Dewa Memasak – Bagian 30: Hidangan yang dimasak dengan baik dan makanan yang enak (1)
Hal itu kejam bagi yang kalah, tapi setidaknya Grand Chef memperlakukan pemenangnya dengan baik. Saat ini, semua peserta, kecuali yang terdiskualifikasi, memiliki hak yang sama menggunakan bahan-bahan yang segar tanpa batas.
Dapur Grand Chef memiliki hampir semua bahan makan kecuali foie gras dan sirip hiu. Gudang bahan-bahan makanan tidak berbeda dengan surga, bagi mereka yang suka memesak.
Peserta jelas diijinkan untuk menggunakan pisau berkali-kali dalam sehari. Mereka boleh bereksperimen sesuka hati, dan hasil eksperimen mereka dimakan oleh kru siaran, tapi kebanyakan dimakan mereka sendiri.
Dan itulah alasan Chloe ingin menangis.
“Apa yang bisa kulakukan. Menurutku aku makin gemuk.”
Chloe berkata sambil memegang lemak di perutnya. Jo Minjoon melihat Chloe seolah-olah dia tidak paham dengan Chloe. Karena menurut penglihatan matanya, Chloe tampak kurus. Karena warna kulit Chloe yang sedikit gelap, badannya tampak setangguh orang kulit hitam.
Namun Jo Minjoon tidak secara khusus menunjukkan hal itu. Karena dia tahu dengan baik kapanpun kau bicara tentang berat badan dengan seorang gadis, maka tidak ada untungnya. Tapi Marco tampaknya tidak seperti Jo Minjoon. Dia melihat Chloe dengan ekspresi bingung.
“Kau?… makin gemuk?”
Chloe balik melihat Marco dengan ekspresi aneh. Sepertinya sebuah kesalahan mengeluh tentang berat badannya di depan Marco. Badan Marco yang seperti tong yang sedang duduk di sofa, membuatnya tampak seperti kursi besar untuk mandi. Sesaat kemudian, dari sebelah mereka terdengar suara orang menggerutu.
“Jika dia bilang dia makin gemuk, maka memang benar begitu. Apakah dia harus segemuk kau untuk bilang bahwa dia makin gemuk?”
Itu adalah suara Kaya. Dia membuka suara dengan ekspresi dingin seperti biasa. Hanya saja, dia mengatakan itu tidak melihat Marco melainkan menatap layar ponselnya. Melihat matanya mengejang sesekali, Kaya mungkin sedang membaca komentar tentangnya. Chloe yang duduk di lengan sofa, menasehati Kaya.
“Kenapa kau tidak berhenti membaca komentar? Itu tidak baik untuk kesehatan mentalmu.”
“Tidak apa-apa. Komentar-komentar buruk ini adalah sesuatu yang biasa aku dengar sepanjang waktu.”
Jo Minjoon melihat Kaya dan menghela nafas. Bahkan saat episode pertama berakhir, Kaya tidak memeriksa komentar-komentar tentangnya seperti ini. Tidak. Bahkan saat dia memeriksa itu, ekspresinya tidak muram. Namun berbeda dengan kali ini. Tepatnya, itu setelah episode kedua yang disiarkan kemarin.
Grand Chef episode kedua menyiarkan proses kualifikasi di wilayah lain. Mungkin akan seperti itu hingga episode ke-3. Hal yang penting adalah tokoh utama di episode ke-2. Seperti Kaya yang menjadi karakter utama di episode 1, Anderson menjadi karakter utama di episode 2.
Dan itu adalah metode untuk menyulut semangat di antara para penonton. Kaya Lotus, yang datang dari Ghetto dan Anderson Rousseau, yang tumbuh di keluarga chef elit. Warna dari kedua peserta ini jelas berbeda.
Itu adalah permulaan perang. Penggemar Kaya melontarkan komentar buruk pada Anderson, dan begitu juga sebaliknya. Pada akhirnya, kedua peserta yang akan terluka, tapi kelakuan fandom semakin ekstrem.
Jo Minjoon hanya menatap Kaya. Kaya masih muda tapi dia sudah dewasa. Mereka mengatakan bahwa tidak ada untungnya melihat komentar-komentar buruk, tapi Jo Minjoon percaya bahwa Kaya akan belajar dari hal itu secara alami. Namun Jo Minjoon tidak suka jika Kaya terus menerus melihat komentar-komentar itu. Jo Minjoon berkata sesuatu yang dapat membuat semua orang beranjak.
“Ayo makan”
“….Makan? Ini masih 11:30? Ini bahkan belum 3 jam sejak aku sarapan.”
“Jika kau memasak maka kau akan merasa lapar. Dan Chloe, kau masih kurus. Jadi tidak perlu mengeluh seperti itu. Ayo pergi.”
Jo Minjoon berkata seperti itu dan melihat sekilas pada Kaya. Kaya tampak tidak menyadari itu dan dia sibuk melihat ponselnya, tapi Marco dan Chloe paham dengan tatapan Jo Minjoon. Akhirnya, Marco menghela nafas dan mengangkat badannya yang berat untuk berdiri dari sofa.
“Apa yang akan kita makan?”
–
Alasan sederhana Marco, Chloe, dan Jo Minjoon menjadi dekat yaitu, misi tim. Setelah hari itu, mereka bertiga selalu bersama-sama. Dan itu tidak terjadi hanya pada tim mereka. Kebanyakan peserta cenderung bersama-sama dengan peserta lain yang satu tim pada hari itu.
Namun Kaya adalah pengecualian di antara mereka. Dia tidak bisa tidak seperti itu karena dia berakhir dengan memasak hidangan yang tidak cocok dengan rekan timnya di misi itu. Dan bahkan orang-orang yang tidak bersama dia dalam tim yang sama merasa bahwa itu menyusahkan. Akhirnya Kaya menjadi sama seperti seorang penyendiri.
Alasan Kaya berkumpul bersama dengan tim Jo Minjoon bukanlah Jo Minjoon, namun secara tidak terduga adalah karena Chloe. Jo Minjoon khawatir tentang harga diri Kaya dan tidak bisa meski ingin mendekatinya, tapi Chloe mendekati Kaya dengan sikap cerianya yang unik. Dia mendapat penolakan dan mendekati Kaya lagi. Chloe mendapat penolakan sekali lagi dan mencoba mendekati sekali lagi.
‘Kepribadian Chloe sungguh baik.’
Itu adalah hal yang langsung muncul dalam pikiranmu. Chloe adalah orang yang gigih. Dia tampak seperti orang yang tidak bisa meninggalkan seseorang yang sedang terluka sendirian. Mungkin itu sudah dipertimbangan Chloe karena dia bergabung dengan tim Jo Minjoon.
Hasil dari usaha berulang-ulang itu seperti yang bisa kau lihat saat ini. Sebuah makan siang yang dimasak oleh orang-orang yang memegang wajan seperti sebuah keluarga. Namun Jo Minjoon sedikit terganggu dengan situasi ini.
Mereka berempat berdiri di dapur dan membuat hidangan masing-masing. Itu adalah metode yang meniru memasak set menu lengkap secara abal-abal. Jo Minjoon membuat aglio e olio, Chloe membuat sup kentang, Kaya bertanggung jawab memanggang remis, dan souffle untuk Marco.
Aglio e olio adalah hidangan yang sederhana dan bervariasi bergantung chef yag membuatnya. Minyak zaitun berperan menggantikan saus. Jadi, tekstur mie, pemberian garam, dan kekuatan aroma akan bervariasi. Kasarnya, itu adalah hidangan yang tidak sama seperti pasta dengan saus tomat.
Tentu saja, itu adalah hidangan yang sangat nyaman untuk menantang diri dalam memasak karena bahan-bahan yang digunakan hanya minyak zaitun, bawang putih, lada cayenne dan mie spaghetti. Alasan banyak orang Korea membuat aglio e olio pertama kali dan paling banyak adalah karena itu. Saat membuat hidangan yang tidak biasa, secara alami kau akan berpikir untuk menggunakan bahan-bahan yang murah karena ada kemungkinan gagal dalam mencoba.
Sama halnya dengan Jo Minjoon, dia belajar meningkatkan keahlian memasak dengan membuat pasta. Lebih tepatnya, melalui aglio e olio. Dan itu cara belajar yang baik. Karena kau bisa belajar secara analitis tentang keseimbangan rasa dari minyak, aroma bawang putih, lada cayenne, dan lain-lain.
Jo Minjoon menuangkan minyak dan garam ke dalam air yang mendidih. Garam itu untuk membumbui mie, dan minyak zaitun berfungsi agar mie tidak lengket. Dan kemudian, mengeluarkan mie spaghetti. Biasanya bagi orang Korea, ketika mereka berpikir tentang pasta, mereka akan memikirkan mie jenis spaghetti.
Dan itu juga mie yang paling cocok untuk membuat aglio e olio. Jika kau menggunakan mie yang datar dan panjang, seperti fettuccine, maka rasa berminyak dari aglio e olio akan berlebihan. Pasta jenis lain juga sama.
Jo Minjoon memasukkan mie spaghetti ke dalam air yang mendidih. Suasana hatinya membaik saat melihat mie tersebar melingkar seperti kelopak bunga. Dia membiarkan itu, kemudian mengeluarkan bawang putih.
Ketika orang Korea membuat aglio e olio, perbedaan besarnya adalah pada jumlah bawang putih yang digunakan. Jika kau memikirkan kesukaan terhadap bawang putih, maka Korea unggul dari pada negara lainnya. Namun, aglio e olio bukanlah makanan tradisional Korea. Untuk aglio e olio, 1 siung bawang putih cukup untuk satu orang. Tapi ada banyak kasus dimana orang Korea menggunakan tidak hanya satu siung, melainkan satu bungkul.
Itu karena mereka tidak bisa menikmati rasa yang terlalu datar. Karena karakter masakan Korea adalah rasa yang begitu kuat. Dan beruntungnya, Jo Minjoon mempertimbangkan bahwa dia ada di luar negeri. Dia menggunakan 3 siung bawang putih.
Sebelum spaghetti matang, Jo Minjoon memanaskan wajan dan menuangkan sejumlah minyak zaitun. Dan kemudian, memasukkan bawang putih dan lada lalu mulai memasaknya. Dan setelah beberapa saat, mie telah matang dengan sempurna sesuai tingkat al dente. Jika dibandingkan dengan daging, maka itu seperti setengah matang.
Jo Minjoon menggunakan saringan untuk memisahkan mie dari air. Lalu mengambil sesendok penuh air rebusan mie itu dan mencampurkannya ke dalam tumisan bawang putih. Jika kau menambahkan air rebusan ke dalamnya, maka akan sedikit menyedapkan. Selain itu juga memungkinkan minyak bercampur dengan baik dengan mie. Ada kalanya kau tidak perlu menambahkan air karena mie sudah cukup basah.
Ketika air mulai mendidih, dia memasukkan lada peperoncino yang berwarna merah terang. Bergantung maisng-masing orang, ada yang menggorengnya bersama dengan bawang putih, tapi Jo Minjoon tidak suka. Metode yang bagus untuk menjaga rasanya yaitu dengan menggorengnya bersama-sama dengan mie.
Pada titik ini, proses hampir selesai. Jo Minjoon berkata,
“Aku hampir selesai, bagaimana dengan kalian?”
“Masakan remis juga hampir selesai. Tapi aku masih akan menyelesaikan memanggangnya dengan obor, jadi tidak mengapa.”
Suara Kaya terdengar. Jo Minjoon berkata lagi,
“Chloe, dan kau?”
“Aku akan selesai bersamaan dengan kau menyelesaikan hidanganmu. Bukankah kau perlu mendinginkan aglio e olio. Menurutku akan lebih baik memakannya pada saat itu.”
Dia tidak secara khusus bertanya pada Marco. Adonan meringue yang akan digunakan untuk souffle sudah selesai dibuat sebelumnya, jadi jika kau memasukkannya ke dalam oven pada saat yang tepat, maka sudah selesai. Marco sedang bersiap-siap kalau-kalau dia mendapat pertanyaan yang sama, namun tidak ada suara yang terdengar, raut mukanya sedih, dan menunduk.
Tentu saja, itu adalah situasi yang Jo Minjoon tidak bisa lihat. Dia mematikan api yang menyala kecil, dan menggoyang-goyangkan wajan sekali lagi. Mie yang licin itu tampak sangat lezat.
Dia mulai menyajikan mie di empat piring, dan menaburkan bubuk parsley. Orang-oraang biasanya berpikir sederhana bahwa bubuk parsley digunakan untuk dekorasi, tapi secaraa tidak terduga, bubuk parsley adalah herba yang mempunyai aroma yang kuat. Selain itu parsley adalah herba yang tidak bisa ditinggalkan dalam membuat aglio e olio.
Dia tidak menambahkan keju parmesan. Menambahkan keju ke dalam aglio e olio adalah masalah yang mengundang perdebatan di luar negeri. Dibandingkan dengan di Korea, itu mirip dengan memasukkan telur ke dalam ramen atau tidak. Maka dari itu Jo Minjoon meletakkan keju parmesan ke dalam mangkok terpisah.
Jo Minjoon menatap aglio e olio. Secara tidak terduga, skor memasaknya 6. Dia menghela nafas. Ini sangat sulit untuk mendapat 7 poin tanpa menggunakan resep spesial. Saat ini, dia mulai banyak memikirkan tentang keahlian memasaknya. Karena resep dengan skor 7 poin, saat dimasak oleh Kaya, hidangan yang dihasilkan mendapat 8 poin.
Tentu saja, tidak perlu iri terhadap keahlian yang belum dimiliki. Jo Minjoon berkata,
“Aku selesai.”
“Aku juga.”
Chloe tertawa dan membawa pancinya. Itu akan menjadi pemandangan yang sedikit aneh bagi orang yang tidak tahu banyak budaya barat. Karena mereka tidak mau banyak tangan di dalam satu hidangan karena itu tidak higinis.
Tapi meletakkan panci di tengah dan menyajikannya masing-masing adalah sangat biasa bagi orang barat. Setidaknya, di Amerika seperti itu. Ada bayak kasus dimana mereka menyajikan spaghetti dengan jepitan.
Jo Minjoon melihat sup itu. Dan pada saat itu, dia sangat terkejut. Skor memasak terlihat. Tapi skornya aneh. Mungkin ada kesalahan dengan sistem, atau meski tidak ada masalah, itu adalah skor yang tidak bisa dipercaya. Chloe memiringkan kepalanya dan bertanya dengan bingung,
“Mengapa kau melihat seperti itu?”
“Tidak…tidak ada apa-apa.”
Jo Minjoon tersenyum canggung dan menjawabnya. Namun, ada banyak kebingungan tersisa di depan matanya.
Sup kentang Chloe mendapat 6 poin.
< Sebuah hidangan yang dibuat dengan baik dan makanan yang baik (1) > Selesai