Dewa Memasak – Bagian 34: Hidangan buatan chef (2)
Setelah wawancara diakhiri, Jo Minjoon pergi ke ruang tunggu. Biasanya, dia merasa bahwa wawancara itu kurang penting, tapi hari ini spesial. Dia merasa bahwa hari ini lebih dari itu. Sebenarnya, sebagian alasannya adalah karena dia sedang memikirkan hal lain.
Segera setelah dia membuka pintu, dia mencari Kaya. Namun dia tidak terlihat di mana-mana. Apa yang dia lihat sekarang adalah wajah Anderson yang muram. Jo Minjoon menyeringai dan berkata,
“Hello, mister A.”
“…Brengsek tidak tahu malu.”
“Aku minta maaf untuk waktu itu. Aku tidak sengaja. Tidak, aku tidak menyerahkannya padamu setelah aku berterima kasih kan?”
“Tapi, kesimpulannya iya.”
“Itu benar, tapi…”
Dia memasang wajah muram. Melihat Anderson berbincang dengan baik bersama Jo Minjoon, para peserta sangat terkejut. Karena Anderson bukanlah orang yang berkumpul bersama peserta yang lain. Dia tampak seperti versi laki-laki dari Kaya Lotus. Tapi bagi peserta lain, melihat mereka berdua bercengkerama ringan seperti itu, sangat tidak terduga.
Begitu juga bagi Chloe dan Marco. Chloe meletakkan dagunya di pundak Jo Minjoon dan tersenyum. Rambutnya yang hitam dengan sisa warna oranye diujung menggelitik leher Jo Minjoon seperti ekor rubah. Chloe membuka suara,
“Ada apa ini? Kapan kalian menjadi akrab?”
“Jangan salah paham seperti itu karena aku dan Minjoon belum akrab.”
Anderson menggerutu dan duduk di sofa yang berada di pojok. Jo Minjoon menepuk dagu Chloe yang ditempelkan di bahunya. Chloe mengangkat dagunya dan berkata,
“Apa wawancaramu lancar?”
“Apa ada sesuatu yang khusus? kita hanya harus menjawab apa yang ditanyakan, bukan?”
“Karena kau tidak bisa menjawabnya, maka muncullah skandal.”
Jo Minjoon mengembungkan pipinya tanpa berkata apapun lalu menghirup nafas. Tidak ada hal khusus yang bisa dia jawab. Chloe benar. Jo Minjoon berpikir bahwa dia sudah berbicara dengan baik, tapi dia adalah tipe orang yang tidak bisa membedakan antara yang benar dan salah untuk diutarakan.
‘Apakah itu adalah sikap yang biasa aku lakukan saat mengajar muridku?’
Dia merasa tidak enak. Jo Minjoon duduk di atas sofa dan memandang Chloe. Lalu bertanya,
“Lalu Kaya?”
“Aku bertanya-tanya kenapa kau baru bertanya. Dia sedang pergi. Dia merasa tidak nyaman. Aku pikir dia sedang pergi mencari udara segar.”
“Benarkah?”
“Apa ada masalah?”
“Tidak. Tidak ada masalah. Hanya bertanya saja.”
Jo Minjoon berkata seperti itu. Marco, yang duduk di sebelahnya membuka suara,
“Apa ada yang perlu dikhawatirkan soal Kaya? Dia adalah gadis yang kuat.”
“Iya, dia memang gadis yang kuat. Tapi dia masih anak-anak.”
Jo Minjoon berbicara seperti itu dan menghela nafas. Meski begitu, dia masih seperti seorang guru. Sama seperti sikapnya pada Jessie, dia sangat simpati saat melihat Kaya tapi bukan karena dia ingin memberikan konseling seperti pekerjaannya sebelumnya.
Dia memang tipe orang yang seperti itu, untuk ikut campur. Itu bisa diekspresikan seperti itu. Dia adalah seseorang yang tidak suka melihat anak-anak yang belum dewasa sedang menderita.
Tapi hanya karena itu, jika dia pergi, menghiburnya, dan menasehatinya, maka itu akan menjadi hal yang lucu. Pada kasus Jessie, situasinya berubah demikian, jadi dia bisa mengatakan beberapa hal. Tapi situasi Kaya berbeda, situasi dan karakternya yang membuat berbeda. Jo Minjoon berkata,
“Beberapa banyak waktu tersisa hingga misi dimulai?”
“Ada setidaknya tersisa 3 orang yang masih akan diwawancara. Jadi menurutku sekitar 15 menit. Kau akan pergi mencarinya?”
Untuk menjawab pertanyaan Marco, Jo Minjoon menggelengkan kepalanya. Itu adalah sesuatu yang dia tidak seharusnya turut campur. Ada keheningan di antara mereka selama semenit. Seseorang yang memecah keheningan adalah Chloe dan pertanyaannya.
“Menurutmu apa misi selanjutnya?”
–
“Tema misinya yaitu ‘vegetarian’.”
Emily mengumumkan tema dengan suara yang lantang. Jo Minjoon hanya memandang Emily. Emily tersenyum cerah dan membuat kontak mata dengan masing-masing peserta, lalu melanjutkan berbicara,
“Ketika kalian mengoperasikan restoran, para vegetarian menjadi PR bagi kalian. Dan di antara para vegetarian, banyak macamnya. Tentunya, mereka tidak makan daging dan ikan, bahkan telur dan susu, dan hanya makan sayur-sayuran. Mereka itulah para vegan. Para vegan hanya boleh makan susu laktosa, itu diperbolehkan. Yang harus kalian lakukan adalah menganggap kami, para juri, sebagai vegan pengkonsumsi laktosa. Sederhananya, kalian tidak boleh menggunakan daging apapun kecuali telur dan produk susu. Kalian juga dilarang menggunkan ikan dan unggas.”
Itu adalah kondisi pemilih. Tapi karena masih dapat menggunakan telur dan produk susu, itu sedikit mudah. Dilarang menggunakan berbagai varian daging adalah kondisi yang khusus. Itu akan menjadi misi spesial yang sulit bagi orang barat yang terbiasa makan daging.
Tapi tidak untuk Jo Minjoon karena dia orang Korea. Dan Korea adalah salah satu negara representasi para vegan. Ada banyak resep yang sesuai dengan vegetarian di kepalanya. Tapi masalahnya adalah hal yang lain.
‘7 poin. Haruskah aku memikirkannya?’
Prinsip yang dia punya untuk memasak sudah lama berubah. Tentunya, jika skor memasak tinggi, maka hidangannya juga akan enak. Tapi dia menyadari bahwa skor rendah, kualitasnya belum tentu rendah.
Tentunya, para juri biasanya akan lebih suka dengan hidangan dengan skor tinggi. Jadi semakin tinggi skornya akan lebih baik. Tapi masalahnya ada dua resep yang dia pikirkan. Satunya bernilai 7 poin dan satu lagi 6 poin. Kepalanya mengatakan padanya untuk memilih hidangan 7 poin tapi hatinya memilih yang satunya.
Resep hidangan 7 poin sangat sederhana. Kau mengukus brokoli dan kembang kol. Campurkan paprika dan mentega, oleskan pada kembang kol lalu panggang. Dan taburkan tepung roti, herba, dll. Selesai. Sekilas, itu adalah resep yang sederhana, tapi proses membakarnya membutuhkan dedikasi dan keahlian.
Dan resep hidangan 6 poin satunya, yang membuat dia lebih tertarik, yaitu resep yang meniru dari hidangan yang biasa di makan di kuil-kuil Korea. Itu adalah lumpia kubis yang berisi irisan telur, tofu, jamur, dan herba. Dia juga ingin meletakkan telur mentah diatas bibimbap (비빔밥) dan ingin mempresentasikan gamjajeon daun kucai (감자부추전) dan miyeokguk biji perilla (들깨미역국) dalam satu sajian.
Itu bukan karena dia ingin mempresentasikan masakan Korea. Skornya 6 poin karena itu semua adalah hidangan yang biasa di Korea. Tapi bagi para Juri, itu adalah hal yang baru. Itu adalah pertimbangan Jo Minjoon.
Sebelum dia selesai merancang ide di kepalanya, Alan membuka suara,
“Misi ini akan menjadi misi individu. Kalian harus bertanggung jawab penuh terhadap hidangan yang kalian buat.”
Tidak ada seorangpun yang membalas karena mereka sibuk memikirkan resep yang akan mereka gunakan. Joseph berkata dengan suara tenang,
“Kami akan memberi kalian waktu 5 menit untuk memikirkan resep kalian. Pikirkan resep untuk vegan dalam 5 menit. Selain itu waktu memasak adalah 60 menit.
Jo Minjoon tenggelam dalam pikirannya. Jika dia memperhitungkan rasa dan nutrisi, menurutnya akan lebih baik menyajikan beberapa hidangan dalam satu meja. Jika ada sesuatu yang mengganggunya, itu adalah skor 6 poin dari hidangan itu. Tapi dia tidak dapat bergantung dengan sistem setiap saat. Jo Minjoon bukanlah pemain game yang sedang bermain game memasak, tapi seorang chef. Dan alam bawah sadar sebagai chef mengatakan kepadanya untuk memilih resep 6 poin itu.
Jo Minjoon memeriksa sekelilingnya. Ada total 21 orang termasuk dia. Dan mereka semua adalah peserta yang serius dan berhasrat kuat dalam program ini. Harga dirinya sedikit terluka. Bahkan jika sistem adalah kekuatan yang dia dapatkan, dia tidak suka, karena dia memikirkan skor di tengah orang-orang seperti itu.
‘Oke. Mari lakukan dengan caraku kali ini. Aku juga chef.’
Sistem bukan objek yang loyal. Itu adalah alat dan dia harus menggunakannya. Saat dia dipengaruhi oleh skor, maka pada saat itu bukanlah Jo Minjoon yang memasak, melainkan sistem yang melakukannya.
Setelah berapa saat, Alarm berdering. Itu adalah alarm sebagai tanda waktu memasak telah dimulai. Joseph membuka suara dan berteriak,
“60 menit! Mulai dari sekarang!”
Jo Minjoon tidak membuang-buang semenit pun dan pergi ke pantri. Bahan-bahan yang dia ambil sederhana. Rumput laut, biji perilla, beras, telur, sayur-sayuran dan buah-buahan.
Hal pertama yang harus dia lakukan adalah memasak nasi. Jo Minjoon mencuci beras dan membuang airnya, dan mengisi panci lagi dengan air lalu memasaknya. Mereka tidak punya penanak nasi elektrik, jadi dia harus menggunakan panci bertekanan. Intinya, penanak nasi elektrik hanya digunakan di Korea dan Jepang. Itu adalah alat yang tidak familiar di luar negeri. Meski Grand Chef memiliki banyak bahan masakan dan alat masak, tapi pengecualian untuk penanak nasi elektrik.
Setelah mempersiapkan beras untuk dimasak, selanjutnya menangani miyeokguk biji perilla. Hal pertama yang dia tangani tentunya adalah rumput laut. Jo Minjoon mencucinya hingga bersih dengan air dingin, lalu menguceknya. Setelah itu, biji perilla, Jo Minjoon memarut biji perilla di atas air beras.
Langkah selanjutnya cukup mudah. Jo Minjoon menggoreng rumput laut di minyak perilla. Dan setelah memasukkan bubuk biji perilla, air beras dan irisan bawang putih ke dalam panci, lalu Jo Minjoon menutup panci. Alasan dia tidak menggunakan beras instan dan menyiapkan beras dengan cara di atas adalah karena dia tidak bisa menggunakan kaldu ikan teri ke dalam hidangan vegan. Dia membutuhkan air beras, meski tidak cukup, tapi itu akan berperan menjadi kaldu untuk sup miyeokguknya.
Membumbuinya saat hampir matang sudah cukup. Jo Minjoon menutup panci dan menyiapkan hal selanjutnya. Gamjajeon dan lumpia kubis.. Hal pertama yang harus dia tangani adalah lumpia kubis. Lebih baik membuat gamjajeon di saat terakhir agar kerenyahannya terjaga.
Pertama, Jo Minjoon membenamkan daun kubis ke dalam air yang telah dicampur cuka dan garam. Setelah itu, dia memotong sayuran memanjang, mengeluarkan tahu dari air dan memerasnya. Ada banyak air tersisa di tahu. Karena saat kau memakannya, air yang tersisa di dalamnya bisa merendam bahan lain di dalam perutmu.
Setelah beberapa saat, Joseph mendekati Jo Minjoon dan hanya memperhatikan dia memasak. Jo Minjoon pun tidak peduli dengan joseph dan merobek daun kubis. Akhirnya, Emily yang melihat mereka berdua bertanya seolah-olah dia merasa heran.
“Joseph. Mengapa kau hanya memperhatikan seperti itu?”
“Karena aku penasaran. Menurutku Jo Minjoon tidak berusaha membuat satu hidangan, melainkan menu set lengkap ala Asia.”
“ Hmm….. Akankah punya cukup waktu?”
Emily bertanya, tapi Jo Minjoon tidak menjawab. Emily tertawa canggung. Jo Minjoon sangat fokus pada meja memasak. Intinya, dia tidak bisa mendengar suara apapun. Dia bukan merasa cemas, melainkan sangat fokus.
Kesulitan membuat menu set lengkap adalah kau harus memasak beberapa hidangan pada saat yang sama. Bahkan jika kau berkonsentrasi dalam satu hal, kau harus memperhatikan masakan yang lain. Itulah mengapa sering kali para ibu rumah tangga berteriak ‘aaah!!’ di tengah memasak, karena telah mengalihkan perhatian mereka hingga makanan hangus di wajan. Tentunya, alasan di Korea lebih banyak karena mereka fokus menonton TV, jadi bukan karena chef yang yang buruk.
30 menit telah berlalu. Jo Minjoon mengeluarkan kubis dari pengukus dan meletakkan tofu, mushrooms, dan potongan telur, dll di dalamnya. Dan setelah meletakkan ketumbar, kemangi, dan bahan lain di dalamnya, rasanya jelas lebih lezat.
Tapi itu rasa yang benar-benar segar. Karena hanya dibumbui dengan garam, tidak ada daging. Tapi tentunya itu makanan yang membuatmu merasa baik. Sari kubis mengalir ke dalam mulut seperti jus, dan aroma herba dan ketumbar menyeruak di dalam mulut seperti aroma mojito jeruk nipis.
Skor makanan 6. Itu wajar karena masakan ini tidak menggunakan metode memasak yang spesial.
Dia terpikir untuk memanggang lumpia kubis di minyak perilla dan ditambah kecap, tapi jika dia melakukannya, rasa segar akan menghilang seketika. Jo Minjoon hanya memotong lumpia itu dan menyajikannya di piring.
Ketika dia mengecek miyeokguk, rasa dari rumput laut dan bawang putih terasa sangat dalam. Sensasi dari biji perilla yang menyentuh ujung lidah sangat enak dan rasanya pun lezat. Jo Minjoon membumbuinya dengan kecap asin dan garam. Dan menutup panci kembali. Dia harus mendidihkan miyeokguk seperti ini hingga saatnya dia menyajikannnya pada para juri. Karena semakin lembut rumput laut, semakin lezat.
Dia juga memperhatikan nasi dan hampir matang. Nasi yang dimasak dengan sempurna. Spesies beras yang digunakan adalah calrose. Jadi dibandingkan dengan nasi putih yang dimakan di Korea, rasanya sedikit kurang, tapi bisa diatasi dengan minyak wijen.
Jo Minjoo mengiris herba, selada, labu, dan wortel. Di Amerika Serikat, bukan, di Amerika, mereka tidak memakan tanaman sebagai sayuran seperti di Korea. Di Korea, hampir semua dimakan sebagai sayuran. Karena itu, Jo Minjoon berpikir bahwa bibimbap yang sedang dia buat saat ini, dengan sayur-sayuran yang dia tambahkan akan terasa segar.
< Hidangan yang dibuat oleh Chef (2) > Selesai