Dragoon Chapter 13 Bahasa Indonesia
Izumi dan Basyle segera berlari menuju Rudel yang terkapar. Dengan penuh air mata, mereka memastikan keselamatannya. Wasit menyatakan Aleist sebagai pemenang. Namun Rudel masih berusaha untuk bangkit.
“Masih belum, aku masih belum kalah. Aku masih bisa berdiri!”
“Rudel… cukup. Tidakkah kamu sudah bilang kamu tidak akan menyesal meski kamu kalah!?”
“Aku tidak ingin menyesalinya! Makanya… Aku… masih bisa…”
Melihat percakapan mereka, Aleist tersenyum. Hampir tiba saatnya event Izumi. Di sini, Rudel akan meminta Izumi untuk menebasnya… Aleist. Ia akan mengancam Izumi dengan kedudukan keluarganya.
(Dan di sinilah, aku akan berkata… apa itu keluarga!? Lakukan saja apa yang kamu yakini! Aku akan mengatakannya kepada Izumi. Inilah saatnya untuk membebaskan Izumi, yang diperintah oleh keluarganya untuk mendekati Rudel!!)
Namun Izumi tidak akan berpisah dari Rudel, dan Rudel tidak akan pernah menyuruhnya melakukan hal demikian. Terlebih lagi…
“Kamu sedang tidak tenang, tuan Rudel. Kamu sudah kalah… kalau kamu memaksa justru akan membuat malu.”
“… Oh… ya… memalukan ya… baiklah. Hal itu akan membuat marah lawanku… aku akui… aku kalah…”
Aleist tidak mampu memahami situasi. Namun rudel sempat tersenyum kecil sebelum pingsan. Kru kesehatan segera menandunya… dan event Izumi tidak pernah akan terjadi.
~~~***~~~
Turnamen tahun pertama berakhir dengan kelas Aleist sebagai juara umum. Kelas Eunius dan Luecke bertemu di semi final… pertandingan mereka berakhir seri, atau lebih tepatnya, wasit memutuskan tidak ada yang mampu melanjutkan pertandingan. Kedua kubu sama-sama bagusnya bertahan untuk sekian lamanya…
Cidera Rudel perlu waktu 2 minggu untuk benar-benar pulih… ia dibawa langsung menuju klinik, dan menghabiskan waktunya dirawat oleh Izumi dan Basyle… enaknya!
Dengan absennya Rudel, tahun kedua Rudel pun dimulai.
~~~***~~~
“Chlust? Ya, dia itu adikku… ada masalah dengan dia?”
Di tahun kedua kelas dasar, anggota kelas masih belum diacak ulang. Sejak tahun ketiga, hanya ada pelajaran pilihan, jadi kelas sendiri tidak ada. Jadi secara normal, Izumi tetap di kelasnya Rudel.
“Nggak… gimana ya jelasinnya ya, gini, kamu mengeluarkan nuansa yang beda. Kalau orang pada bilang kamu itu ternyata berbakat, dengar-dengar adikmu itu sangat ke-bangsawan-an.”
Sangat ‘ke-bangsawan-an’, ada ironi di situ, Tapi Rudel tahu dari mana ia dapat istilah itu. Adiknya disayangi dan dihargai oleh orang tuanya. Jadi Chlust menjadi sangat kebangsawanan seperti orang tuanya… normalnya, seorang bangsawan yang buruk.
“Jadi aku ini nggak ada bangsawan-bangsawannya? Baiklah, gak apa-apa, tapi apa emang adikku sebegitu terkenalnya?”
“Nilainya sempurna, dan statusnya sebagai yang tertinggi kedua di kelasnya… tapi yang pertama adalah tuan puteri kedua.”
Rudel tidak terlalu paham soal tuan puteri kedua, Fina. Itu karena ia tidak pernah bergaul dengan para bangsawan, tapi lebih dari itu, ia sendiri tidak terlalu tertarik.
“Seperti apa anaknya?”
“… nah itu dia, agak sulit jelasinnya. Kalau dibilang imut, dia imut sih, kalau dibilang cantik, dia emang cantik… kayaknya adikmu itu tergila-gila deh dengan puteri Fina. Dia punya rambut pirang dan mata biru, seperti orang Courtois kebanyakan, dan seingatku… ia sering disebut ‘puteri boneka’.”
Benar, tidak seperti Rudel, Chlust sudah membuat debutnya di dunia sosialita. Sesuai dengan status keluarganya, dia sudah beberapa kali berbincang-bincang dengan para puteri. Lebih penting lagi, ‘puteri boneka’… apakah itu semacam pujian? Itulah yang menarik bagi Rudel.
“Chlust memang punya kesempatan… tapi aku rasa bakal sulit.”
Rudel tidak percaya kalau Chlust akan bisa menikahi tuan puteri kedua. Keluarga yang jatuh terpuruk, tuan puteri yang berharga nian… terlebih lagi, dengan Chlust sebagai anak kedua, itu lebih tidak mungkin lagi. Tidak peduli seberapa berbakatnya Chlust, itu semua tidak akan mungkin kecuali kalau dialah yang nantinya mewarisi keluarga Arses…
“Jadi kamu nggak tertarik? Syukurlah kamu tetap sama aja orangnya. Jadi apa targetmu tahun ini, Rudel?”
Semangat Izumi bangkit lagi ketika ia bertanya kepada Rudel apa target Rudel di semester ini. Tujuan akhir Rudel tidaklah berubah, jadi…
“Aku ingin terus menambah pengalaman dalam bertanding, dan seperti yang aku omongin tahun lalu, kita bakal jadi yang pertama mencapai garis finish. Dan juga… aku ingin bertarung dengan orang-orang kuat di dalam turnamen, mungkin?”
Setelah kalah dari Aleist, Rudel memikirkan lagi soal gaya bertarungnya. Dia pernah mempertimbangkan soal pedang sihirnya Aleist, tapi… alih-alih soal mungkin tidaknya, ia berpikir apakah akan cocok dengan dirinya, lalu ia menyerah.
Peran utama seorang Dragoon adalah mengkompensasi titik buta tank terbang berkekuatan tinggi bernama naga. Artinya adalah melindungi punggungnya. Tertulis di dalam buku bahwa pedang sihir tidaklah cocok bagi Dragoon. Alasannya adalah daripada terus mengayun-ayunkan pedang di punggung naga, fokus pada serangan jangka menengah dan panjang secara bertubi-tubi itu lebih penting.
“Begitukah? Kamu bakal bikin cewek-cewek sedih.”
Izumi dengan nakal menyenggol Rudel dengan sikunya. Rudel punya nilai tinggi, dan dia berasal dari keluarga Tiga Penguasa… tidak mungkin kalau dia tidak terkenal.
“Itu pertanyaan yang amat sangat sulit. Aku sudah coba mikirin macarin banyak cewek kayak ayahku dulu…”
“Iya kah~!?”
Mata Izumi berubah menjadi lebih serius dari biasanya, intonasi suaranya naik. Bahkan seorang Rudel pun bisa merasakan kalau Izumi marah.
“Akhirnya aku sadar kalau itu nggak mungkin. Aku nggak punya waktu, dan aku nggak tahu bakal ngapain… dan sulit mikirin punya banyak pacar sekaligus.”
“B-bener itu… agak aneh sih, kalau itu kamu, aku nggak kebayang kalau… bentar! Bukannya kamu harus ngomong soal perasaan? Apa kamu seneng sama mereka apa nggak?”
Rudel memang punya seleranya sendiri. Tapi…
“Dengan statusku, aku nggak punya kebebasan buat nentuin sendiri seneng nggak seneng. Sudah normal buat aku menikah sama siapapun yang ditentuin ortuku, dan kalau aku punya orang yang aku cintai, maka aku akan membuat mereka seorang nyonya… itu bukanlah posisi yang dipandang tinggi.”
Apakah kamu sungguh akan membuat orang yang kamu cintai seorang yang terpinggirkan secara sosial? Itulah yang ia maksud. Negara Courtois memiliki prasangka buruk terhadap perempuan yang berposisi sebagai kekasih ataupun nyonya. Jadi tidak menikahi orang yang kamu cintai adalah hal yang umum dilakukan para bangsawan Courtois.
“Kamu benar… aku minta maaf.”
“Nggak usah kamu pikirin. Selama aku sayang sama orang yang ortuku pilih, nggak akan ada masalah… kalau itu mungkin sih.”
Dengan nada bercanda, Rudel menjelaskan kepada Izumi. Namun bagaimanapun juga, meski Rudel memiliki ketertarikan akan tubuh wanita, ia tidak punya kenangan akan pengalaman jatuh cinta. Lebih tepatnya… ia belum pernah merasa dicintai.
Itu adalah sesuatu yang sangat tidak alami, dan seolah-olah seperti dibuat-buat.
~~~***~~~
Sejak ia masuk ke akademi, Chlust merasa terganggu dengan kakaknya, Rudel. Rudel, sebagai kakak yang menunjukkan kelakuan bermasalah, para guru dibuat kelelahan olehnya. Lebih dari itu, masalahnya ada pada nilainya… Rudel bahkan lebih hebat darinya dalam segala bidang. Namun nilainya dalam event tidak pernah tinggi.
Dengan berbagai isu buruk, bisa disimpulkan bahwa dia, ‘membeli nilainya dengan uang’. Chlust sendiri percaya akan rumor itu, dan ia berpikir ia tidak ada hubungannya dengan kakaknya. Tapi jika seorang kakak melakukannya, dan kamu berusaha meyakinkan bahwa adiknya tidak… sudah secara manusiawi untuk meyakini bahwa si adik juga membeli nilainya.
Karena itulah, Chlust berpikir bahwa dirinya tidak mendapat penilaian yang semestinya. Ia mulai membenci kakaknya bahkan lebih daripada ketika masih di rumah… dan itu akan menjadi suatu masalah lain bagi Rudel.
Karena kelakuan di sekitar Chlust itulah reputasi buruk Rudel akan semakin bertambah. Seperti yang telah diajarkan kepadanya di dalam keluarga Arses, Chlust memandang rendah rakyat umum dan demi-human (setengah manusia). Dan karena sejak awal ia memang sudah membenci Rudel, pemikiran itu hanya membuat kebenciannya semakin kuat.
Bersamaan dengan mereka yang tertarik kepadanya karena statusnya, ia mulai menjadi liar di dalam akademi.
‘dan aslinya, seperti inilah Rudel seharusnya.’
~~~***~~~
Di tahun kedua, jika saja Rudel tidak berkeinginan menjadi seorang Dragoon, ia akan menjadi manusia yang paling buruk. Tidak pernah mengikuti pelajaran, ia akan membuat masalah terhadap semua orang di sekitarnya. Selalu akan ada perempuan di kamarnya karena uangnya… Ia akan mengajak murid-murid yang nakal dan membuat keonaran di seluruh akademi.
Terlebih lagi, pada kekalahan dirinya dengan si protagonis di dalam turnamen, ia akan memerintahkan Izumi untuk melawan si protagonis dalam pembalasan dendam, dan penolakan Izumi akan menjadi sebuah pemantik… Rudel adalah sampah. Dan ia menjadi pemantik akan banyaknya event.
Fina, Si ‘Puteri Boneka’, menantangnya atas kelakuannya… dalam amarah, ia menampar tuan puteri. Hasilnya, Rudel diperlakukan sebagai aib akademi, ia dipindahkan dari kurikulum 5 tahun menjadi 2 tahun, dan ia diam-diam meninggalkan keluarganya.
Demi menyelamatkan mukanya, ia diizinkan untuk menjadi seorang ksatria. Setelah lama menghilang, penampilan berikutnya adalah dalam kisah perang, dan itulah yang terjadi bagi seorang Rudel.
Kunjungi web kami yaitu meionovel.id