Dragoon Chapter 17 Bahasa Indonesia
Masa libur panjang telah usai, Rudel kembali ke akademi dengan berberat hati. Satu-satunya hal yang mengisi benaknya adalah kata-kata seorang dragoon untuk menyerah… Rudel semakin bertambah muram. Bukan di dalam kantin asrama putra, namun di dalam kantin sekolah yang tetap buka selama liburan, Rudel duduk dan merenung.
Orang-orang yang mengkhawatirkannya adalah Izumi dan Basyle. Izumi benar-benar khawatir… Basyle mendengar soal rencana pertunangan dan berpikir apakah ia harus mengambil kesempatan menjadi istri untuk mengamankan masa depannya. Dia memang penuh dengan maksud yang tidak murni…
Akan tetapi Rudel…
“Aahh, apakah kamu berpikir kak Cattleya dan kak Lilim membenciku?”
Alasan keraguannya terkesan melenceng jauh. Benar, seorang Rudel… dari sikap dan nada bicara Cattleya dan Lilim.
‘Menyingkir dariku!’
Ia yakin mereka berusaha mengatakannya. Dari mata seorang Rudel, itu semua seolah-olah setiap anggota dari grup idol favoritnya membenci dirinya…
“Setelah aku menjadi seorang dragoon, bagaimana aku bisa memandang mereka lagi? Apa yang harus aku katakan kepada mereka!?”
Izumi dan Basyle melihat Rudel dengan rasa khawatir…
~~~***~~~
Tanpa memperhatikan rasa khawatirnya, semester kedua pada akhirnya harus dimulai juga.
“Kita tidak boleh menunda-nunda rapat untuk event kali ini!”
Rapat kali ini yang bertujuan untuk mencapai tekad meraih peringkat pertama dibuka dengan penuh semangat. Dipimpin oleh Rudel sepulang sekolah.
“Seperti tahun lalu, semua kelompok mulai dari titik start yang sama, tapi jalurnya berbeda untuk tiap kelas. Dan murid tahun pertama juga ikut… kali ini, ada banyak anak berbakat di tahun pertama! Dan yang paling utama, kelas tuan puteri berisi para penjaga yang dilatih sejak usia dini untuk melindunginya! Aku harus ngomong kalau meraih juara pertama akan sulit kali ini.”
Dalam dokumen yang ia berikan untuk tiap orang, Rudel mencatat evaluasi menyeluruh yang telah Basyle kumpulkan tentang masing-masing kelas. Terutama, mana peralatan penting yang dibutuhkan selama di hutan, dan mana barang-barang yang tidak penting… semua ditulis secara terperinci.
“Dan yang perlu kita khawatirkan adalah kelasnya Aleist. Meski masih tahun pertama, mereka mampu meraih peringkat atas tahun lalu… mempertimbangkan itu semua, jarak-jarak rata-rata tiap harinya yang harus kita tempuh perharinya adalah…”
Selama penjelasan berlanjut, semuanya mendengar dengan serius. Semua ingin mencuci bersih semua rasa malu yang mereka alami tahun lalu… itu mempersatukan mereka. Melihatnya, Rudel berterima kasih atas provokasi dari kelas Aleist. Memiliki lawan untuk dikalahkan membuat sebuah target yang luar biasa.
Menurunkan barang bawaan mereka, mengumpulkan peralatan yang belum pernah mereka tata tahun lalu, dan memastikan jalur dengan semua orang… Dengan pasti persiapan kelas Rudel tertata dengan baik.
~~~***~~~
Kelas Aleist sudah mampu mencapai peringkat atas tahun lalu, sehingga mereka optimis untuk kesempatan tahun ini. Dan jika tidak ada kakak kelas, mereka bahkan yakin bisa meraih peringkat pertama.
Karena kelas Luecke Halbades dan Eunius Diade terdiri dari para bangsawan, mereka sangat tidak diuntungkan… kelas Rudel mundur tahun lalu, apalagi mereka! Namun kelas Aleist bisa memanfaatkan sihir Aleist yang tak habis-habis untuk menaklukkan seisi hutan tanpa masalah yang berarti.
Hasilnya sudah terlihat dengan pasti.
“Hey, Aleist… rasa-rasanya tahun ini kita bakal menang mudah!”
Kata salah seorang teman sambil menepuk-nepuk pundak Aleist. Ia ingin mempererat hubungannya dengan Aleist, namun Aleist sendiri memandang dia hanya sebagai seorang kenalan.
“Ya, benar. Kalaupun ada yang harus kita khawatirkan, itu adalah kelas tuan puteri, mungkin?”
“Emang kenapa? Kelasnya tuan puteri juga sebagian besar berisi anak bangsawan, bukannya itu malah merugikan mereka?”
“… tuan puteri punya penjaga di antara teman-teman sekelasnya. Apalagi, mereka itu punya skil luar biasa… kau pikir mereka orang akan membiarkan tuan puteri punya pasukan yang cuma bikin malu?”
Setelah berpikir sejenak, salah seorang dari mereka menjawab.
“Kamu pikir mereka bakal diam-diam membantu dari belakang?”
Aleist menghela nafas… jika mereka melakukannya, pastinya akan timbul rasa tidak enak terhadap tuan puteri, jadi mungkin hal itu tak akan terjadi… tapi itu juga tidak sepenuhnya salah. Pihak akademi pastinya tidak ingin membuat keluarga kerajaan marah, dan dalam event ini, keselamatan tuan puteri adalah prioritas nomor satu. Meskipun kurang adil, mereka akan memastikan keselamatan tuan puteri, apapun yang terjadi.
“Meskipun mereka tidak melakukannya, mereka pastinya akan meriah peringkat tinggi.”
Aleist mengakhiri pembicaraan… namun hari-hari ini, Aleist menjadi sangat panik. Event yang tidak berjalan sesuai yang ia harapkan merupakan satu hal tersendiri, namun kemampuan Rudel berkembang secara tak masuk akal.
Ia berpikir itu mungkin karena dirinya berkembang terlalu jauh melampaui tokoh protagonis yang semestinya, dan itu mempengaruhi Rudel. Tapi itu tidak akan menjelaskan kepribadian Rudel. Adiknya, Chlust, semestinya anak yang baik-baik, tapi dia malah mendapat hukuman keras di tahun pertamanya.
Semestinya, Rudel yang harusnya membuat masalah…
Dalam benaknya, kenyataan bahwa ceritanya tidak berjalan sesuai alur yang ditetapkan membuatnya gelisah. Sekarang ini, ia semestinya sedang sibuk-sibuknya dengan event-event romantis!… pikirnya.
Millia dan Izumi dan Tuan Puteri Fina… Aleist memikirkan sejumlah tokoh…
~~~***~~~
Di dalam hutan yang digunakan akademi tahun lalu… ada puluhan spesialis yang sedang melakukan investigasi. Tahun lalu, ada putra seorang bangsawan agung yang menghadapi serangan dari seekor monster yang mestinya tidak ada.
Tuan puteri juga ikut serta kali ini, jadi investigasi dilakukan untuk memberi keputusan akhir. Untuk memberi kesimpulan, bahwa tidak ada masalah apa-apa… Mereka tidak menemukan keanehan dari hasil pemeriksaan mereka.
“Meski demikian… apakah monster yang ada dalam laporan itu benar-benar ada? Aku merasakan monster-monster ini merasa gelisah, tapi… aku nggak dapat petunjuk atau gambaran apa pun.”
Ketika salah satu spesialis memikirkannya, salah satu dari mereka dengan nada kasar bicara,
“Mungkin itu cuma karangan dari anak bangsawan yang tolol itu… mengganggu saja. Ada banyak penjaga yang akan ikut mengarang-ngarang cerita kalau kamu sogok mereka pakai cukup uang. Alasan monster-monster ini gelisah karena tahun lalu ada seorang bangsawan bodoh yang merusak seisi hutan!”
Setelah mereka usai bicara, tim investigasi meninggalkan hutan. Dalam laporannya, mereka menulis. ‘tidak ada masalah’, bahkan dengan menyindir secara keras menuliskan poin-poin penting untuk diingat selama di dalam hutan.
Akan tetapi…
“GYAAARRRHHH!!!”
Dengan badannya yang hitam dan garis-garis putih, seekor burung raksasa turun untuk pertama kalinya. Bentuknya sungguh tidak lazim… memiliki banyak mata, empat sayap dan empat kaki… bahkan, makhluk itu tidak dapat lagi disebut burung. Tapi, jika makhluk itu terbang, dari kejauhan tampaknya seperti burung biasa. Jadi, melihatnya dari kejauhan, para spesialis tidak memikirkan adanya hal yang aneh.
Di dalam paruhnya, mungkin menangkapnya dari hutan… ada seekor monster rusa yang besar. Monster hitam yang mengerikan itu melemparkannya ke atas, dan rusa itu melayang-layang di udara.
… dan ketika rusa itu jatuh, monster burung itu menelannya bulat-bulat. Meski monster itu tidak memiliki gigi untuk menggigit, beberapa bagian dari tubuh rusa itu perlu di kunyah, dan suara kunyahannya menggema di dalam hutan.
~~~***~~~
Sebelum percobaan kedua mereka, persiapan mereka telah usai dengan sempurna, Rudel dan teman-teman sekelasnya melakukan pengecekan terakhir di halaman akademi. Tas, obat-obatan, dan senjata… mereka merasa memiliki niat yang berbeda dari yang lain, namun meski demikian mereka hanya memikirkan bagaimana caranya menjapai tujuan mereka kali ini.
“Aku harap semoga tahun ini tidak ada masalah.”
Atas perkataan Izumi, Rudel diam sejenak sebelum menjawab.
“… Benar.”
Bingung dengan jawaban samar-samar itu, Izumi mengikuti arah pandangan Rudel. Di tempat berkumpul, kelas yang berisi para bangsawan dengan malas-malasan datang… dan itulah, ia melihat kelasnya Aleist. Namun perlengkapan mereka sama seperti tahun lalu, bahkan bisa dibilang perlengkapan mereka berkurang.
Rudel merasa sedikit tersinggung melihat Aleist tidak menganggap event ini dengan serius. Tapi kelasnya… ia mengalihkan perhatiannya dari kenyataan bahwa dirinya bahkan tidak dianggap. Sekarang ini, dia hanya punya satu tujuan untuk dituju…
Izumi… dan seorang yang lainnya melihat Rudel tiba-tiba menjadi serius. Seseorang yang lainnya tersebut, yang memberi tatapan kekaguman tanpa ekspresi adalah tuan puteri kedua Fina.
(Tuan terlihat keren!!! Coba bayangkan kalau dia nanti menangkap beberapa hewan berbulu di dalam hutan… kelinci-kelinci pembunuh itu sungguh sangat amat imut!!! Para penjaga itu nggak pernah tahu mood, dan langsung saja asal bunuh!… Hah, aku perlu memenuhi kebutuhan peluk memelukku.)
Ketika tuan puteri melihat ke sekeliling, ia melihat kelasnya Mii. Melihat Mii malu-malu melambaikan tangan, tuan puteri…
(Kucing kecilku!!! Hah, hah… kamu imut banget deh hari ini… nanti kalau kita sudah kembali ke akademi, aku nggak akan biarin kamu kabur!)
Tanpa ekspresi, dia balas melambaikan tangan.
Kunjungi web kami yaitu meionovel.id