Dewa Memasak – Bagian 22: 3 hidangan dan satu masakan (1)
“Misi kali ini yaitu menjadi satu tim.”
Para peserta berbisik-bisik dengan suara yang cukup terdengar bersamaan dengan suara Joseph yang bergema ke seluruh ruangan. Jo Minjoon diam dan mendengarkan suara Joseph. Dia tahu bahwa kali ini adalah misi tim. Dan bahkan dia tahu temanya.
“Temanya sederhana. Buatlah tim yang terdiri dari 3 orang. Kalian akan memasak hidangan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup. Tetapkan sendiri apa yang akan kalian masak. Kau harus memasak berdasarkan spesialisasimu tapi ingatlah, ini adalah misi tim.
1 set menu. Meski itu 3 menu yang paling sederhana, tapi poin agar ketiga hidangan tersebut seimbang adalah yang benar-benar sulit.
Apalagi jika kau harus memasak dengan orang-orang yang kau belum pernah bekerja sama. Jo Minjoon mendecakkan lidahnya. Menjalani misi tim setelah dia mendapat masalah, itu bukanlah sistuasi yang bagus. Dan dia tahu itu.
“Kalian harus memutuskan sendiri rekan tim kalian. Tapi ada yang harus kalian ingat. Peran yang harus kalian jalani hanya boleh satu. Aku sarankan, kalian membuat tim berdasarkan pembagian peran itu.
Segera setelah Joseph mengakhiri perkataannya, para peserta saling berpandangan. Yang pertama dilihat Jo Minjoon adalah Marco. Dia belum menunjukkannya, tapi level Marco dalam membuat roti dan kue bernilai 7. Jika dia mau membuat hidangan penutup maka dia mungkin akan membuatnya lebih baik dari siapapun.
Dia berpikir seperti itu dan mendekati Marco dan di sebelah Marco sudah ada orang lain. Melihat wajah orang itu, Jo Minjoon sangat terkejut. Orang yang secara tak terduga berdiri di sana adalah Chloe Jung.
“Ah, Minjoon!”
Marco tersenyum ceria dan memanggil Jo Minjoon. Jo Minjoon mulai berjalan perlahan. Dengan melirik Chloe, Marco berkata,
“Kau lihat kan siaran yang kemarin? Ini Chloe Jung. Chloe, ini Jo Minjoon.”
“Hallo. Mr. famous.”
“……Hallo.”
Dengan sapaan Chloe seperti itu, Minjoon membalas dengan wajah canggung. Marco tersenyum dan berkata,
“Aku baru saja ngobrol dengan Chloe untuk menjadi satu tim. Minjoon, bagaimana denganmu? Aku mau bergabung dengan timmu.”
“Aku tidak masalah tapi…”
Jo Minjoon berkata itu dan melihat Chloe. Dia berkata sembari tersenyum.
“Aku juga tidak masalah. Aku melihat kau memasak ikan air tawar di siaran kemarin. Itu sangat menarik.”
“Jika kau melihatnya seperti itu, maka aku berterima kasih. Kau juga memasak Tangsuyuk dengan baik. “
Chloe tersenyum ceria tanpa berkata apapun. Meski dia melihat siaran kemarin, dia tidak ingin menghakimi Jo Minjoon. Jadi Jo Minjoon pun demikian dan merasa tenang. Chloe berkata dengan suara lembut,
“Jadi, kita adalah satu tim?”
“Aku kira begitu. Apa kalian sudah memikirkan bagian mana yang akan kalian kerjakan? Aku harap pikiran kita tidak bentrok.”
Jo Minjoon berkata itu dan melihat Marco. Sejujurnya, sudah jelas apa yang akan dipilih Marco. Levelnya memanggang kue adalah 7 ehemm. Itu adalah level yang kau tidak bisa mendapatkannya tanpa kerja keras dan dedikasi. Dan memang benar, Marco berkata sesuai dengan yang diperkirakan,
“Aku akan mengerjakan hidangan penutup. Itu adalah spesialisasiku, membuat roti atau kue.”
“Oke. Minjoon, bagaimana denganmu?”
“Aku ingin membuat hidangan pembuka.”
“Lalu aku akan bertanggung jawab terhadap hidangan utama.”
“Apakah itu yang kau inginkan?”
“Aku bisa mengerjakan keduanya, hidangan pembuka ataupun hidangan utama. Asal bukan hidangan penutup.”
Sembari mendengarkan Chloe, Jo Minjoon melihat ke sekelilingnya. Tampaklah Kaya, dia sedang di tengah pembicaraan dengan Anderson. Apakah mereka berdua akan bergabung menjadi satu tim? Dia tidak ingat dengan jelas. Jo Minjoon mengangkat kepalanya. Itu bukan waktunya untuk memperhatikan mereka.
“Tema apa yang akan kita angkat?”
“Ya… itu sedikit sulit saat ini karena hanya 3 menu.”
Jo Minjoon berempati padanya. Lebih nyaman mengikuti petunjuk yang tepat. Itu adalah pekerjaan yang cukup sulit untuk memperhitungkan harmonisasi dari ketiga hidangan dan mengkonfigurasi ke menu yang sesuai. ‘Jika level memasakku bertambah, akankah aku bisa menguasai level pengaturan menu?’
Dia tidak bisa tahu. Tapi yang utama, dia bertanya-tanya apakah dia akan membutuhkan konseling sistem saat level memasaknya sudah mencapai angka 8. Tapi tentunya, untuk mencapai level itu, kau perlu pengalaman dan kerja keras yang bahkan tidak bisa dibandingkan dengan saat ini. Jo Minjoon membuka suara,
“Seperti yang aku lihat, alangkah baiknya jika mengutamakan kualitas dari pada menonjolkan penampilan. Ini bukan waktunya untuk berpetualang mencoba ini dan itu.”
“Mmm, Aku sependapat.”
“Pertama, mari kita pergi ke pantri.”
Sembari mereka menuju ke pantri, Jo Minjoon berkata,
“Apa yang akan kau buat untuk hidangan utama?”
Berdasarkan bagaimana hidangan utama, maka hidangan pembuka dan penutup bisa menyesuaikan dengan itu. Chloe berpikir sejenak dan segera menjawab,
“Aku ingin membuat tumis remis (어향 관자).”
Tumis remis adalah sebuah hidangan dimana remis menggantikan daging. Itu sedikit berbeda dengan apa yang dipikirkan Jo Minjoon tapi dia tidak menentangnya. Dia hanya bisa yakin dengan keahlian memasak Chloe.
Chloe melihat Jo Minjoon.
“Apa yang akan kau buat untuk hidangan pembuka?”
“Tahu sutra goreng. Apakah itu akan cocok disajikan sebelum remis?”
“Mm. Aku pikir akan cocok. Bagaimana denganmu Marco?”
Marco tampak bingung dengan pertanyaan Chloe. Melihatnya memutar bola matanya, sepertinya dia punya banyak pilihan. Setelah beberapa saat, Marco membuka mulut dan menjawab,
“Biskuit mocha. Aku berpikir akan menambahkan krim kocok di atasnya… tapi apakah itu terlalu berlebihan?”
“Iya, sepertinya sedikit berlebihan. Bukankah yogurt tawar atau semacamnya akan lebih baik dari pada krim kocok sehingga rasanya tidak berlebihan tapi menyegarkan.”
“Oke. Aku akan melakukannya.”
Marco tertawa dan mengangguk. Chloe menepukkan tangannya dan berkata,
“Sekarang, kita selesai merangkai menu…lalu sisanya adalah memasak.”
–
“Bagaimana kau akhirnya berbicara dengan Chloe?”
“Tidak ada yang spesial atau semacamnya. Saat dia bilang akan membuat sebuah tim, dia mendatangiku terlebih dahulu.”
“Oh ya? Hmm.”
Jo Minjoon berbicara dengan Marco dengan suara rendah di depan meja memasak. Senang bertemu dengan Chloe, yang muncul tiba-tiba dan sekaligus tidak terduga, karena mereka belum berkomunikasi sebelumnya. Baiklah, tidak aneh jika dikatakan itu kebetulan. Hanya ada 27 peserta dan Chloe mendekati Marco bukanlah hal yang spesial.
Hanya tidak terduga, satu dari tiga peserta dengan level memasak tertinggi bergabung bersama mereka berdua. Sebenarnya, siapa yang akan Chloe pilih sebagai timnya? Dia tidak bisa berhenti memikirkannya. Namun, dia tidak ingat. Chloe, di Grand Chef sebelumnya, bukan peserta yang mendapat begitu banyak perhatian.
“Ngomong-ngomong, para juri benar-benar pilih-pilih dengan aturan.”
Sebelum mereka mulai memasak, para juri menjelaskan aturan-aturannya. Para peserta hanya diijinkan mengerjakan hidangan mereka sendiri. Sejujurnya, misi tim ini hampir tertutupi dengan misi individu.
Saat ini hanya ada 3 meja memasak di ruangan. Itu wajar karena di sana ada 9 tim. Itu adalah sebuah metode dengan mengevaluasi 3 tim sekaligus. Dan selama itu, 6 tim yang tersisa harus naik ke lantai dua dan mengamati tim lain memasak.
Tim Jo Minjoon adalah yang pertama. Dia tidak tahu apakah dia beruntung atau tidak. Secara pribadi, menurutnya lebih baik begitu sehingga dia tidak akan gugup karena telah menonton tim lain memasak.
Jo Minjoon melirik ke meja di dekat mereka. Kaya dan Anderson sedang berdiri dan masih menyiapkan masakan. Mengingat adegan Kaya marah terhadapnya, Jo Minjoon merasa tidak enak.
‘Ayo konsentrasi memasak.’
Jo Minjoon memunculkan resep tahu sutra goreng di dalam kepalanya. [Estimasi skor memasak 7.]. Resep ini sempurna, setidaknya pada level Jo Minjoon. Itu juga adalah hidangan yang telah dia buat berulang kali sebelumnya. Secara pribadi, dia paling suka tahu dan yang kedua tahu sutra. Tahu yang dimaksud adalah tahu yang di dalam kimchi jjigae (김치찌개), bahkan dia sanggup duduk makan seharian.
Sejujurnya, itu adalah hidangan yang mudah dibuat di rumah. Jika kau melumuri wajan dengan minyak, tipis-tipis, dan memasukkan tahu sutra, rasanya tidak akan keluar dengan baik. Setelah mengurangi kelembapan tahu, balurkan tepung pada permukaannya. Lalu saat dimasukkan ke dalam minyak panas, warnanya menjadi lebih putih dan tampak lebih enak.
Dan di tempat ini, dia bisa menggunakan minyak sebanyak yang dia mau. Berpikir bahwa dia akan bisa memasak dengan baik, membuatnya bingung tanpa memperhatikan penguji.
Jo Minjoon melihat ke mulut juri. Salah satu dari mereka perlahan membuka suara. Itu adalah Joseph,
“Mulai memasak!”
< 3 hidangan dan satu kali makan (1) > Selesai