Dragoon Chapter 10 Bahasa Indonesia
Akademi menjadi sibuk ketika memasuki semeter ketiga. Inilah saatnya kelulusan dengan masa depan membentang… sementara bagi siswa yang lain adalah saatnya serius mempersiapkan turnamen antar kelas.
“Baiklah, Rudel-kun dan Izumi-san, selanjutnya… “
Sama juga dengan kelasnya Rudel. Mereka dengan nilai bagus, ataupun yang dipandang kompeten oleh para guru akan ditunjuk untuk mewakili kelas. Memang boleh untuk menolak, tapi jarang ada. Berpartisipasi sebagai perwakilan kelas umumnya dipandang sebagai sebuah kehormatan.
Sebuah kehormatan bagi para bangsawan, dan sebuah kesempatan bagi murid dari kalangan rakyat umum untuk mendapatkan ketenaran.
Kelas pun berakhir, dan sudah diputuskan bahwa Rudel yang akan diikutkan. Sekarang, ia sedang membaca buku di kelas tambahan siang. Karena ia harus mengembalikan buku tersebut ke perpustakaan hari ini, ia berencana membacanya dan mengembalikannya sebelum kembali ke asrama.
Rudel mengalami hidup yang memuaskan di akademi. Sejak pagi-pagi benar, dalam keadaan acak-acakan tanpa sempat menata rambutnya, Basyle akan mengajarinya praktik dasar penggunaan sihir, dan mereka yang disekitarnya mulai mengajak ngobrol dirinya tanpa henti-hentinya.
Di sisi Rudel, Izumi juga membaca buku di kelas. Sepanjang semester ketiga, ia terus-terusan nempel di samping Rudel. Tapi alih-alih membaca buku… Ia memandangi Rudel.
Dari mata seorang Izumi, Rudel orangnya aneh, tapi menonjol sekali. Ia menyatakan ia ingin menjadi dragoon terkuat di negeri, dan usaha kerasnya sungguh patut dicontoh. Terlebih lagi, hidup di sekolahnya diselamatkan oleh Rudel sejak hari pertama. Izumi menganggap Rudel lebih daripada sekadar teman baik.
… Bukan berarti Rudel menyadarinya.
Rudel selesai membaca bukunya, meletakkannya di atas meja. Ketika ia melakukannya, ia membuka percakapan dengan Izumi.
“Turnamen antar kelas… Pertandingan pertama kita dengan kelasnya Aleist, kan?”
Ketika Rudel tiba-tiba mengangkat pembicaraan, Izumi merasa gugup.
“Y-ya… Apakah kamu merasa gelisah?”
“Gelisah? Tidak, bahkan jika mungkin, aku ingin melawan Aleist. Melihat betapa aku berkembang, apa kekuranganku… jika aku melawan Aleist – terkuat di angkatan kita – mungkin aku akan mengerti. Dan … jika aku melakukannya, aku pasti akan menang.”
Bagi Rudel, kekalahan tidak ada artinya. Ia dapat terus bangkit berdiri lagi. Tapi lebih tidak berarti daripada itu adalah kemenangan tanpa keuntungan apa pun.
Daripada melawan lawan yang lemah dan menang, bertarung melawan seseorang yang kuat dan kalah lebih berarti bagi Rudel saat ini. Sekarang ini, ia berada dalam lingkungan untuk belajar, dan kali ini dalam bentuk pertandingan…
“Kamu selalu optimis, Rudel… aku jadi iri.”
Ketika Izumi menundukkan kepala, Rudel mencoba bertanya apa yang ada di pikiran Izumi selama ini.
“Apa yang kamu pikirin, Izumi? Kamu datang jauh-jauh ke akademi pasti karena ada satu cita-cita, kan?”
Izumi mulai bercerita, dengan sedikit malu. Mimpi Izumi adalah meraih status ksatria di Courtois… Dan bukan hanya status ksatria biasa. Di atas ksatria standard, ia ngin menjadi ksatria elit yang di Courtois disebut-sebut sebagai ksatria agung… itu sungguh beban yang beban di beban orang asing seperti Izumi, tapi meski demikian, ia dikirim untuk membantu saudaranya, dan seluruh keluarganya yang akan mengikutinya.
Ksatria agung bukanlah posisi untuk satu generasi saja. Di Courtois yang menghargai penobatan keluarga baru, dinobatkan sebagai ksatria agung sama artinya meraih status bangsawan. Tapi seperti yang dapat kita duga, ujian dan standard yang diberikan sangatlah tinggi.
“Mengapa kamu ingin status ksatria di Courtois? Bukankah keluargamu adalah keluarga ksatria di bangsamu sendiri?”
Rudel tidaklah terlalu paham soal urusan luar negeri. Paling tidak, ia paham relasi diplomatis. Ia tidak mampu memahami mengapa Izumi ingin menjadi seorang ksatria di Courtois.
“… Kami kalah kudeta. Klanku tidak lagi dilibatkan soal urusan politik. Dan penganiayaan yang kami alami bisa saja menjadi lebih buruk… Singkatnya, kami ingin bermigrasi. Tapi meski demikian, klanku memiliki garis keturunan orang-orang militer. Jika kami mampu meraih gelar ksatria agung, gelar itu tidak hanya akan jadi gelar ksatria agung untuk sementara saja, tapi seluruh klan kami akan diakui sebagai keluarga ksatria.”
Perbedaan antara dragoon dan ksatria agung; meski ksatria agung tidak mengendarai naga di garda depan, mereka memegang peran di garis pertahanan, tameng yang akan melindungi tokoh-tokoh penting negara. Jika dragoon adalah ujung tombak, ksatria agung juga salah satu bagian penting dari Courtois.
“Mereka akan memintamu untuk meninggalkan negerimu, dan bersumpah akan mengabdi kepada Courtois. Kamu akan diasingkan dari negeri kelahiranmu… Apakah klanmu memiliki niat sampai segituny?”
“Kamu bertanya hal yang kasar… ya, itu niat kami. Itulah mengapa aku akan menjadi ksatria agung. Jika aku nantinya menjadi ksatria agung dan meraih gelar kebangsawanan, aku bisa saja menjadi masalah bagi keluarga Arses.”
Rudel berpikir bahwa masalah itu hanyalah soal relasi fraksional yang sederhana. Mengabdi kepada kelas bangsawan yang lebih tinggi adalah hal alamiah bagi keluarga bangsawan yang lebih muda. Bahkan jika keluargamu adalah keluarga ideal, tidak peduli seberapa berbakatnya keluargamu, kamu tidak akan dapat bertahan bila kamu bermusuhan dengan keluarga bangsawan yang lebih besar.
“Baiklah, aku akan mendukungmu, dan aku akan mendukung klanmu. Tapi itu adalah pandangan pribadiku… Jika kamu mengabdi di bawah payungan keluarga lain, maka kamu lebih baik menjauh dari keluarga Arses. Kamu hanya akan menodai statusmu yang sudah susah-susah kamu perjuangkan.”
Sekarang diliran Rudel yang menundukkan kepalanya. Keluarga bangsawan yang bekerja sama dengan keluarga Arses meninggalkan keluarga Arses satu demi satu. Urusan internalnya benar-benar kacau, dan perlu waktu yang sangat lama untuk membangunnya kembali. Keluarga bangsawan yang jatuh… itulah keluarga Arses.
“Bukankah kamu kepala keluarga berikutnya? Maka kamu nanti… “
“Selama dia hidup, ayahku tidak akan pernah menyerahkan statusnya kepadaku. Aku yakin ia masih akan hidup selama beberapa dekade ke depan… aku memang merasa kasihan kepada rakyatku, tapi itulah alasan lainnya aku ingin menjadi dragoon. Kau lihat, Izumi, seperti itulah diriku. Suatu hari, aku akan menjadi tuan tanah dan mengurusi urusan internal… tapi aku tidak tahu apakah aku akan bisa memperbaiki wilayah Arses di sepanjang hidupku ini.”
Rudel paham akan keegoisannya. Ia meninggalkan kesusahan rakyatnya untuk menjadi seorang dragoon. Namun meski demikian, ia ingin menjadi seorang dragoon.
“…”
“Kamu harus pergi mencari bantuan dari seorang bangsawan selagi kamu bisa. Untungnya, masih ada dua anak sulung dari Tiga Penguasa di sini, dan ada beberapa orang dari keluarga Marquis yang sekolah di sini.”
“… Ya. Mungkin kamu benar.”
Seiring memerahnya pandangan di ruang kelas di bawah matahari yang mulai tenggelam, keduanya berdiri dan kembali ke kamar asramanya masing-masing. Izumi merasa sedih. Jika ia bertanya kepada Rudel apakah ia memilih untuk menjadi seorang dragoon, atau mengambil dirinya, maka pastilah ia akan tanpa ragu memilih menjadi seorang dragoon. Itu sudah sangat pasti…
Dan karena ia mengerti betapa seriusnya seorang Rudel… ia akan berjuang sebaik-baiknya. Ia memperbaharui niatnya.
~~~***~~~
Karakter bernama Izumi di dalam catatan rahasia Aleist bernama Yamamoto Nadeshico, dan seorang gadis muda di ujung tanduk klannya. Dalam event percintaannya, ada sebuah pilihan penting di mana memberitahunya bahwa ia tidak harus terkurung oleh klannya adalah kuncinya.
Izumi ‘tidak mampu menjadi ksatria agung’, dan dengan keputusan klannya, ia menjadi tuan putri salah satu bangsawan kelas tinggi, hanya untuk direbut dan diselamatkan oleh si protagonis. Melihat informasi itu, Aleist tiduran di dalam kamarnya sambil berbicara sendiri.
“Kita hampir sampai di event turnamen, dan event Izumi akan segera dimulai… tapi sejujurnya, Vargas adalah karakter yang meragukan. Aku tidak secara khusus tertarik untuk memulai eventnya, tapi aku rasa gak penting juga.”
Aleist tidak merasa tertaik akan Vargas si anak kampung. Vargas, adalah karakter seorang kakak… Tapi Aleist berencana untuk mengisi kelompoknya dengan para perempuan. Rasa-rasanya sungguh bodoh bila buang-buang waktu untuk mengurusi Vargas.
Begitu pikirnya.
Ngomong-ngomong, pasangan Izumi adalah Rudel dari Keluarga Arses. Mungkin, keduanya memang dipersatukan oleh takdir yang aneh.
Kunjungi web kami yaitu meionovel.id