Dewa Memasak – Bagian 35: Hidangan yang dibuat oleh Chef (3)
Pertama, Jo Minjoon menuangkan minyak wijen ke dalam nasi, lalu mencampur saus gochujang (고추장) dan saus doenjang dengan rasio 1-1 lalu mencampurkan keduanya dengan nasi. Biasanya, apa yang membedakan bibimbap ala Korea adalah prosesnya yaitu dengan mencampurkan saus dengan nasi terlebih dahulu atau menyajikannya secara terpisah. Kadang-kadang saus itu juga sebagai garnish.
Ada alasan Jo Minjoon mencampurkan saus sebelumnya. Pertama karena ini adalah sebuah misi. Jika membiarkan para juri untuk membumbuinya sendiri sesuka hati mereka, dia tidak tahu apa yang harus dia jelaskan pada para juri nantinya. Pada dasarnya, Jo Minjoon sangat tidak suka menyajikan saus dan minyak wijen secara terpisah pada hidangan Korea. Karena dia pikir bahwa chef dari restoran adalah orang yang seharusnya menyelesaikan hidangan tersebut dengan tangannya sendiri. Jika di selesaikan oleh pelanggan sendiri maka tidak ada gunanya. Itulah yang dipikirkan Jo Minjoon.
Yang kedua, soal kebersihan. Ada banyak kasus di mana sayuran dan daging yang diletakkan sebagai garnish tercecer ataupun menggumpal saat dicampurkan dengan saus. Penampakannya akan membuatmu enggan memakannya.
Setelah menempatkan bibimbap kukus di piring kecil, Jo Minjoon meletakkan semua piring di atas piring yang lebih besar dan rata. Di dekat piring bulat bibimbap, ada banyak garnish diletakkan seperti kelopak bunga. Dan terakhir menempatkan kuning telur di atas nasi. Jo Minjoon melihat bibimbap itu.
[Bibimbap]
Kesegaran: 94%
Asal: (Terlalu banyak bahan untuk diketahui)
Kualitas: Tinggi (Bahan menengah)
Skor Memasak: 6/10
6 poin. Itu sesuai dugaan. Jo Minjoon tidak terlena dan melihat ke arah jam dinding. Sisa 17 menit. Cukup untuk membuat gamjajeon.
Jo Minjoon meraih kentang dan mulai memarutnya. Dia meletakkan kentang di atas saringan untuk mengeringkannya. Lalu mengiris daun kucai dan cabai merah, yang merupakan alasan Jo Minjoon tidak bisa menyebut ini hidangan kuil.
5 Sayuran Dewa (오신채) yaitu daun kucai, kucai liar Korea, daun bawang, bawang putih, dan heunggo (흥거). 5 sayuran ini dilarang dimakan di kuil. dan dia telah menggunakan dua di antaranya. Bawang putih digunakan pada miyeokguk, dan daun kucai digunakan pada gamjajeon. Tapi tentu saja, tema misi bukanlah masakan kuil, jadi tidak ada yang perlu dicemaskan. Apa yang penting sekarang adalah rasa dan nutrisi.
Jo Minjoon menambahkan tepung pada kentang parut, dan mencampurkannya setelah memasukkan daun kucai dan cabai merah. Dan kemudian, memasukkannya ke wajan yang telah panas. Dia harus menggunakan sedikit minyak goreng. Jika dia memasukkan terlalu banyak, tidak hanya bagian tepi, tapi juga bagian tengah akan kering seperti kue kering dan kehilangan kelengketannya.
Tapi dia juga tidak bisa menuangkan terlalu sedikit. Karena gamjajeon dapat menempel ke wajan dan bentuknya akan rusak.
Beruntungnya, Jo Minjoon memasaknya lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
[Gamjajeon daun kucai]
Kesegaran: 92%
Asal: (Terlalu banyak bahan untuk diketahui)
Kualitas: Tinggi (Bahan menengah)
Skor Memasak: 6/10
6 poin. Mata Jo Minjoon berkedut. Dia hanya punya sisa waktu 2 menit. Dia menyajikan miyeokguk di mangkuk. Orang-orang barat tidak sangat akrab dengan bahan masakan seperti rumput laut, tapi mereka tidak bisa menolak memakannya jika mereka menjadi juri atau semacamnya. Selain itu, dia menambahkan bubuk biji perilla pada menit-menit terakhir untuk berjaga-jaga. Tentunya, perilla juga bahan masakan di mana orang barat juga kurang familiar, tapi itu dapat menjaga sedikit rasa dari miyeokguk.
Jo Minjoon menempatkan piring di atas nampan. Miyeokguk perilla, gamjajeon daun kucai, lumpia kubis, dan bibimbap.
Hal yang tidak terduga terjadi. Layar status yang muncul menutupi piring tersisih oleh layar yang lebih besar dan lebih jelas yang muncul di atasnya. Jo Minjoon bingung melihat situasi itu. Tiba-tiba, layar ain muncul di depan matanya.
[Anda membuat menu lengkap ala Korea yang harmonis. Komposisinya sesuai dengan tema.]
[Fitur baru yang memungkinkan Anda mengevaluasi beberapa hidangan sekaligus, yaitu skor komposisi telah ditambahkan.]
[Penguasaan keahlian ‘pemahaman terhadap masakan Korea’ telah meningkat.]
[Anda ingin mengecek skor komposisi?]
Ya / Tidak
Jo Minjoon masih melihat itu dengan wajah bingung. Sesaat kemudian, Layar baru muncul.
[Menu vegan Korea ala Jo Minjoon.]
Daftar: Bibimbap, miyeokguk perilla, lumpia kubis, gamjajeon daun kucai.
Skor memasak rata-rata: 6/10
Skor komposisi: 7/10
Evaluasi: Ini adalah makanan untuk vegan. Ini ditandai dengan plating yang indah dan rasa yang murni. Jadi ini adalah makanan yang enak untuk disantap tanpa beban.
Mata Jo Minjoon berkedut. Sebuah fitur baru muncul. Emosinya belum sempat naik. Alarm berdering bersamaan dengan suara Alan.
“Semuanya angkat tangan! Waktu sudah habis!”
Alan melihat ke setiap orang tanpa ekspresi. Jo Minjoon menelan ludah. Dadu sudah dilempar. Akankah makanan ini yang dibuat dengan caranya sendiri dapat menggerakkan hati para juri? Jo Minjoon memeriksa sekelilingnya. Dia melihat berbagai hidangan yang berbeda, ada ratatouille, lasagna, sandwich ala Kuba, dll.
Deg deg deg. Dia mendengar dengan jelas bahwa jantungnya berdegup kencang. Jo Minjoon menjilat bibirnya. Meski dia melakukan itu, dia tetap merasa gugup. Alasan dia bisa tetap tenang dan sabar saat dia sedang dievaluasi adalah karena takdir yang dia percaya melalui skor memasak. Namun, sekarang dia baru tahu bahwa skor memasak bukanlah sesuatu yang mutlak. Dan sekarang, skor dari hidangan-hidangan ini hanya 6 poin.
Apa yang dia bisa percaya sekarang adalah dirinya sendiri. Mungkin, ini adalah pertama kalinya dia dievaluasi dengan benar.
Jo Minjoon memandang Alan dengan gugup. Saat dia berpikir dia telah membuat kontak mata dengan Alan, Alan membuka suara dan berkata,
“Kami akan mulai evaluasi. Dimulai dari baris pertama.”
Jo Minjoon berada di baris kedua. Dua orang di depannya berjalan menuju para juri dengan hidangan di tangan mereka, salah satunya Chloe. Jo Minjoon melihat lebih dekat pada hidangan Chloe. Skor memasak 8. Itu adalah yang terbaik yang Chloe bisa dapatkan.
Hidangan Chloe adalah tumis mie gandum yang ditemani oleh campuran rebung dan bok choy. Saus yang berwarna coklat terang, tampakya terbuat dari kecap asin dan sitron, tergenang di bawah mie, dan Chloe menempatkan separuh telur goreng di tengah-tengah sebagai dekorasi. Dengan banyak alasan ini, tampaknya hidangan itu lezat.
Sepertinya agak mudah, tapi juga cukup sulit membuat hidangan itu. Menggoreng telur, tapi bagian kuning telur belum matang juga butuh keahlian. Fakta bahwa itu hidangan tumis mie gandum memang susah dibuat. Dia harus menumis mie secukupnya agar tidak terlalu kering tetapi juga sudah cukup lengket. Jika dia membuat kesalahan ringan, maka hidangan itu tidak akan dipertimbangkan sebagai makanan, melainkan sampah.
Alan mengangkat garpunya dan membelah telur. Permukaan telur yang tergoreng tipis terpisah dengan putih telur. Di atasnya, cairan kuning telur mengalir seperti sirup jeruk. Pemandangan itu membuat peserta lain menelan ludah, bahkan Chloe juga. Sudah lama dia merasakan sesuatu yang dia buat bisa tampak selezat ini.
Alan membenamkan mie dan bokchoy ke dalam kuning telur dan memasukkan ke dalam mulut. Hal pertama yang menyebar di mulut adalah sitron dan rasa dari kecap asin. Rasa sitron yang kuat menjadikan rasa asin dari kecap menyebar dengan cepat. Ketika dia mengunyah bok choy, aroma citron menghilang separuhnya dan tergantikan oleh rasa segar dari bok choy. Mie yang berada di antara daun-daun bok choy mentransmisikan minyak bersama dengan kuning telur.
Indah? Tidak, itu bukan rasa yang dapat dideskripsikan dengan kata yang halus itu. Penuh karisma. Itu adalah cita rasa yang primitif dan provokatif yang sebaiknya jenderal besar makan sebelum perang. Alan bersusah payah untuk tetap tenang. Dan sama halnya dengan dua juri di sebelahnya. Alan membuka suara pertama kali,
“Chloe. Aku menikmatinya.”
Chloe tidak membalasnya dan hanya tertawa canggung. Terlihat bahwa dia gugup. Alan bertanya dengan tenang,
“Apakah ini pertama kalinya kau membuat hidangan ini?”
“Tidak. Itu adalah hidangan yang dibuat ibuku untukku selama ini. Tapi telur goreng setengah matang itu adalah ideku. Ibuku hanya menambahkan telur setengah matang.”
“Ibumu pastinya seseorang yang paham sekali tentang memasak.”
“Tentu saja. Sampai sekarang, aku belum pernah makan hidangan yang lebih enak dari pada buatan ibuku.”
“Jadi, menurutmu kau membuat resep dari ibumu dengan baik?”
Pada kata-kata Alan, Chloe ragu-ragu. Dia berbicara dengan kurang percaya diri.
“Mmm… Aku sudah bilang bahwa ini adalah resep ibuku. Dan Anda bilang bahwa ibuku mempunyai pemahaman tinggi tentang memasak setelah mencoba hidangan itu. Itu berarti bahwa menurut Anda hidanganku enak. Bukan, setidaknya begitu untuk resepku. Dan untuk melihat resep dengan baik, maka Anda harus melakukan yang sama dengan hidangan…”
“Berhenti.”
Sebelum perkataan Chloe berlanjut, Alan menyelanya, Chloe, yang sedang berbicara, berhenti seketika dan memandang Alan. Dia menghentakkan kaki bagian depannya. Alan melanjutkan berbicara,
“Aku akan langsung pada intinya. Ini hidangan yang enak, Chloe, dan juga lezat. Ini adalah hidangan yang baik yang memanfaatkan kelebihan dari tumisan mie gandum. Khususnya, kombinasi sitron dan kecap asin benar-benar enak.
”Aku berpendapat yang sama. Aku tidak menyangka bahwa aku akan merasa nyaman oleh hidangan yang aku coba pertama kali. Aku menikmatinya. Itu hidangan yang enak.”
Emily melanjutkan setelah Alan. Chloe tersenyum ceria pada Joseph. Kritik tentang rasa dari 2 orang, lebih dari setengah para juri, mengatakan itu enak, jadi dia sudah aman dari bahaya diskualifikasi. Joseph tersenyum ramah dan berkata,
“Aku menikmatinya Chloe. Kau lolos.”
“Terima kasih!”
Chloe berteriak dengan suara penuh kebahagiaan dan menaiki tangga. Tapi atmosfer yang bagus itu seketika hancur. Peserta setelah Chloe menyajikan sebuah sandwich baguette yang berisi timun, tomat, keju dan kentang goreng.
Itu bisa dimakan, tapi tidak ada yang spesial. Dari ekspresi para juri dapat terlihat dengan jelas apa yang mereka pikirkan. Para juri memakan sepotong sandwich dan mengunyahnya. Sesaat kemudian, seolah-olah susah untuk dikunyah, Alan melepeh apa yang ada di mulutnya ke dalam sampah.
Dan setelah itu, ada banyak hal yang Alan katakan. ‘Ini terlalu biasa. Aku jadi curiga bagaimana kau bisa bertahan sampai saat ini. Apa menurutmu hidangan ini akan mendapat skor yang baik?’ Mereka mengatakan banyak hal tapi konklusinya sama.
“Jamie. Kau menjadi salah satu kandidat terdiskualifikasi. Kembalilah ke tempatmu.”
Dan selanjutnya giliran Jo Minjoon. Alan menaikkan suaranya
“Jo Minjoon. Helena. Bawa hidangan kalian.”
Jo Minjoon berjalan menuju mereka dengan nampan di tangannya. Yang pertama di evaluasi adalah Jo Minjoon. Para juri mendekatinya. Alan menunduk menatap miyeokguk.
“Apa ini… miyeokguk?”
“Iya. Aku memasukkan biji perilla ke dalam itu dan mendidihkannya.”
“Aku pernah makan miyeokguk sebelumnya, tapi ini pertama kalinya dengan biji perilla di dalamnya. Bagaimana aku harus memakannya?”
“Kau bisa melakukannya dengan sesuka hati”
“Ini… semua makanan Korea bukan?”
“Iya, aku mengembangkan sedikit dari masakan kuil.”
Para juri menyantap pertama kali adalah miyeokguk. Kemudian bibimbap dan setelah memakan lumpia, mereka memakan gamjajeon. Emily menghela nafas.
“Ini…sulit.”
“Aku bersimpati padamu.”
Alan mengangguk dan melihat Jo Minjoon. Sulit bagi Jo Minjoon untuk paham apa yang mereka sebut sulit. Sulit menerima rasanya? atau sulit mengevaluasi. Sesaat kemudian. Joseph ragu-ragu untuk berbicara dan akhirnya berkata,
“Minjoon. Kami akan berdiskusi. Tolong mundur.”
Jo Minjoon tidak berkata apa-apa dan mundur 5 langkah. Emily berbisik dengan suara pelan.
“Apa yang akan kau lakukan?”
“…Itu sedap.”
“Itu juga sedap menurutku. Bagi orang biasa, itu tidak sedap tapi eksotis, tapi bagiku cukup enak.”
“Itu dimasak dengan baik. Saya tidak tahu bagaimana masakan kuil, tapi warna dari masakan Korea sangat hidup. Tapi…”
Alan berbicara, Emily paham mengapa Alan ragu-ragu. Joseph berkata dengan suara kecewa.
“Tidak ada klimaksnya.”
“…Iya, itu benar.”
Itulah yang mereka katakan. Apa yang para juri sesalkan bukanlah skor masakan seperti yang Jo Minjoon cemaskan, ataupun rasa yang kurang familiar. Menu itu kurang hidangan utama. Hanya itu.
Mereka bisa bilang bahwa bibimbap adalah hidangan utamanya. Tapi rasanya kurang kuat sebagai hidangan utama pada masakan ini.
Alan membuka suara,
“Jika ini menu makanan keluarga, maka ini akan jadi sempurna tanpa ditambah apapun. Kudapan ini semuanya lezat, dan keharmonisan di antara mereka tidak buruk sama sekali. Namun…”
Alan berhenti berbicara dan menghela nafas. Mungkin, jika kau menyajikan bibimbap sendirian, mereka dapat memberi skor tinggi. Karena rasanya tidak buruk, dan komposisinya oke.
Tapi meski dia menyajikan banyak hidangan, dia lupa tentang kelengkapan menu. Itulah masalahnya. Di antara level hidangan yang mirip, tidak ada yang menstimulasi dan membuatmu senang. Rasanya benar-benar sederhana dan itu membuatmu merasa bahwa hidangan-hidangan itu melindungi rasa satu sama lain.
Tentu saja, itu berarti bahwa dia mempunyai pemahaman yang tinggi di semua hidangan ini. Tapi…
‘Ini lemah.’
Tatapan Alan semakin tajam. Dan setelah itu, para juri mulai membagikan pendapat mereka.
Dan, kesimpulan telah didapat.
“Minjoon. kemarilah.”
Joseph membuka suara, Jo Minjoon menampakkan wajah tidak santai saat Joseph tersenyum.
“Secara pribadi, menurutku ini adalah hidangan yang paling enak dari semua hidangan yang telah kau buat. Tapi masalahnya adalah rasanya. Itu intinya. Sampai sekarang, rebusan baso ikan lele, dan ikan panggang, semuanya enak. Dan ambisimu terlihat dengan jelas dari hidangan-hidangan itu. Tentu saja, itu adalah hal yang wajar. Jika kau seorang peserta yang berharap akan lolos, dan karena itu kau hanya harus memasak dengan baik.”
Joseph berbicara sampai di situ kemudian berhenti. Dia melihat juri lain yang berdiri di sebelahnya.
“Menurutku hal yang sama juga dipikirkan oleh Emily dan Alan. Hidangan yang kau buat kali ini benar-benar menghangatkan. Tidak terkesan ambisius dan itu tampak bahwa kau ingin membuat makanan yang lezat dan menentramkan. Kalimat bagusnya, itu terasa seperti seorang ibu yang mempersiapkannya. Tapi dengan kalimat buruk, itu adalah hidangan yang bukan dari restoran melainkan dari rumah.”
Jo Minjoon tidak berkata apapun. Dia hanya mendengarkan dengan seksama perkataan Joseph. Joseph menghela nafas. Dia tampak membuat evaluasi ini terasa sungguh berat.
“Itulah mengapa aku hanya bisa mengatakan maaf. Karena ini benar-benar hidangan yang enak. Namun kami bukanlah pelanggaan, melainkan juri… Dan kami tidak bisa hanya melihat hatimu untuk menilai, Minjoon.”
Joseph memandang Jo Minjoon. Jo Minjoon perlahan memejamkan matanya. Dia dapat menebak apa yang akan dikatakan padanya. Dan tebakannya benar.
“Aku minta maaf. Kau termasuk kandidat terdiskualifikasi.”
< Hidangan yang dibuat oleh Chef (1) > Selesai