesan dengan bercosplay sebagai seorang karakter yang dia hampir tidak tahu, mii.”
“Santai, Sento…” Seiya memperingatkan. “Kalian juga berhentilah.”
Tapi sudah terlambat bagi Seiya untuk menghentikannya. Air mata terbentuk di sudut matanya, Isuzu mengeluarkan senapan yang dibicarakan. “Kalau begitu akan kutunjukkan kekuatan dari senapan yang ‘sudah ada’ ini!” dia berteriak.
“Henti—” ia mulai memprotes. Dia menembak.
Macaron terkena peluru “rasa sakit dari menyandungkan jari kelingkingmu ke meja rias,” dan jatuh kesakitan ke lantai. Merasa ngeri, Moffle dan Tiramii mencoba melarikan diri, tapi Isuzu terus menembak tanpa henti. Tricen, yang baru saja lewat, terkena tembakan liar. Tiramii menggunakan Seiya sebagai tameng, tapi Isuzu terus menembak…
Mungkin aku seharusnya berhenti saja setelah dua minggu… pikir Seiya pada dirinya sendiri dalam kegusaran. Setahun penuh dengan orang-orang ini? Itu konyol!
Seiya meniarapkan dirinya ke lantai, saat kantor berubah menjadi zona perang, telah menyesali apa yang sudah diambilnya.
-End-
sudah tamat?
Lanjut anime volume 4
Lanjut Anime vol brp ?
Bisa download novel gk?
Lanjut anime volume 4
Ane cmn bsa ngomong di sni ,moga di grup fb pada ngarep LN Tate No Yusha jg 🙂
ga liat di fanspage ya gan mtl selanjutnya tate no yusha
Minta black bullet sama rokudenasi akashic records
Bsa donk selanjutnya LN tate no yusha 🙂
masih di pantau komen di sini dan fanspage