Dewa Memasak – Bagian 23: 3 hidangan dan satu masakan (2)
Sesuatu yang diraih Jo Minjoon pertama kali adalah minyak goreng. Dia menuangkan banyak sekali minyak ke dalam panci dan menyalakan api. Memanaskan minyak bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan dalam sekejap. Kau harus mempersiapkan itu sebelumnya, dan berlaku juga untuk air. Jo Minjoon meletakkan panci yang lain disebelah panci yang berisi minyak, memasukkan rumput laut kelp dan menyalakan api.
Ada 4 tatakan kompor gas di atas meja memasak. Jo Minjoon bertanggung jawab atas 2 diantaranya. 2 lainnya untuk Chloe, dan Marco tidak memerlukan kompor gas.
Sembari memanaskan air dan minyak, Jo Minjoon menyiapkan tahu sutra dengan cepat. Dia tidak akan terlambat jika menyiapkan kecap asin dan sayurannya nanti. Jika keduanya adalah bahan yang perlu difermentasi, maka lain cerita. Tapi untuk tahu sutra, lebih penting untuk memiliki rasa asli.
Ukuran tahu tidak besar. Intinya, tidak bagus untuk hidangan pembuka jika ukurannya besar. Lebih tepatnya tidak selaras terhadap keseluruhan menu.
Orang-orang cenderung memperhatikan ukuran hidangan restoran dan menolak menghabiskan uang untuk itu. Jo Minjoon memahami mereka. Itu karena harga restoran lima kali lipat lebih mahal dari pada harga normal tetapi ukuran makanannya seukuran kepalan tangan, tidak, melainkan seukuran ibu jari. Jadi tidak jarang orang-orang mengeluhkan hal itu. ‘Bukankah mereka terlalu menghemat bahan makanan?’ Begitulah pemikiran mereka.
Tapi restoran menyajikan makanan berukuran kecil bukan karena ingin menghemat biaya bahan makanan. Perasaan sayang bila dihabiskan begitu cepat, itulah yang harus diciptakan oleh cita rasa. Dan jika kau menyajikan makanan berukuran besar, atau memakan berulang kali makanan yang sama, kesan pertama saat menyantapnya akan sulit dirasakan. Hidangan dengan makanan berukuran kecil lebih mengesankan bagi pelangggan.
Aku akan membuatnya seukuran sekali gigit.
Pisau itu membelah tahu dengan perlahan. Cita rasa baik dan perasaan sayang tersebut hanya datang pada makanan seukuran sekali gigit. Bahkan ada restoran yang menyajikan stik yang sudah dipotong-potong seukuran sekali gigitan.
Dia meletakkan potongan tahu dia tas kain saring. Segera menggoreng tahu saat tahu itu masih mengandung banyak air merupakan kesalahan besar. Dan saat kau menguburkan tahu ke dalam tepung, tinggi kemungkinan tahu akan hancur. Itu wajib dilakukan untuk mengurangi kelembapan tahu.
Itu juga merupakan pekerjaan yang susah. Jika kau meletakkan tahu di atas kain yang kering, permukaan tahu akan menempel pada kain. Dan jika kau meletakkannya di atas kain yang basah, air dalam tahu tidak terserap dengan baik. Dia harus menggunakan kain yang tidak terlalu basah dan juga tidak terlalu kering seperti yang dia gunakan saat ini. Itu adalah metode terbaik untuk menghilangkan kelembapan pada tahu agar tahu sutra tidak hancur.
Jo Minjoon meraih tisu dapur dan menutupi tahu sutra dengan itu. Dan setelah menghirup nafas, Jo Minjoon melihat ke sekelilingnya. Marco sedang membuat adonan biskuit cukup lama dan Chloe sedang meletakkan irisan remis ke dalam alat pengukus.
Dia ingin melihat ke meja Kaya, tapi dia sengaja menahannya. Itu bukan saatnya untuk memperhatikan orang lain memasak. Jo Minjoon segera meraih kecap. Sejujurnya, tahu sutra goreng berasal dari masakan Jepang, agedashi tofu (揚げ出し豆腐). Apa yang Jo Minjoon buat saat ini adalah versi pengembangan dari tahu agedashi. Sebenarnya, mengatakan bahwa itu pengembangan sedikit memalukan. Karena dia hanya menggunakan tahu agedashi sebagai bahan inti dan mengganti sausnya.
Jo Minjoon mematikan api, dia memasukkan katsuobushi ke dalam panci yang di dalamnya ada air mendidih. Sejauh ini, tidak ada yang berbeda dengan resep saus biasanya. Bahkan langkah menyaring kaldu dan memasukkan sesendok kecap pun sama. Namun, ada saat dimana Jo Minjoon melakukan perubahan. Sari jeruk nipis. Tidak terlalu banyak. Jumlahnya sangat sedikit bahkan kurang dari satu sendok makan. Tapi sari jeruk nipis itu akan menciptakan rasa asam dari tahu agedashi.
Dan setelah itu, siap disantap. Jo Minjoon menatap tajam tahu sutra. Kain saring dan tisu dapur sudah basah. Itu juga berarti bahwa air dalam tahu sutra sudah terserap. Setelah menuangkan tepung kanji, Jo Minjoon meletakkan tahu sutra di atasnya dengan perlahan. Itu adalah situasi yang sedikit sensitif. Jika dia menggunakan sedikit kekuatan, maka tahu sutranya akan hancur.
Beruntung dia berhasil meletakkannya di atas tepung kanji, tapi ini terlalu awal untuk merasa lega. Jo Minjoon bahkan menahan nafasnya dan menggulung potongan tahu sutra yang seukuran dadu di dalam tepung kanji. Jika dibiarkan sedikit lebih lama, kelengketan tepung kanji dan kelembapan yang masih tersisa di dalam tahu dapat merusaknya.
Apakah ini keberuntungan ataukah sentuhan lembut Jo Minjoon. Tahu sutranya tidak pecah dan dapat terbalut tepung dengan aman. Jo Minjoon menarik nafas dan melihat ke minyak yang telah panas. Tahu sutra yang sedang digoreng tampak sedikit menggemaskan. Dia bertanya-tanya apakah seperti ini rasanya melihat bayi.
Ketika warnanya sudah berubah menjadi putih, Jo Minjoon mengeluarkan tahu sutra dari dalam minyak dengan cepat. Sebuah suara terdengar dari sebelah Jo Minjoon.
“Minjoon! Kau baik-baik saja, kan?”
“Jangan khawatir. Ini sempurna.”
Jo Minjoon membalas pertanyaan Marco dengan jawaban sederhana. Melihat gorengan tahu berwarna putih membuatnya merasa puas. Sementara tahu sutra meneteskan minyak, Jo Minjoon menyiapkan sayuran. Untuk sekarang yaitu lobak. Dia mulai memarutnya dengan alat parut dan memasukkan itu ke dalam kecap, dan memotong daun bawang. Lalu selesai.
Jo Minjoon diam-diam mengamati Marco dan Chloe. Dia ingin membantu mereka, tapi tidak bisa karena peraturan melarangya. Jo Minjoon menahan keinginan untuk membantu mereka dan mengamati bagaimana mereka berdua memasak. Sekarang jika dia memikirkan itu, sudah lama sejak dia mengamati seseorang memasak seperti ini. Ketika dia sedang bekerja di restoran sebagai yang termuda, dia hanya memotong bahan-bahan di sudut ruangan, dia tidak bisa lama-lama. melihat seseorang memegang wajan.
Marco memasukkan adonan biskuit ke dalam oven, dan sekarang menyiapkan es krim yogurt untuk diletakkan di atasnya. Sejujurnya, tidak menyenangkan menonton semua proses memanggang kue.
Itu alasan Jo Minjoon mulai mengamati Chloe. Dia sedang mengaduk remis, sayur dan saus merah di dalam wajan. Sesekali, api menyambar ke atas. Di atas meja memasak, ada total 9 hidangan yang sedang dimasak, tapi dari wajan Chloe menumis remis, mengeluarkan aroma yang sangat kuat.
‘Mungkin itu bisa mendapat 8 poin’
Bukan tidak mungkin memikirkan seperti itu. Setidaknya penampilan dan aromanya tampak hampir sempurna.
Dan setelah beberapa waktu berlalu, Jo Minjoon dapat berkata bahwa dia tidak salah. Jo Minjoon melihat dengan wajah penuh kekaguman terhadap hidangan Chloe.
[Tumis Remis]
Kesegaran: 92%
Asal: (Terlalu banyak bahan untuk diketahui)
Kualitas: Tinggi (Bahan menengah)
Skor Memasak: 8/10
Ini adalah pertama kalinya bagi Jo Minjoon melihat hidangan 8 poin setelah belut bakar Kaya. Jo Minjoon dapat merasakan liur di mulutnya. Bahkan suara kekaguman dapat terdengar dari peserta di lantai dua. Jo Minjoon, yang mengamati di sebelah Chloe, dapat mengatakan bahwa itu bukan hidangan yang biasa. Jo Minjoon bertanya,
“Tidakkah kau akan mencicipinya?”
“Tidak… Apa kau mau?”
Chloe tampak mengejek. Jo Minjoon bahkan tidak merasa dia sedang diejek dan mengangguk. Itu karena betapa menggiurkannya hidangan Chloe. Chloe menggunakan sumpit untuk mengambil remis dan bok choy dan meletakkannya diatas sendok stainless. Dan memberikannya pada Jo Minjoon.
Penampilannya sangat sempurna. Remis yang ditumis dengan minyak cabai merah tampak memiliki pola irisan dengan pisau, dan warna hijau dari bok choy tampaknya mengimbangi rasa remis yang kuat.
Dan bahkan sama saat dimasukkan ke mulut. Di cekungan-cekungan pola irisan pada permukaan remis, terlihat saus tiram dan minyak cabai, rasanya lezat dan nendang. Biasanya Jo Minjoon tidak suka dengan kombinasi rasa asin dan manis. Tapi bahkan dia tidak bisa berhenti terpesona. Remis masih menyimpan aroma laut, tapi itu cocok. Itu tidak amis dan mengandung rasa yang nikmat di dalamnya.
Dan bok choy tidak ditambahkan cuma-cuma. Daun bok choy menstimulasi rasa lembut di mulut, dan setiap kali mengunyah batang bok choy yang renyah, sarinya yang murni dan unik mengalir keluar dan membasahi mulut. Rasa yang begitu kuat dari remis yang di tumis dapat diredakan dengan sehelai daun bok choy. Itu bahkan membuatnya kagum.
Jadi pada saat yang sama, Jo Minjoon tidak bisa berhenti merasa takjub. Jika Chloe kalah dari Kaya itu dapat dimengerti. Tapi ketika para peserta yang tersisa hanya 10, dan pemenangnya hampir bisa dikonfirmasi, Chloe tidak termasuk di dalamnya seingat Jo Minjoon.
“Apa yang mungkin terjadi?”
Itu masalah yang dia harus pikirkan saat ini. Bahkan jika dia memikirkannya tidak akan mendapat jawaban apapun. Jadi Jo Minjoon menoleh melihat tahu sutranya. Untuk sekarang, minyak seharusnya sudah berkurang. Waktu yang diberikan hampir habis. Dia harus mulai menempatkan tahu sutra dengan saus.
Tahu sutra goreng. Lebih tepatnya, sembari menyelesaikan tahu agedashi, Jo Minjoon merasakan sesuatu yang dia belum tahu. Awalnya, dia berpikir karena remis yang dia makan, tapi bukan itu. Dan perasaan itu segera muncul di hadapannya.
[Tahu Agedashi]
Kesegaran: 90%
Asal: (Terlalu banyak bahan untuk diketahui)
Kualitas: Tinggi (Bahan menengah)
Skor Memasak: 7/10
7 poin. Biasanya, menurut Jo Minjoon itu sudah cukup bagus. Menurutnya itu skor yang relatif aman. Namun melihat skor itu, dia tidak merasa puas seperti biasanya. Dia teringat belut Kaya. Dan juga teringat dengan remis yang baru saja dia makan.
Jo Minjoon mengambil sendok dan memasukkan tahu sutra goreng ke mulutnya. Ini enak. Perasaan saat makanan itu menyentuh lidahnya, rasa berminyak yang menyelimutinya berpadu dengan cita rasa dari tahu. Namun, dia tidak puas.
Rasa apa yang kurang? Ataukah itu karena skor hidangan di hadapannya.
Jika dia tidak melihat skornya, mungkinkah dia puas?
< 3 hidangan dan satu kali makan (1) > Selesai