Dewa Memasak – Bagian 1: Kembali ke 7 tahun lalu (1)
“Bangun. Minjoon, Jo Minjoon!”
Jo Minjoon membuka matanya sambil mengerutkan dahi karena suara dering yang sangat keras. Dia yakin sebelumnya tertidur di restoran lalu mengapa setelah bangun dia berada dirumah? Masih dalam keadaan linglung dan bingung dengan situasinya, Lee Hyesun berteriak lagi.
“Apa yang membuatmu bingung? Cepat bangun! Ini sudah pukul 10.”
“Sepuluh? Sekarang pukul 10:00? Ya Tuhan! Mengapa ibu tidak membangunkanku lebih awal?”
“Apa yang kamu ocehkan? Kamu sendiri yang minta cuti sekolah?”
“Apa? Tidak ada yang namanya cuti di restoran! Aku harus pergi bekerja!”
“Restoran? Kamu lucu sekali. Apakah kamu mimpi menjadi chef atau semacamnya? Sadarlah Jo Minjoon! Kamu seorang mahasiswa!”
“Apa?”
Mimpi menjadi chef? Dia mungkin berkata demikian karena sebelumnya aku bekerja di restoran. Tapi aku mahasiswa? Jo Minjoon seketika merasakan keanehan.
Jo Minjoon spontan melihat ke sekeliling rumahnya. Kursi yang sudah patah 3 tahun lalu berada di sebelah meja seolah-olah tidak terjadi apapun. TV yang dulu mereka buang karena sudah rusak berada di ruang tamu seperti sebelumnya mereka biasa tempatkan. Jo Minjoon bertanya dengan nada bingung.
“Bu, tahun berapa sekarang?”
“Apa? Apa kamu bilang? Kamu baik-baik saja? Kamu belum bangun yaa?”
“Tahun berapa ini?”
“Sekarang tahun 2010! Cepat mandi kemudian sarapan! Makanannya sudah hampir dingin.”
- Maka ini adalah tahun dimana dia dikeluarkan dari wamil. Jo Minjoon mandi ala kadarnya, masih tenggelam dalam kebingungan. Atas desakan Lee Hyesun, dia duduk di meja. Pada saat itu, sesuatu seperti layar komputer muncul di depan Jo Minjoon
[Nasi putih]
Kesegaran: 73%
Asal: Go Ryung, South Korea
Kualitas: Tinggi
Skor masakan: 5/10
“Hah?”
Jo Minjoon menggosok-gosok matanya, dan menatap kosong pada nasi didepannya. Apa yang aku lihat ini? Apakah aku sudah gila? Ataukah aku masih mimpi? Dia hanya memikirkan kemungkinan seperti itu.
Tetapi layar itu tak kunjung hilang meski dia menutup mata. Masih dalam kebingungan, Jo Minjoon beralih menatap doenjang jjigae. Kali ini juga muncul layar yang sama.
[Doenjang Jjigae]
Kesegaran: 90%
Asal: (Tersembunyi. Ini mengandung terlalu banyak bahan)
Kualitas: Medium (Bahan medium)
Skor masakan: 4/10
“Apakah aku terlalu banyak membaca novel fantasi belakangan ini?”
“Apa? Kamu membaca novel daripada belajar belakangan ini?”
“Ah tidak, Bu. Bukan itu yang kumaksud…”
“Tidak tahukah kamu bagaimana kerasnya ayah bekerja? Gunakanlah waktumu dengan bijak demi ayah dan ibu!”
Ibu mengomel terlalu banyak hanya karena membaca novel. Itu adalah hal yang tidak sering dialaminya setelah lulus kuliah. Tetapi terkadang dia merindukan omelan semacam ini.
“Apakah aku kembali ke 7 tahun yang lalu?”
Dia teringat percakapan dengan CookingGuru. Dia tidak ingin percaya pada situasi konyol ini. Dia hanya bisa menyimpulkan satu hal.
‘Jadi dialah yang mengirimku ke masa lalu.’
Dari kesimpulan itu, dia memikirkan alasan di baliknya. CookingGuru bertanya jika aku kembali ke masa muda, apakah aku akan langsung terjun ke dunia memasak tanpa ragu-ragu. Dan untuk pertanyaan itu dia menjawab iya. Dunia memasak adalah jalan hidupnya.
Sejujurnya dia lebih merasa sangat kebingungan daripada senang. Tetapi meski dia tetap memikirkan hal ini, tidak ada hal logis yang didapatnya. Jo Min Joon menyantap doenjang jjigae. Tiba-tiba muncul lagi layar yang lain.
[Anda telah menguasai resep doenjang jjigae milik Lee Hyesun]
Campurkan doenjang kental dengan doenjang reguler dengan perbandingan 2:1, lalu tambahkan air sebanyak tiga kali saus doenjang. Tambahkan kentang dan didihkan hingga airnya sedikit berkurang. Lalu tambahkankan separuh bawang bombai dan satu kotak tofu. Kemudian tambahkan 1 sendok teh kaldu bubuk ikan teri (atau MSG), aduk, dan didihkan hingga matang,
‘…. Dia bilang tidak menggunakan MSG.’
Sekarang dia lebih memperhatikan tulisan di layar daripada penasaran dengan misteri munculnya layar itu. Dia bilang tidak akan bisa mendapatkan rasa semacam ini jika tidak menambahkan MSG berulang kali, ibunya selalu menolak menggunakan MSG. Lidah Lee Hyesun berdecak sambil memelototi Jo Minjoon. (*Catatan: Para orang tua di Korea sering mendecakkan lidahnya setiap kali melihat tingkah buruk anaknya)
“Kenapa kamu tidak makan? “Kamu mau komplain soal makanan? Aku pikir kamu akan menjadi lebih baik setelah mengikuti wamil…”
Ketika ibunya berkata demikian, muncullah pemikiran buruk. Seandainya dia kembali sedikit lebih awal, ketika dia berumur 21 atau 22, yaitu ketika dia sedang menjalani wamil…
Terima kasih banyak, CookingGuru.
Apa yang aku bilang tentang memasak, aku akan membuatnya menjadi nyata.
****
.
Sesi makan siang berakhir. Mungkin karena dia makan sekitar pukul 10, dia tidak benar-benar lapar. Sekarang dia bisa berpikir lebih dalam. Sebelumnya dia berumur 30 tahun. Dia seorang guru bahasa Inggris murid SMA, dan bercita-cita menjadi chef. Dan sekarang dia berumur 23 tahun. Dia seorang mahasiswa dan sedang mempersiapkan diri kembali ke kampus.
“… Apa yang sebaiknya aku lakukan?”
Saat dia kembali ke masa lalu, dia sudah bertekad. Ini adalah kesempatan terakhir. Dia tidak akan ragu-ragu kali ini dan segera terjun langsung ke dunia memasak. Tetapi orang tuanya tidak akan mengijinkannya putus kuliah dan mengejar cita-citanya menjadi chef tanpa berpikir panjang. Pertama dia akan menunjukkan pada orang tuanya apa yang bisa dia lakukan.
Jo Minjoon menuju ruang tamu. Lee Hyesun sedang melipat pakaian sambil menonton TV. Jo Min Joon berkata.
“Bu, mau aku buatkan camilan?”
“Kamu mau memasak?”
“Sebelumnya Aku sudah pernah membuatkan ibu makanan. Ada yang baru aku praktekan”
“Baiklah, ibu ingin tahu seberapa ahli anak ibu memasak.”
Setelah itu Jo Minjoon segera menuju kulkas. Meskipun Lee Hyesun kurang suka memasak, tetapi dia punya 3 kulkas. 1 kulkas khusus untuk menyimpan Kimchi. Oleh karena itu, di dalam kulkas banyak sekali bahan makanan yang sudah lama tersimpan. Ayahnya, Jo Sooyeop, selalu mengeluhkan tentang Lee Hyesun yang suka menyia-nyiakan bahan makanan.
“Mari kita lihat..”
[Telur Besar]
Kesegaran: 85%
Asal: Nam Yang, South Korea
Kualitas: Medium
Layar yang muncul tiba-tiba tanpa pemberitahuan ini membuatnya terkadang merasa aneh. Pertama, Jo Minjoon memasukkan telur ke dalam mangkuk. Dan dia mengambil lemon, gula, dan tepung. Muncul gambaran sebuah hidangan di dalam kepalanya saat dia melihat telur. Hidangan yang sederhana dan cantik, namun tetap membutuhkan sedikit persiapan. Souffle. Kue yang bentuknya seperti kue muffin, tapi lebih lembut dari pada kue podeng (custard).
Kualitas souffle bergantung dari ketrampilan chef yang membuatnya. Oleh karena itu, ada yang bilang bahwa restoran yang menyajikan souffle yang enak maka makanan lain yang disajikan juga pasti enak.
Ada fase yang benar-benar dia sukai saat membuat souffle. Dia merasa akan mati jika dia tidak makan souffle sebagai makanan penutup setelah makan 3x sehari. Tentunya karena dia kelelahan setelah membuat souffle seperti tidak ada hari esok. Tetapi tetap saja, hal itu adalah sesuatu yang dia harus buat minimal seminggu sekali.
Dia percaya diri. Pertama Jo Minjoon memanaskan oven terlebih dahulu lalu memisahkan putih telur dan memasukkannya ke dalam mangkuk. Di dalam mangkuk terdapat putih telur yang berasal dari 2 butir telur. Lalu, dia menambahkan sesendok penuh gula dan mengocoknya. Dia mengocok dengan kuat dan terus menerus.
Suara dari dalam dapur membuat Lee Hyesun penasaran. Dia bertanya setengah berteriak.
“Apa yang kamu buat, berisik sekali?”
“Aku membuat kue”
“Kue? Kamu bisa membuat semacam itu?”
“Tunggu saja. Pasti enak”
Jo Minjoon tetap menggerakkan lengannya. Jika kamu mengocok putih telur dengan kuat, busa telur akan terbentuk. Jika kamu terus mengocoknya, busa itu akan semakin tebal dan kental menyerupai krim, itulah yang disebut meringue.
Apa yang sulit dalam mengocok telur, mungkin seseorang akan bertanya, namun membuat meringue membutuhkan otot lengan yang kuat. Kamu bisa berganti mengocok menggunakan lengan kiri jika lengan kananmu sudah lelah. Tentunya mengocoknya harus satu arah. Jika mengocok ke arah yang berbeda, busa yang sudah terbentuk akan menghilang.
Dia membutuhkan 4 menit untuk membuat meringue. Jo Minjoon menarik napas dalam dan menatap meringue yang dia buat.
[Meringue]
Kesegaran: 85%
Asal: (Tersembunyi. Terlalu banyak bahan)
Kualitas: Medium (Bahan medium)
Skor masakan: 4/10 5/10
Dia telah mencurahkan banyak tenaga untuk membuatnya, tetapi skornya hanya 5/10. Tetapi dia paham kenapa. Dia menambahkan gula tepat sebelum mulai mengocok padahal seharusnya ditambahkan saat tengah mengocok. Hal itu tidak sesuai dengan langkah standar dalam membuat meringue.
Jo Minjoon berdecak sambil memotong lemon menjadi dua bagian. Lalu dia menyaring jus lemon dan menuangkannya ke dalam meringue. Perlahan warna meringue berubah menjadi kuning terang dan mulai tercium aroma asam yang segar. Setengah proses sudah dilakukan.
Jo Minjoon mengoleskan mentega dan gula pada permukaan dalam mangkuk gelas, dan menuangkan meringue ke dalamnya dengan hati-hati. Dia berpikir 2 mangkuk gelas sepertinya sudah cukup. Tapi masih ada sisa meringue lalu dia menuangkannya pada cangir kopi. Langkah selanjutnya cukup mudah. Jo Minjoon meletakkan mangkuk gelas diatas nampan, lalu memasukkannya ke dalam oven yang sudah panas.
Langkah selanjutnya cukup mudah. Masukkan gula dan tepung ke dalam mangkuk, lalu kocok menggunakan mesin pengaduk untuk membuat gula tabur. Setelah beberapa menit, ketika alarm oven berbunyi, Jo Minjoon mengeluarkan souffle yang sudah matang dan menaburkan di atasnya gula halus yang sudah disaring.
Selesai. Souffle berwarna kuning lemon terang, dengan taburan gula di atasnya seperti kristal salju. Jo Minjoon menatap layar yang muncul di atas souffle.
[Souffle Lemon]
Kesegaran: 98%
Asal: (Tersembunyi. Mengandung banyak bahan)
Kualitas: Medium (Bahan medium)
Skor masakan: 6/10
6 poin. Jo Minjoon menari riang sembari mencicipi sesendok souffle di gelas yang kecil. Teksturnya lembut, tapi masih terasa ada yang kasar seperti dalam telur dadar. Kelembutan souffle terasa seperti saat menginjak salju yang baru saja turun, dimana kelembutan itu menstimulasi lidahnya. Rasa dari souffle tetaplah bagian terbaiknya. Perpaduan rasa asam dan manis yang seimbang adalah rasa favoritnya.
Jo Minjoon berteriak.
“Bu, sudah matang.”
“Oke. Bawa kesini.”
“… Baiklah.”
Dia telah berusaha keras. Jo Minjoon membawakan souffle buatannya pada ibunya. Dia percaya diri ibunya akan terkejut setelah gigitan pertama.
Dan dugaannya tidak salah. Mata ibunya terbelalak, nampak terkejut, lalu menatap bolak-balik antara souffle dan Jo Minjoon.
“Kamu yang membuat ini?”
“Lalu ibu pikir ada Pengantin Siput yang datang membuatnya?”
(*Catatan: Pengantin Siput ( Snail Bride).우렁각시. Dia adalah tokoh dalam dongeng Korea. Dimana ada seekor siput yang menjelma menjadi seorang wanita dan menikah dengan seorang petani yang baik hati yang telah menyelamatkannya.)
Lee Hyesun mengambil sendok dan menyendok souffle buatan Jo Minjoon, dan dia kembali terkejut lagi.
“Wow… Ini lembut sekali!”
Lalu mengunyahnya hingga habis. Lee Hyesun menggigit souffle itu dan mengunyahnya dengan cepat. Lalu memandang Jo Minjoon dengan tatapan kagum.
“… kamu diam-diam mengikuti kursus memasak yaa?”
Jo Minjoon menyeringai tanpa menjawabnya, lalu pergi.
[Lee Hyesun kagum dengan souffle lemon buatannya!]
[Levelnya naik dengan cepat karena keahlian memasaknya meningkat!]
[Keahlian memanggang meningkat!]
[Keahlian memasak meningkat!]
Catatan:
Semua pria korea harus menjalani wajib militer selama kira-kira 22 bulan bergantung pelayanannya, pada dasarnya marinir menjalani selama 18 bulan sedangkan infanteri menjalani selama 22 bulan. Wamil adalah sesuatu yang harus dijalani setiap pria, namun juga sesuatu yang tidak diharapkan oleh mereka.