Dewa Memasak – Bagian 31: Hidangan yang dibuat dengan baik dan makanan yang enak (2)
Tentunya, dengan mempertimbangkan level memasak Chloe adalah 7, maka aneh jika skor hidangan yang muncul hanya 6. Jika kondisi Chloe sedang buruk, maka wajar hidangan buatannya seperti itu. Tapi dengan skor itu, tidak terlihat ketidakpuasan pada wajah Chloe. Karena jika dia tahu dia telah gagal, maka dia akan menunjukkan dengan jelas ekspresi kecewa.
Dan Chloe bukanlah chef yang buruk yang tidak tahu bahwa dia gagal atau tidak. Maka dari itu, hal ini menjadi semakin membingungkan bagi Jo Minjoon. Bagaimana mungkin dia memasang wajah ceria setelah membuat hidangan 6 poin?
Jo Minjoon melihat sup dengan tatapan bingung. Sesaat kemudian, seseorang memegang pungggung Jo Minjoon dari belakang.
“Apa yang kau lakukan hingga tidak duduk?”
Itu adalah suara Kaya. Dia menyajikan remis panggang langsung di piring. Jadi di meja sudah tersaji sup, pasta, dan hidangan utama, yaitu remis. Bisa dikatakan bahwa itu lebih mendekati makan malam formal ala Korea dari pada menu makanan lengkap.
Mereka akan memakan itu untuk mereka sendiri jadi tidak perlu mematuhi aturan penyajian. Jo Minjoon duduk di tempatnya. Marco memasukkan adonan ke dalam oven dan berkata sembari berjalan menuju meja makan.
“Itu tampak seperti prasmanan.”
Kaya tersenyum tanpa berkata apapun. Dan Jo Minjoon melihat hidangannya. Mungkin itu dibuat dengan keahlian standarnya, tapi remis panggang ini mendapat 7 poin. Permukaan luarnya kecoklatan seperti pudding custard yang dilapisi mentega.
Namun, apa yang Jo Minjoon makan pertama kali adalah sup kentang. Intinya, hidangan ini memiliki peranan utama, jadi jelas sup itu dimakan terlebih dahulu.
Sup itu tidak sekental sup krim, lebih seperti masakan Korea gamja ongsimi atau sup samgyetang (삼계탕). Ketika dia meminum sesendok penuh sup yang berwarna kecoklatan itu, rasa yang jernih dan aroma remis tersebar di mulut.
Itu sedap. Tapi hanya itu. Rasa yang kau sudah biasa mencobanya di tempat lain. Tidak tipis ataupun sangat kuat, tapi rasanya di tengah-tengah itu.
“Wow Chloe. Ini lezat.”
Mendengar suara Kaya, Jo Minjoon terkejut. Kaya adalah tipe orang yang tidak banyak omong, tapi dia juga buruk dalam memuji seseorang. Itulah mengapa ketika Jo Minjoon melihat sup mendapat 6 poin, dia berpikir bahwa Kaya pasti akan berbicara buruk tentang hidangan itu.
Namun, hasilnya adalah sebaliknya. Jo Minjoon meminum sup dengan wajah yang bingung. Kali ini, dia juga memakan kentang tumbuk bersama dengan bunga buttercups. Hanya sampai di situ. Ini adalah makanan yang enak, tapi pengaruh kuat Chloe tidak terasa seperti biasanya.
Dan pada saat itu, Jo Minjoon berpikir.
‘Mengapa aku harus terkesan oleh hidangan?’
Mungkin Jo Minjoon sedang memikirkan hal yang kurang berguna. Jika dipikir lagi, restoran daging Korea tidak mendapat poin yang begitu tinggi. Mengingat saat-saat dia sedang di Korea, dia teringat bahwa mereka kebanyakan mendapat 5 atau 6 poin.
Tapi itu tidak berarti bahwa dagingnya tidak lezat. Tidak ada seorangpun yang tidak puas dengan daging. Itu adalah makanan yang lezat. Meskipun hanya daging yang dimasak dengan dipanggang, tidak akan ada orang yang akan mengatakan itu bukan makanan.
Intinya, Jo Minjoon mulai mempertanyakan penilaian dari sistem. Saat pertama kali, dia berpikir bahwa itu adalah sebuah sistem yang memberi skor pada makanan dengan disertai nama makanan itu. Tapi apakah skor yang muncul menunjukkan semua hal dari hidangan itu? Karena dia memikirkan hal itu, memasak mulai mengganggu pikirannya.
“Minjoon? Mengapa ekspresimu begitu? Apa tidak enak?”
Jo Minjoon, yang sedang tenggelam dalam pikirannya selama beberapa saat, terbangun dengan suara Chloe. Dia memeriksa Jo Minjoon dengan wajah cemas. Jo Minjoon tertawa canggung. Dalam waktu singkat, banyak hal terlintas di pikirannya, tentang sebaiknya mengutarakannya dengan jujur atau tidak.
Tapi jika tentang hal ini, menurutnya lebih baik dibiarkan saja. Karena ini hanya tentang masakan. Di samping itu, dia khawatir jika alasan Chloe didiskualifikasi di awal meski memiliki keahlian yang tinggi adalah karena ini. Jo Minjoon berkata,
“Ini enak. Tapi sejujurnya, hanya itu yang terasa. Tentunya, menghakimi hidanganmu dengan serius seperti ini di antara kita itu tidak baik, tapi aku merasa sedikit kecewa sekaligus bingung. Ini tentunya bukan hidangan profesional. Tapi meski begitu, aku tidak tahu apa yang kurang di dalamnya. Ini…”
“Apa tidak enak seperti ini?”
Seseorang yang menjawab Jo Minjoon bukanlah Chloe, melainkan Kaya. Dia menjilat sendoknya seperti permen, dan lanjut berbicara,
“Ini sederhana dan enak. Menambahkan ini dan itu hanya akan membuatnya berlebihan.”
“Aku juga berpikir begitu. Tapi ini mengecewakan. Chloe memasak ini untuk kita makan dan juga untuk latihan. Tapi bukan berarti bahwa kau akan memasak hidangan ini untuk misi selanjutnya.”
“Itu benar. Tapi…Apa tidak bagus?”
Chloe memiringkan kepalanya sambil menanyakan hal itu. Jo Minjoon tidak ingin mengatakan hal yang buruk pada seseorang yang berwajah jujur, tapi dia harus melakukannya karena dia adalah temannya. Ini perlu agar Chloe bisa bertahan. Jo Minjoon berkata,
“Ini berat untuk dikatakan, tapi pertama-tama aku akan mengevaluasinya. Jika kau bertanya bagaimana menurutku hidanganmu. maka jawabannya aku merasa puas. Dan aku mungkin akan bisa memakannya sekali setiap hari dan menikmati menyantapnya. Tapi jika kau bertanya padaku apakah ini sudah mencurahkan seluruh keahlianmu, maka jawabanku tidak. Meski jika seorang chef dengan keahlian yang baik meletakkan makanan beku ke dalam microwave, maka hasilnya akan sama. Menurutku itu akan sama dengan resep sup kentang ini, bukan, sup kentang ini sendiri.”
“Mm. Apa yang kau coba katakan…adalah ini? Sup kentang itu bukan hidangan yang baik untuk menunjukkan kemampuanku?”
“…Setidaknya sup kentang ini seperti itu. enak di mulut, tapi hanya bisa dinikmati dengan baik. Menurutku ini lebih cocok sebagai makanan keluarga dari pada menu set lengkap.”
Dengan kata-kata itu, Chloe berpikir keras sembari memegang bibirnya. Dari pada mengatakan bahwa kata-katanya melukainya, itu lebih seperti PR untuk nya. Tapi itu juga PR bagi Jo Minjoon. Sebenarnya, saat Jo Minjoon membagikan pendapatnya pada Chloe, suara Jo Minjoon tidak begitu percaya diri. Itu karena skor memasak yang muncul sebelumnya.
Itulah mengapa terasa lebih sulit mengutarakan pada Chloe.
“Jadi, apakah sup kentang tidak layak disajikan di restoran manapun? Karena sup kentang tidak bisa menunjukkan keahlianmu ataupun memiliki rasa yang profesional?”
Saat itu, Jo Minjoon tidak bisa terpikir apapun untuk menjawab itu. Apakah itu benar-benar kasusnya? Apakah sebuah hidangan yang tidak punya harapan untuk berkembang disajikan di restoran? Jika iya, lalu siapa yang memutuskan aturan itu?
Jo Minjoon tidak bisa memikirkan jawabannya. Ada saat-saat dimana dia pernah bekerja di restoran, tapi sebagai chef yang paling junior. Itu hanya sekedar jabatan, tapi sebenarnya tidak ada bedanya dengan tanggung jawab pekerjaan. Tidak banyak hal yang Jo Minjoon tahu mengenai fisiologi restoran.
Sejujurnya, Jo Minjoon ingin setuju dengan perkataan Chloe. Jika ada batasan dalam memasak, dan batasan memasak ditentukan karena itu… Menurutnya itu adalah hal yang menyedihkan. Itu sama halnya dengan mengatakan bahwa semua orang, ketika baru lahir, memiliki nilai yang berbeda dengan bayi-bayi lainnya.
“Aku tidak tahu.”
Akhirnya, apa yang Jo Minjoon bisa katakan hanya itu. Tapi Chloe tidak menyalahkan Jo Minjoon dengan jawabannya itu melainkan tersenyum ceria. Itu adalah senyuman yang menentramkan. Itu adalah ciri khas Chloe.
“Kalau begitu ayo kita pikirkan sama-sama. Kita punya banyak waktu.”
“……Yeah. Ayo.”
“Pertama-tama, ayo makan pasta. Sekarang, pastanya bukan menjadi dingin, melainkan semakin basah.”
Chloe tersenyum dan mengangkat garpunya. Jo Minjoon sedikit tersenyum dan memasukkan aglio e olio buatannya ke dalam mulutnya.
Rasanya sukses. Spaghetti yang bercampur dengan minyak, memberi aroma bawang putih yang halus dengan rasa peperoncino yang pedas. Dan poin utamanya adalah rasa asin. Secara pribadi, menurut Jo Minjoon poin utama membumbui aglio e olio adalah garam. Perasaan yang kau bisa samar-samar rasakan adalah rasa asin dimana bagi orang Korea itu membosankan.
Tapi Jo Minjoon berpikir bahwa mereka adalah peserta Grand Chef, maka mereka akan bisa merasakan sedikit rasa asin dengan jelas. Memang, di wajah Chloe, sedikit senyuman dapat terlihat.
“Ini adalah rasa yang timbul tenggelam.”
“Aku membuatnya seperti itu. Rasa yang berkedip. Sensasi seperti itu. Marco. Bagaimana menurutmu?”
“Sejujurnya, ini perlu lebih dibumbui lagi bagiku. Aku biasa makan makanan yang asin.”
“Maka letakkan keju di atasnya. Maka itu akan cocok denganmu.”
“Aku baru akan melakukannya.”
Marco menyeka keringat di dahinya dan meletakkan sejumlah keju di atasnya. Pada saat itu, aroma keju menggelitik hidungnya. Marco mengambil banyak sekali keju dan meletakkannya di atas spaghettinya. Apakah itu kekuatan keju? Jo Minjoon mengabaikan godaan yang datang dari sudut hatinya dan menggulung mie dengan garpunya. Aglio e olio menjadi hidangan yang sangat berbeda jauh dengan ditambahkan keju. Dia ingin meyakini itu.
“Ini kurang.”
Kaya tiba-tiba berkata, Tapi Jo Minjoon tidak terkejut. Karena itu biasa terjadi bagi Kaya berkomentar tentang makanan di hadapannya. Jo Minjoon malah senang dengan reaksi Kaya. Kemampuan mengecap Kaya yang luar biasa melebihi sistem Jo Minjoon. Hanya dia yang bisa memahami keseluruhan struktur rasa setelah memakannya.
Jo Minjoon bertanya,
“Apa yang kurang?”
“Keseimbangan semuanya. Menurutku bubuk parsley terlalu banyak, dan mie dengan minyak tidak bersinkronisasi dengan sempurna. Kau seharusnya menuangkan air lebih banyak. Kau membuatnya terlalu terburu-buru.”
“Mm. Aku akan mengingatnya.’
Dia tidak merasa sakit hati. Ada kasus-kasus dimana kau mulai membenci seseorang yang menunjukkan kesalahanmu. Tapi Kaya sangat menyadari hal itu dan mengutarakannya pada Jo Minjoon. Memikirkan hal itu, Jo Minjoon tidak merasa sakit hati. Setidaknya, dia bukan orang yang berpikiran sempit.
Tapi pada saat yang sama dia bertanya-tanya akan satu hal. Kedua hidangan ini memiliki skor 6 poin. sup kentang Chloe dan Aglio e olio Jo Minjoon. Tapi mengapa Kaya tidak mengutarakan apapaun tentang sup kentang, dan menjelaskan kekurangan aglio e olio?
Namun pertanyaan itu tidak segera terjawab. Tidak bisa. Kaya bertanya pada mereka dengan suara cemas.
“Kemudian cobalah makan hidangan buatanku juga. Rasanya akan meredakan.”
Kaya memandangi remisnya dengan cemas seolah-olah dia sedang memandang pria tua yang terbaring tak berdaya di ranjang. Jo Minjoon tertawa dan memasukkan remis ke mulutnya.
Rasanya jelas enak. Karena keahliaan Kaya tidak pergi kemanapun. Untuk masakan remis, jika sedikit dingin maka rasanya akan lebih jelas. Mentega yang mulai sulit meleleh di mulut dan remis yang lembut seperti bibir wanita, itu semua adalah kepuasan saat memakannya. Kaya bertanya dengan mata berbinar.
“Bagaimana?”
“Seperti biasa. Tidak ada yang perlu dikomentari.”
Jo Minjoon mengangkat bahunya dan mengatakan itu. Kaya melihat Marco dan Chloe. Chloe tidak berkata apa-apa, hanya tersenyum. Itu berarti rasanya lezat. Pada saat itu, Marco akan berkata sesuatu, Kaya merasa gugup dan memandang Marco. Namun, apa yang Marco katakan tidak berhubungan dengan hidangannya.
“Aku akan mengambil souffle. Itu seharusnya sudah selesai.”
Ketika Marco berkata itu dan kembali, di tangannya ada souffle coklat dengan gula tabur warna putih seperti salju. Chloe mengeluarkan kata-kata kekaguman.
“Wow, Marco. Kuemu sempurna bahkan dari baunya. Mengapa kau datang ke Grand Chef? kau seharusnya datang ke Grand Party City atau semacamnya.”
“…Tapi itu tidak ada.”
Marco berkata dengan tanpa harapan. Dan kemudian memotong souffle dengan pisau kue dan menyajikannya pada masing-masing piring.
Jo Minjoon terkejut saat melihat souffle itu. Itu adalah sesuatu yang berkualitas yang belum pernah dia lihat sebelumnya. 8 poin. Souffle adalah hidangan yang sangat sederhana, tapi seperti aglio e olio, perbedaan rasanya seperti bumi dan langit bergantung dari chef yang membuatnya, dalam hal ini chef pastry. Itu juga berarti bahwa hidangan ini sempurna menunjukkan keahlian Marco.
Bagaimana rasanya? Jo Minjoon memotong souffle dengan garpunya. Itu sangat lunak seperti sponge cake. Dan ketika terbelah, souffle itu mengeluarkan cairan panas. Cairan itu mengeluarkan aroma coklat. Jo Minjoon memasukkan potongan itu ke mulutnya perlahan.
Rasa manis dan lembut menyeruak di dalam mulutnya. Itu sedikit asam dan lengket, dan rasa itu terasa di seluruh lidahnya hingga ke mulutnya. Apa yang Jo Minjoon bisa lakukan saat ini adalah tertawa bahagia.
Tiba-tiba kekhawatiranya tentang metode pemberian skor dari sistem sirna.
<Sebuah hidangan yang dibuat dengan baik dan makanan yang baik (2) > Selesai