Afterword
Semua ini dimulai sedikit lebih dari lima tahun yang lalu.
Aku tidak pernah punya keterikatan tertentu pada taman hiburan, tapi aku pergi ke sebuah taman bermain terkenal sebagai bagian dari tamasya sosial. Ketika aku sedang melihat sebuah keluarga bermain-main dengan para maskot, sebuah ide menghantamku: Bukankah lucu kalau karakter bebek itu membenci anak-anak? Bagaimana kalau mereka sungguh membenci anak-anak, tapi karena ini pekerjaan mereka, mereka hanya harus menghabiskan hari dengan tersenyum lebar dan menahannya? Lalu, di akhir shift mereka, mereka pergi bersantai di pub setempat atau sesuatu…
Saat ide itu memasuki pikiranku, aku mulai merasakan aktivitas yang aneh untuk karakter bebek itu. Bahkan ketika aku hanya melihatnya sekilas di iklan TV, kupikir “Ah, aku bertaruh ia juga mengalami masa sulit.”
Untuk seorang pria dewasa sepertiku, yang lebih menyukai hiburan yang lebih tidak wajar, sebuah taman bermain ramah keluarga bisa terlihat sangat membosankan. Itu selalu ketika aku mendapat ide-ideku yang paling kejam. Mengingat kembali, aku dulu berfantasi tentang hal-hal seperti “Bagaimana kalau seorang teroris tiba-tiba mengambil alih sekolah?!” sebagai metode untuk melarikan diri dari kenyataan. Tapi ada ide-ide bagus yang mengintai dari pelarian itu.
Ide “seorang maskot yang membenci anak-anak” tinggal di dalam pikiranku untuk waktu yang lama. Brengsek yang tidak puas dengan kehidupan sehari-harinya, bekerja dalam keadaan takut setiap hari, mencela para pelanggan di belakang panggung sepanjang waktu… Aku belum memasukkan maskot pembenci anak-anak seperti itu di Amagi Brilliant Park, tapi ide itu berkembang menjadi gambaran taman hiburan jelek selama bertahun-tahun.
Sudah 18 tahun sejak aku pertama kali menjadi seorang penulis, dan saat kau sudah bekerja di dunia hiburan selama diriku, kau bisa memikirkan banyak hal. Ada hal-hal yang kukeluhkan, dan hal-hal yang membuatku bahagia. Aku paham derita orang-orang yang tidak menjual, dan aku paham kesukaran orang-orang yang menjual. Kupikir itu mungkin sama di bisnis apapun. Maskot-maskot yang kita lihat bermain bahagia dengan anak-anak setiap hari mungkin punya keluhan dan hadiah mereka sendiri, kan?
Dari perasaan itulah seri ini berkembang.
Memikirkan kembali karierku sampai saat ini, aku selalu berpikir bahwa yang terbaik adalah menulis epos militer agung dengan banyak aksi gila. Tapi aku sadar aku masih bisa menulis cerita-cerita itu ketika aku lebih tua, jadi mungkin aku harus mencoba ini selagi aku masih bisa. Begitulah awalnya. Ada banyak percobaan dan kesalahan yang terlibat, tapi kupikir aku berhasil? (Aku masih sedikit takut, sejujurnya.)
Volume pertama ini adalah cerita panjang dengan jam yang terus berdetak, tapi kupikir volume kedua akan lebih banyak tentang keugal-ugalan gila yang para pegawai taman jelek ini lakukan hari demi hari.
Mereka akan menjadi sedikit kurang berat, sedikit lebih seperti cerita aneh tentang pekerjaan paruh waktu seseorang.
…Setelah aku selesai menulisnya, aku menyadari hal yang paling dekat dengan yang kutulis ini adalah antologi Horai Gakuen yang kutulis sebagai karya debutku. Kalau kau ingin menceritakan cerita aneh, kukira yang terbaik adalah melakukannya dengan karakter laki-laki.
Ketika aku mulai menulis ceritaku, aku melakukan wawancara dengan orang-orang yang terlibat di taman bermain teratas tertentu. Aku mendengar banyak kisah yang tidak umum, jadi aku tidak bisa mengungkapkan satu pun nama di sini, tapi itu sangat mendidik. Terima kasih banyak.
Ini juga hanya volume pertama, jadi aku tidak punya waktu untuk memakai semua yang kupelajari, tapi aku yakin itu akan memberi hasil suatu hari nanti.
Di dalam volume, Moffle dan yang lainnya banyak mengkritisi taman kelas atas tertentu, tapi tetap ingat bahwa itu hanya ucapan ceroboh dari orang yang tidak tahu apa yang dialami para pekerja taman kelas atas. Aku juga ingin menggambarkan konflik itu pada suatu titik.
Aku juga mengangkat desain protagonis sekunder Moffle dari Bonta-kun, maskot dari serial Full Metal Panic!-ku sendiri. Aku tidak bisa lolos dari menggambarkannya sebagai Bonta-kun. Aku sangat berterimakasih pada Shiki Douji-san karena setuju untuk membiarkanku memakai desain Bonta-kun yang asli di buku yang benar-benar berbeda.
Dan tentu saja, aku sangat berterimakasih pada Nakajima Yuka-san untuk menangani ilustrasinya kali ini. Itu adalah pekerjaan yang sangat sulit, tapi terima kasih telah membuat karakter yang menarik. Jadwal untuk volume selanjutnya keras, tapi aku akan melakukan yang terbaik!
Terakhir, kepada Morii-kun dari Fujimi Shobo dan manajerku Narukawa-san, terima kasih banyak. Aku minta maaf segalanya terlambat sepanjang waktu (berkeringat). Aku akan mencoba untuk melakukan lebih baik lain kali.
Yah, kuharap kita akan segera bertemu lagi.
Sampai jumpa nanti!
Shouji Gatou
Januari 2013