Dewa Memasak – Bagian 21: Pemahaman tentang Siaran (3)
“…..Hmmm. Itu adalah penilaian sepihak.”
Marco berbisik dengan suara pelan. Semua peserta setuju dengan apa yang Marco katakan. Karena dengan mengatakan Kaya akan menang berarti juga mengatakan bahwa yang lain akan didiskualifikasi.
Jo Minjoon menghela nafas. Dia merasa seolah-olah dia baru saja mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya, dan menurutnya itu adegan yang tidak perlu ditayangkan. Namun dia juga bisa mengerti. Dengan membuat seorang yang jenius menjadi lebih populer, dalam sudut pandang penonton, itu akan lebih menarik dan serius.
Mungkin Martin tidak tertarik dengan apa yang Jo Minjoon baru katakan, bahwa itu bisa mengganggu peserta lain yang menonton siaran. Tidak. Ada kemungkinan besar bahwa dia tidak memikirkan soal itu.
Selain itu, tidak ada yang didiskusikan. Sekarang situasinya berubah menjadi seperti ini. Hal yang sungguh penting adalah tatapan-tatapan yang mengarah padanya. Tidak semua orang sedang menatapnya tapi kebanyakan dari mereka bersikap dingin dengan melayangkan tatapan yang tidak terlalu ramah.
Dia merasa tidak enak. Jo Minjoon mengalihkan pandangannya agar tidak kontak mata dengan yang lain. Tapi dari semua arah yang dia lihat, dia ingin melihat Kaya. Dia melotot seolah-olah dia tidak suka pada Jo Minjoon. Jo Minjoon merasa semakin tertekan. Jika memang salah, dia hanya bermaksud memujinya, tapi bagi Kaya, ucapan seperti itu…?
Tapi Jo Minjoon tidak berada dalam situasi yang patut mempertanyakan itu. Dengan pernyataan Jo Minjoon, episode pertama Grand Chef berakhir. Siaran diakhiri dengan adegan yang menampilkan keterampilan jenius Kaya. Tapi di dalam aula, hanya ada atmosfer yang hening.
‘Apakah aku akan dirundung?’
Bagi orang asing yang mengatakan itu sedari awal, semestinya mereka melihat Jo Minjoon dengan penuh kesan. Setidaknya Marco, sesorang yang di sebelahnya, tidak akan membencinya tapi…
Para peserta yang berkumpul di dalam ruangan mulai beranjak dan meninggalkan tempat. Dan Jo Minjoon dapat mendengar beberapa suara yang tidak menyenangkan dari orang-orang yang meninggalkan aula. Jo Minjoon menghela nafas ketika ada seseorang mendekatinya. Jo Minjoon mengangkat kepalanya. Dia tampan dan berambut pirang ala bangsawan. Dia adalah Anderson. Dia berkata dengan suara tidak senang.
“Aku penasaran. Apa kau punya keahlian sehingga menghakimi kita semua.”
Karena Jo Minjoon tidak dapat membalas apapun dan hanya melihat Anderson, Anderson berbisik di telinga Jo Minjoon.
“Aku mohon padamu, tolong jangan membuat sesuatu yang tidak berguna karena aku akan marah.”
Setelah mengatakan itu, Anderson pergi. Marco tidak tahu apa yang harus dilakukan dan hanya menepuk pundak Jo Minjoon.
“Ja..jangan dipikirkan. Mereka akan segera melupakannya.”
“Entahlah. Menurutku, aku tidak akan bisa.”
Seseorang yang menjawab Marco bukanlah Jo Minjoon. Tapi Kaya. Dia memelototi Jo Minjoon dengan raut wajah tidak suka. Kaya berkata,
“Memangnya kau siapa?”
“Maksudmu apa? Aku peserta.”
“Bukan. Aku tidak membicarakan itu. Mengapa kau tiba-tiba menyebutkan orang lain dan menyatakan bahwa aku akan menang? Karenamu, orang-orang bicara buruk tentangku.”
Mudah dimengerti Kaya berkata seperti itu. Mereka semua mengagumi kemampuan Kaya tapi mereka tidak menunjukkannya. Namun, wawancara Jo Minjoon mengubahnya. Kandidat pemenang yang menyimpan kemampuan mengerikan, Kaya Lotus. Konsep itulah yang baru saja terbangun.
Kaya tidak bisa berhenti merasa terganggu. Itu bahkan bukan kesalahannya dalam berbicara tapi dia menjadi seperti itu karena wawancara orang lain. Jo Minjoon biasanya memperlakukan Kaya dengan baik, dan begitulah. Melihat Kaya melotot seperti itu, Jo Minjoon berkata,
“Aku minta maaf.”
“…Mengapa kau tidak bertingkah sombong dengan wajah yang angkuh saja? Jadi aku bisa menyumpahserapahimu sesukaku.”
“Jika kau ingin menyumpahiku, silahkan. Karena hari ini aku menyeretmu ke dalam situasi yang buruk.”
Pada apa yang Jo Minjoon katakan, Kaya menatap Jo Minjoon lama, kemudian menghela nafas berat.
“Cukup. Bahkan jika aku melakukan itu, aku hanya akan menjadi gadis yang buruk. Sekarang aku bahkan tidak bisa marah dalam situasi ini.”
“…Di samping itu, Aku sungguh-sungguh mengatakan ini, bahwa apa yang aku katakan saat di wawancara adalah yang sejujurnya. Kau akan menang di sesi ini. Jika tidak ada halangan.”
Perkataan Jo Minjoon penuh keyakinan. Karena dia tidak sedang memprediksi itu tapi sudah tahu kebenarannya. Itulah kenyataannya. Jo Minjoon mengetahui masa depan. Masa depan di mana semua peserta didiskualifikasi. Bahwa tidak ada satu pun peserta kali ini yang dapat mengalahkan Kaya.
Namun,
“Dan aku berencana menjadi halangan itu.”
Namun Jo Minjoon belum kalah dari Kaya. Level memasaknya bukan masalah. Tidak ada yang perlu ditakutkan Jo Minjoon dari Kaya karena mereka belum mengenal satu sama lain sebelumnya.
Oleh karena itu, Jo Minjoon satu-satunya peserta yang dapat menghadapi Kaya. Dia yakin dengan itu. Dia ingin meyakini itu. Dia tidak ingin memasak dengan memikirkan soal bahwa dia akan kalah di pertarungan selanjutnya. Dia ingin bergantung pada harapan bahwa semuanya demi kemenangan dan bertarung dengan meyakini kemampuan memasaknya. Jo Minjoon ingin melakukan seperti itu. Tidak. Dia harus seperti itu.
“Lakukan apa maumu. Menjadi halangan atau apapun itu.”
Kaya berbicara seperti itu dan meninggalkan aula sambil menggerutu. Jo Minjoon hanya melihat punggung Kaya yang menjauh. Melihat mereka berdua beradu pendapat seperti itu, Marco mendekati Jo Minjoon dan menyodoknya dengan jari telunjuk dan bertanya,
“Pertengkaran cinta yaa?”
“…Tidak ada yang seperti itu.”
–
(Obrolan)
TinyJung : Apa kau melihat Grand Chef? Kupikir aku pernah melihat Kaya di suatu tempat.
ㄴAbdul N : Mereka bilang bahwa dia bekerja di pasar. Mungkin kau melihatnya saat sedang ke pasar. Selain itu, dia tampak seperti seseorang dari kampusku yang mirip dengannya. Apa benar dia?
Cersei Lannister : Aku tidak suka peserta bernama Tirion. Dia tampak seperti aku akan memilihnya.
ㄴGeorge Margin : Dia tampak bagus menurutku.
ㄴEve rose : Bicara tentang ketidaksukaan terhadap seseorang. Ada juga Kaya. Ketika aku memperhatikan layar TV, aku sangat teramat takut.
ㄴDevy Jones : @Eve Rose Dia hanya bersikap hati-hati terhadap sekelilingnya. Tidakkah kau akan gugup disiarkan saat masih muda?
Golden Rosemary : Aku tidak tertarik memasak jadi aku tidak bisa berkata banyak, tapi pendapatku, Orang Korea itu melakukan yang terbaik. Aku bertanya-tanya mengapa orang-orang membicarakan Kaya.
ㄴChristine R : Hanya dengan melihat penampakannya, sepertinya Minjoon membuat hidangan yang terbaik. Seseorang yang membuat hidangan yang paling sulit adalah Kaya, dengan belut bakarnya. Aku tidak tahu kalau ada remaja yang bisa memanggang dengan level seperti itu.
Evil Empire : Diam! Kaya! Pria bernama Minjoon itu berkata sesuatu yang bagus. Aku juga akan berkata demikian. Ngomong-ngomong, pemenangnya adalah Kaya.
ㄴTroll Trull : Kau tidak bisa tahu itu sedini ini. Tapi hanya sekali ini saja aku setuju. Di samping keahlian Kaya, Aku ingin Kaya menang. Aku akan menjadi penggemarnya. Tidak, mungkin aku sudah menjadi penggemarnya.
Taylor Love : Ikan air tawar Minjoon sangat menggiurkan. Kuobarou Chloe juga tampak enak. Tapi entah dengan belut. Karena aku belum pernah makan itu sekalipun. Aku tidak tertarik dengan itu. Apa yang aku paling ingin makan adalah masakan Minjoon. Di samping masakannya, dia juga seksi.
Jo Minjoon membaca semua artikel yang ada di SNS(Social Network Service). Segera setelah siaran berakhir, banyak artikel yang berhubungan dengan Grand Chef diunggah. Kadang sebuah senyuman dapat terlihat di wajah Jo Minjoon, tapi kadang kala dia mengernyit. Tapi setelah beberapa saat, wajah Jo Minjoon menjadi datar tanpa ekspresi.
Terlalu banyak artikel jika dia harus bereaksi terhadap masing-masing. Ada terlalu banyak yang membuatnya senang dan juga sedih. Terkadang ada beberapa kritikan tanpa alasan, bukan, mereka mengutuk. Dan ada beberapa penonton yang menunjukkan kasih sayang mereka secara tak terduga. Terkadang ada orang Korea-Amerika, kadang ada pula orang Korea asli yang menyukainya.
Erina Choi: Secara pribadi, dengan mengatakan Kaya adalah pemenangnya, itu malah merepotkan Kaya. Hidangannya memang luar biasa tapi dengan menyimpulkan seperti itu, maka jadi tidak baik. Apakah dia mengatakan itu karena dia tidak percaya diri atau tidak punya keberanian untuk menang?
ㄴHelena Vodianova : Aku setuju. Itu mungkin hasil pengeditan, tapi dia tidak tampak percaya diri.
Pada poin ini, Jo Minjoon menyerah dan menerima itu. Apa yang dikatakannya saat itu adalah sebuah kesalahan. Apakah karena dia sudah tahu masa depan lalu berkata seperti itu? Bukan, mungkin itu hanya sesumbar. Hanya seperti seseorang yang sesumbar tentang ayahnya yang hebat. Dan dia, sebagai penggemar Kaya, ingin sesumbar bahwa idolanya akan menang. Karena dia adalah seorang penggemar dari chef Kaya. Dia ingin menjadi seperti Kaya. Boleh dikatakan bahwa dia terpesona dengan keahlian dan prestasi Kaya. Namun.
Ini adalah saat dimana dia tidak bisa mengekspresikan rasa terpesonanya dia terhadap Kaya. Dia tidak boleh salah memahami kehebatan Kaya karena dia juga berdiri di panggung yang sama dengannya. Agar tidak tertinggal, dia harus memiliki resolusi untuk melampaui Kaya Dia tidak bisa hanya menjadi bagian dari penonton yang hanya bisa melihat kemampuan dan cara dia memasak. Dia ingin meraih prestasi di bidang yang sama degannya. Dia juga ingin melakukan hal yang sama.
Menyatakan bahwa Kaya akan menang memang sungguh hal yang merepotkan. Dia tidak boleh terus memikirkannya. Boleh dikatakan bahwa dia memikirkan semuanya tapi hasil akhirnya menjadi seperti ini. Dan hanya pada saat itu, Jo Minjoon dapat menyadari bahwa ini bukanlah sekolah, bukan dapur saat Jo Minjoon dulu bekerja saat berusia 30. Ini adalah Grand Chef. Sebuah siaran. Ini adalah tempat di mana semua orang akan mengingat kata-kata yang dia ucapkan.
Itu tidak seperti kekuatannya telah menghilang. Itu adalah penyesalan karena mengatakan sesuatu saat itu. Jika dia seorang peserta, dia tidak bisa begitu saja mengatakan bahwa pemenangnya sudah ditentukan. Itu adalah sesuatu yang hanya penonton yang boleh mengatakannya. Dan Jo Minjoon bukanlah penonton saat ini.
Tdak ada lagi kekalahan. Tatapan Jo Minjoon semakin tajam. Jo Minjoon menulis sebuah artikel. Tentu saja, melalui akunnya.
Cooking Man: Seorang chef hanya berbicara melalui hidangannya.
< Pemahaman terhadap Siaran (2) > Selesai