Bab 342
Bab 342: Bab Putri Kaisar. 342
Semua bangsawan yang tidak tahan dengan tirani Kaisar Carl semua berdiri dalam kerusuhan. Kerusuhan berakhir dengan sukses ketika Ivan memenggal kepala Kaisar Carl. Kaisar Ivan telah menjadi kaisar kedua puluh di Agrigent dengan persetujuan semua orang.
Semua orang senang, tapi hanya satu orang yang bahagia sama sekali.
Dan itu adalah ayah Caitel, Kaisar Ivan, sendiri yang menjadi kaisar.
Kakaknya telah membunuh kakak tertuanya yang tercinta. Dia harus membunuhnya dengan tangannya sendiri. Bukan karena Caitel tidak mengerti bagaimana perasaannya, tapi itu tidak berarti dia dimaafkan atas semua yang dia lakukan setelah itu.
Penguasa boneka.
Otoritasnya tidak diambil oleh orang lain. Dia melepaskan kekuasaannya atas urusan politik. Itu adalah cerita yang diakui Caitel sendiri.
Seorang raja yang tidak melakukan apa pun setelah naik takhta… lebih mengerikan dari yang diharapkan.
Dia duduk di singgasananya dan mencibir atas kata-kata manis rakyatnya, tapi tetap saja, dia membiarkan mereka melakukan itu. Dia akan melihat rakyatnya bernafsu pada kekuasaan seperti semut yang mengerumuni gula. Begitulah semuanya jatuh ke dalam kekacauan.
Itu menjijikkan. Jika tidak menjijikkan, lalu apa ya?
Koloni semut raksasa. Itulah yang dia lihat saat dia besar di istana Agirgentom. Neraka di mana serangga menjijikkan memenuhi setiap celah. Pria yang kehilangan kesucian dan kesetiaan mereka terjalin, dan ‘permainan cinta’ yang membosankan terjadi di siang hari bolong. Kalau tidak, itu hanya permainan catur manusia yang sakit. Itu adalah neraka yang mengembara pikiran untuk menggunakan satu sama lain entah bagaimana.
Itu tidak mungkin bagus. Itu tidak mungkin benar.
Tidak mungkin rasa hormat bisa diciptakan untuk ayahnya, yang membuat keributan seperti itu. Dia adalah pria yang belum pernah bertemu muka sampai Caitel berusia 13 tahun.
Dia bisa lolos dari neraka itu jika dia punya keinginan untuk melakukannya. Namun, dia memilih untuk tidak melakukan apapun. Tidak mungkin rasa hormat tetap ada untuk orang yang tidak kompeten seperti itu.
Kecuali itu semacam kesedihan.
Orang mungkin bertanya-tanya mengapa ibu anak itu jatuh cinta pada pria yang tidak berharga. Caitel terlalu pelit untuk cintanya.
Dia baru saja mengulurkan tangannya.
Putri Caitel masih tertidur lelap, menghadapnya.
Ujung jarinya menyentuh pipi lembutnya. Anak itu mengerutkan kening seolah dia sadar ada seseorang yang menyentuhnya. Wajah cemberutnya juga lucu.