Dragoon Chapter 15 Bahasa Indonesia
Rudel dan Izumi dikepung di atap sekolah. Mereka dikepung oleh pengikut Chlust, adikny Rudel, dan mereka semua adalah adik kelas mereka… siswa baru yang baru saja masuk dan belajar teknik dasar. Berapa sajakah di antara mereka yang mampu bertarung…
“Rudel… ini semua salahmu rencanaku jadi berantakan. Waktu aku nggak bisa mewarisi tahta keluarga, tuan puteri adalah harapan terakhirku! Dan kamu… !”
Rudel tidak mampu memahami perasaan Chlust. Bagi Rudel, mewarisi tahta keluarganya tidak menarik baginya. Ia hanya ingin menjadi seorang Dragoon… seorang ksatria naga. Yang lain tidak penting baginya.
“Menjadi ahli waris adalah hak anak sulung. Tapi aku akui aku nggak layak… kamu bisa jadi ahli waris kalau kamu mau.”
“Jangan ngaco! Wilayah itu nggak pantas buat aku! Ada gelar dan kehormatan yang lebih cocok buat aku… aku bahkan bisa jadi raja!”
Mendengarnya, Rudel hanya mampu menghela nafas. Kalaupun Chlust bisa menarik hati tuan puteri kedua dan mampu menikahinya, ia tetap tidak bisa menjadi raja. Keluarga para bangsawan agung berasal dari garis keluarga kerajaan… jika terjadi apa-apa, mungkin saja mereka yang menjadi raja. Bahkan meski demikian… Rudel tidak berpikir bahwa Chlust layak untuk ukuran keluarga kerajaan.
“Chlust… kenapa kamu nggak berhenti bermimpi dan lihat kenyataan sana? Dalam keadaan normal, kamu bisa saja minta ayahmu sebidang tanah, atau menikah untuk menguasai wilayah keluarga lain. Melatih dirimu akan membantumu dalam meraih masa depanmu…”
Apa yang Rudel katakan persis dengan apa yang ingin Chlust katakan kepadanya selama ini. Bencin terhadap kakaknya, Chlust sangat yakin bahwa keadaannya saat ini berasal dari penilaian yang tidak adil akan kekurangan kakaknya.
“Ini semua karena dirimu… seorang bedebah yang memiliki mimpi tak kesampaian untuk menjadi dragoon!!! Cukup… tangkap dia!”
Para pengikutnya mengejar mereka sesuai perintah Chlust… pada saat itu, Rudel membuat sebuah kesimpulan. Mengajak Chlust bicara sudah tidak ada gunanya, dan dia tidak dapat membuat masalah di sini saat ini… maka satu-satunya cara adalah lari…
“R-Rudel, apa yang kamu… !”
ketika Izumi mengambil ancang-ancang untuk berlari, Rudel mengangkatnya dan melompat terjun dari atap.
“A-apakah dia bodoh!?”
Mendengarnya dari para pengikut, Rudel terjun dari atap sekolah dan mendarat dengan selamat… ia segera lari dan menghilang. Pergi dan kamu menang! Begitu pikir Rudel sembari berlari dengan kecepatan penuh, meninggalkan Chlust yang bengong. Dan salah satu dari pengikutnya…
“D-dia kabur. Dia memang pengecut, tuan Chlust.”
Kepada pengikutnya yang bicara demikian dengan senyum kecil, Chlust juga mengejek Rudel yang kabur.
“Nggak kompeten… jangan pikir kamu bisa kabur selamanya.”
Tapi Rudel tidak hanya sekadar kabur. Dia telah melaporkan masalah itu kepada para guru, sebagai sebuah kewajibannya sebagai seorang murid. Meskipun bila dalam kasus murid umum yang dibuli oleh murid bangsawan, melakukan hal itu tidak akan berdampak apa-apa…
~~~***~~~
Keesekon harinya murid-murid yang kemarin, termasuk Chlust, menjalani masa hukumannya… membawa senjata di lingkungan kampus secara umum dilarang, dan terlebih lagi, jika mereka berusaha melakukan tindak kekerasan, itu adalah masalah besar. Dan parahnya, serangan mereka ditujukan pada pewaris bangsawan agung Rudel… akademi akan memberi hukuman tanpa rasa ragu.
Dan karena ini merupakan masalah internal keluarga Arses, hukumannya diperingan. Namun karena masalah ini, reputasi keluarga Arses semakin jatuh. Kedua-keduanya sekarang diperlakukan sebagai anak bermasalah.
“Chlust benar-benar melakukan tindakan bodoh.”
Rudel berbicara sambil melihat-melihat dokumen hukuman yang dipajang. Sekelompok murid lain melihatnya bersamanya.
(enak aja kamu ngomong gitu!)
Pikir mereka
“Apa emang nggak apa-apa? Dia itu adikmu, kan… walaupun itu masalah internal keluargamu, posisimu akan…”
Izumi sudah mendengar bagaimana Rudel dibenci orang tuanya dan para pelayan di kastilnya. Dia khawatir kejadian ini akan menurunkan posisi Rudel lebih jauh.
“Aku nggak apa-apa dengan ini semua… aku cuma berharap Chlust bisa nenangin diri. Bagiku, status sosialku nggak terlalu penting.”
“… kalau reputasimu terlalu buruk, bukankah itu bakal jadi masalah kalau kamu jadi dragoon? Gimana ya ngomonginnya ya… orang-orang bakal nilai mandang kamu orang bermasalah, atau keluargamu bakan menghalangi jalanmu…”
Mendengar perkataan Izumi, wajah Rudel seolah-olah menunjukkan bahwa hal itu sudah terjadi menimpa dirinya. Tentu saja, pasti akan ada orang yang menghalangi seorang anak bermasalah untuk menjadi seorang Dragoon. Dari keadaan keluarganya, sangat masuk akal mereka bakal menghalangi dirinya. Karena Chlust lebih dicintai oleh orang tuanya.
“Ini mengerikan!”
“Ya, benar… aku senang kamu akhirnya nyadar.”
~~~***~~~
Sebagai murid tahun kedua, Rudel dan yang lainnya memulai latihan yang keras dari kurikulum dasar. Di tahun pertama, mereka telah mempelajari ilmu-ilmu dasar, dan kini saatnya mempraktikkannya, Akademi adalah sebuah tempat untuk menghasilkan para perwira bagi Kerajaan Courtois. Para bangsawan muda akan diajari pengetahuan umum mengenai kerajaan, jadi jika sampai terjadi keadaan darurat, mereka tahu bagaimana caranya berkoordinasi dengan pasukan pribadi mereka. Atau setidaknya itulah tujuannya.
Bagi orang umum, mereka akan menjadi tentara, atau ksatria kelas tinggi… mereka juga dapat menjadi pegawai negeri sipil dengan harapan akan pangkat. Kenyataan bahwa orang dengan status sosial rendah dapat mendaftar terkait dengan kebijakan wajib militer di kerajaan Courtois dalam masa-masa genting. Sebuah akademi dengan sisi militer… itulah yang dimaksud.
Tempat ini memiliki suasana yang menegangkan, namun bagi si protagonis, Aleist, ini hanyalah sekadar ‘RPG bertema percintaan’. Dikelilingi dengan gadis-gadis cantik dan manis, si protagonis akan hidup dengan penuh kemanjaan ketika ia berhasil menyelamatkan negeri ini nantinya… itulah bentuk asli dunia ini/
Alasan mengapa dari tuan puteri hingga rakyat biasa mampu mendaftar hanyalah agar sang developer mampu mengikutsertakan beragam jenis karakter.
Ketika ia mengingatnya, Aleist berpikir akan situasi saat ini. Di dalam kamarnya, ia melihat catatan yang telah ia tulis ketika ia mencoret nama Izumi. Ini adalah sebuah permainan dengan tokoh yang sangat banyak. Tidak masalah kalau satu atau dua di antaranya tidak diikutkan… begitu pikir Aleist.
“Masalahnya adalah Rudel. Dia tidak menyentuh Fina sama sekali, dan yang membuat masalah malah adiknya, si Chlust. Aku perlu sesuatu yang bisa membuat Fina yang kalem menjadi ‘dere’… tapi jika itu tidak dapat terjadi, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi…”
Bahkan di idalam akademi, memang sulit untuk melakukan apapun terkait soal puteri Fina. Dia punya penjaga di antara teman-teman sekelasnya, dan para guru selalu mengawasi dia. Sangat sulit bagi laki-laki manapun untuk mendekat… Satu-satunya pengecualian adalah putra para bangsawan yang berstatus sosial tinggi. Tapi keluarga Aleist hanyalah keluarga kecil dengan sejarah yang pendek.
Dia tidak bisa mendekat. Dan pada waktu bersamaa, Aleist tidak paham apa yang Fina pikirkan. Dia memang tidak punya ekspresi, tapi ada banyak hal gila terjadi di dalam kepalanya.
“Kalau begini terus, bahkan jika sekarang sudah tahun kedua, aku nggak akan dapat teman satu pun… peperangan dimulai tepat setelah kelulusan, semuanya akan menjadi buruk kalau sampai aku nggak bisa memperkuat kelompokku selagi aku bisa!”
Aleist memikirkan dirinya sendiri. Peperangan yang dia omongkan adalah peperangan dengan negara saingan Courtois… Kekaisaran Gaia akan meluncurkan invasi. Kekaisaran Gaia tidak diberi banyak cerita penjelasan. Atau lebih tepatnya, tidak ada penjelasan lain yang diberikan kecuali bahwa Kekaisaran Gaia adalah musuh terakhir di dalam permainan.
Di tahun ketiga akademi, akan hanya ada sedikit pertanda, dan sebuah event percintaan dengan seorang tentara Gaia siap menanti si protagonis.
Namun Kekaisaran Gaia memang ada, dan bertetangga dengan Kerajaa Courtois.
“Kakak Millia, meskipun dia cantik… seingatku, dia adalah dragoon, jadi dia nggak terlalu berguna. Sayang, parasnya saja yang lulus… akan ada event dengannya tahun ini, haruskah aku berusaha mendapatkannya?”
Dengan standardnya Aleist, ‘dragoon tidak terlalu berguna’… ada alasan di balik itu. Ketika turun dari naganya, dan dipandang sebagai seorang ksatria, unit dragoon ahli dalam hal pemikiran dan sihir jarak jauh. Dengan bayangan Aleist, mereka lemah melawan orang yang ahli dalam pertarungan jarak pendek.
Sudah pasti, di dalam permainan, mereka menempati posisi yang aneh. Para dragoon membanggakan status yang tinggi… tapi mereka adalah kelas dengan kelemahan besar dengan tidak adanya skill bertarung dalam jarak dekat.
“Cattleya akan menjadi tunangannya Rudel, jadi akan ada banyak waktu sebelum kami bertemu…”
Cattleya Ninias… setelah Rudel dikeluarkan dari akademi, akan diputuskan bahwa dialah yang akan menikahi putra sulung keluarga Arses. Pertunangan mereka ditentukan pada saat Rudel membuat skandal dan dipulangkan ke rumah. Keluarga Arses menekan keluarga Ninias agar bisa mendapatkan Cattleya, seorang dragoon kepercayaan keluarga kerajaan.
Namun belum membuat masalah apa pun, dan dia belum dikeluarkan dari akademi. Namun meski demikian, event itu akan terjadi.
Kunjungi web kami yaitu meionovel.id