Dragoon Chapter 27 Bahasa Indonesia
Putaran pertama turnamen telah berakhir, dan kini putaran kedua akan segera dimulai. Karena keluarga kerajaan datang dalam turnamen tahun ini, lamanya turnamen diperpendek. Dan puertandingan di putaran pertama juga ada yang diadakan di tempat lain. Harapan Fina dikabulkan keluarganya, mereka menonton pertandingan Rudel.
“Pertandingan yang kedua, heh. . . Kelas berikutnya kuat-kuat.”
Izumi melihat papan pertandingan sambil mengobrol bersama Rudel. Rudel punya pikirannya sendiri.
“Apakah ada orang yang kuat di sana? Orang-orang kuat di angkatan kita itu. . . aku sudah menang sama Luecke, tapi selain dia, cuma Aleist dan Eunius yang aku pikirin.”
Terhadap cara berpikir Rudel, Izumi merasa pusing sendiri. Dari sudut pandang Rudel yang terus mengincar lawan papan atas, murid-murid yang lain dipandang bukan sebagai ancaman. Namun turnamen ini adalah turnamen antar tim. Sia-sia kalau hanya Rudel yang menang sedangkan anggota kelas yang lain kalah.
“Heh, kalau semua anak-anak yang lain kalah, kita nggak bisa menangin turnamen tahu.”
Menjawab perkataan Izumi, Rudel tersenyum.
“Semua akan baik-baik saja! Kita pasti akan menang!”
Rudel menjawab dengan penuh percaya diri. Melihatnya seperti itu, teman-temannya yang lain ikut tersenyum. Sambil mengenakan perlengkapannya, Izumi menyebut nama lawannya.
“Millia… jadi aku akan melawan si cewek elf Millia.”
Benar, di putaran kedua ini Izumi akan melawan Millia.
~~~***~~~
Jadi sekarang kelasnya Rudel berada di putaran kedua turnamen, dan ketika tiba giliran Izumi yang menempati urutan kedua dari akhir, skor mereka adalah 1 menang dan 2 kalah! Izumi menanggung beban yang sangat berat. Dan lawannya Millia juga merupakan suatu masalah . . . karena suatu alasan, Millia terus menatap Izumi tajam. Bukan karena ia sedang dalam suatu kompetisi, atau karena ia sedang serius-seriusnya… entah mengapa ia terus menatap tajam.
“Berjuanglah, Izumi!”
Bersama dengan teman-teman sekelas yang mendukung Izumi di luar arena, Rudel bersorak menyemangatinya dengan sepenuh tenaga. Dan semakin keras ia menyemangati, semakin tajam Millia menatap. Bersenjatakan panahnya, ia berdiri dengan anak-anak panah yang sudah disiapkan.
Pikiran Millia dipenuhi oleh Rudel. Dan ia merasa terhina akan cita-cita Rudel menjadi seorang dragoon. Alasannya ada pada kakaknya, Lilim. Meskipun ia seorang elf, ia mampu menjadi seorang dragoon, salah satu pasukan elit di Courtois.
Lilim memiliki skill yang mumpuni, bahkan di kalangan para elf, dan klan elf menaruh harapan besar kepadanya… namun setelah mengetahui rahasia Lilim, para sesepuh elf membatalkan pertunangannya. Dengan itu sebagai pemantik, Lilim mengambil jarak dengan para elf dan klannya. Ia lebih memilih menjadi seorang dragoon daripada ditekan oleh klan elfnya sendiri.
Kakak kesayangan Millia sekarang menjadi anjing suruhan bagi para manusia… dan kini, bayangan akan dragoon telah memesonakan satu-satunya orang yang ada di dalam pikiran Millia. Meski ia tahu bahwa rasa marahnya salah sasaran, ia masih tidak mampu memaafkan organisasi tersebut.
“… aku tidak punya dendam terhadapmu. Tapi aku akan bertarung dengan sepenuh kekuatanku.”
Bersamaan dengan aba-aba dimulainya pertandingan, sayap muncul di punggung Millia. Sayap semi transparan… dan Millia dengan bebas melompat-lompat di sekitar arena… benar, ia tidak terbang, namun melompat.
“Kuh! Lincahnya!”
Terus menjaga jarak, dan ketika ia sudah berada di belakang, ia melancarkan serangan dengan panahnya. Izumi bereaksi dengan baik dan mampu menghindarinya… namun itu tadi nyaris saja. Izumi akhirnya menggerutu sendiri. Serangga yang sering terlihat di dalam dapur… makhluk hitam yang melompat-lompat.
“Kayak serangga aja!”
Snap! Angin di arena tiba-tiba berubah arah dan saking cepatnya sampai bisa terdengar. Sayap-sayap itu adalah kemampuan spesial para elf, atau mungkin bakat turunan, dan bukan berarti kamu tidak dapat menyebutnya lebih mirip sayap serangga daripada sayap burung. Dan sayapnya yang mengepak tiap kali ia melompat, sayap-sayap itu hanya membantunya untuk melompat, tapi. . . sayapnya memang mirip serangga.
Para elf sangat sadar akan hal itu, dan sungguh memperhatikannya. Reaksi mereka berbeda-beda tergantung pada pribadi orangnya… dan bagi Millia itu membuatnya marah.
“K-kamu. . . apa tadi kamu bilang? Tidak, aku dengar kamu tadi, nggak usah dijawab… kamu manggil aku serangga. Lebih baik kamu bersiap-siap!!!”
Millia mempercepat gerakannya. Tak mampu mengikuti pergerakannya, Izumi terkena beberapa panah latihan. Meskipun anak panah yang digunakan adalah anak panah untuk latihan, kalau terkena akan tetap menyebabkan cidera.
Melihat pergerakan Millia yang begitu cepatnya, Izumi berhenti bergerak sama sekali. Alih-alih mengikuti pergerakan Millia dengan matanya, Izumi mempertajam pendengarannya dan berusaha memprediksi gerakannya. Merasakan ritme suara dan serangan dari panahnya, Izumi membuat prediksi, dengan sekejap menutup jarak dan menyerang dengan kuat.
Millia menghindari serangan Izumi dengan jarak setipis rambut. Namun Izumi tidak membiarkannya lolos. Dalam kesempatan itu, Izumi menangkap kaki Millia, membuat sebuah keunggulan telak. Karena Millia sudah tidak mampu lagi bergerak, Izumi menodongkan pedang kayunya kepada lehernya.
Tidak mampu lagi untuk lolos, Millia menggerutu dengan kesal.
“A-aku mengalah.”
Mendengarnya, wasit menyatakan kemenangan Izumi. Merasa lega karena telah berhasil menunaikan tanggung jawabnya, Izumi menepuk-nepuk dadanya. Dan ketika ia sedang melakukannya, Rudel melompat menyambutnya.
“Itu tadi luar biasa, Izumi! Kamu berhasil menangkap elf yang sedang melompat!”
Rudel dengan gembiranya memuji-muji Izumi. Melihat hal itu membuat Millia menatap Izumi semakin tajam. Sebagai seorang lawan yang telah mengalahkannya, dan seorang gadis yang memanggilnya serangga. . . dan sementara ia sendiri tidak tahu mengapa, ia memandang Izumi sebagai sumber perasaan tidak enaknya.
~~~***~~~
[terimakasih sudah membaca meionovel.com ( ^ _ ^ ) / ]
~~~***~~~
“Itu tadi pertandingan yang membosankan. Si elf tadi bisanya cuma menghindar!”
Puteri Aileen menyampaikan penilaiannya soal pertandingan barusan. Mendengarnya, ternyata Fina memiliki pendapat yang sama. Seorang elf yang hanya lari dan lari… harusnya tadi ada lebih banyak kontak fisik, lebih banyak bulu! Ketika ia memikirkan hal-hal seperti itu, Fina…
(Bahkan ketika tidak mengelus sama sekali, aku benci ketika diriku sedang panas-panasnya! Hah, hah. . . aku mau megang telinga itu!!!)
Tidak seperti Fina, Aileen membenci para demi human.
Aileen sang pembenci demi human. Sekali waktu, keretanya diserang oleh sekelompok goblin ketika dalam perjalanan. Lebih tepatnya, keretanya diserang oleh bermacam-macam monster. Melihat goblin yang menyerang dari dekat, Aileen berteriak dan menangis, menciptakan sebuah pemandangan yang mengerikan. Itu saja sudah merupakan sebuah masalah.
Aileen adalah seorang gadis muda waktu itu, dan jika ada monster yang menyerang, maka semua orang juga pasti akan merasa takut. Namun masalahnya adalah Aileen merupakan seorang tuan puteri. Seorang puteri diserang oleh monster… tentu saja, itu menjadi tanggung jawab ksatria yang bertugas menjaganya. Dan ksatria yang waktu itu menjaga adalah cinta pertama Aileen.
Sialnya, atau mungkin sudah takdirnya, ksatria yang melaksanakan eksekusi adalah seorang demi-human. Ia baru saja menunjukkan penampilannya yang menyedihkan di hadapan cinta pertamanya, dan setelah bersedih hati beberapa lamanya, ia baru mengetahui kematian cintanya itu setelah cukup lama. Sebagai seorang gadis waktu itu, ia tak dapat melepaskan kebenciannya, namun pada dasarnya, ia masihlah seorang gadis yang baik.
Sejak saat itulah ia mulai berubah. Para demi-human yang mengganggu tatanan publik harus dimusnahkan. . . barulah kita akan mendapatkan sebuah dunia yang damai yang hanya berisi manusia. . . itulah yang dipercayai Aileen.
“Tenanglah, Aileen… lihatlah Fina. Ia selalu tenang, tidak pernah terusik oleh apapun. Kamu harus belajar darinya sebagai keluarga kerajaan.”
Sang raja menenangkan kekesalan Aileen. Orang yang ia bandingkan dengan Aileen nantinya akan terbelalak melihat pertandingan Rudel nantinya.
(Seperti yang diharapkan dari tuan!!! Ia memang jenius! Ini dia! Hanya pastikan kamu akan menahan diri kalau kamu melawan bulu-bulu!)
Terus tak berekspresi tanpa akhir, dan bebas tanpa batas.
Kunjungi web kami yaitu meionovel.id