Dewa Memasak – Bagian 2: Peran kepala chef (1)
Jo Minjoon berpaling dari tatapan Kaya dan tenggelam dalam pikirannya. Apakah Kaya sebenarnya menjadi ketua tim? Setidaknya , itu tidak terjadi di ingatan Jo Minjoon.
‘Apakah itu berubah karena aku?’
Itu dapat dipahami. Karena efek kupu-kupu bukan hanya sekedar kata-kata tapi terbukti adanya. Meski aneh dikatakan bahwa sejarah telah berubah karena ada 1 bola lagi telah ditambahkan.
Alan membuka suara,
“Kedua ketua tim sudah terpilih. Majulah ke depan.”
Jacob Simpson dan Kaya Lotus. Alan melihat mereka dengan perlahan lalu berkata,
“Apa kalian percaya diri?”
“Tidak.”
Kaya tidak ragu-ragu meski sesaat dan menjawabnya. Matanya tampak galak karena riasan, dan semakin tampak galak. Jika seseorang yang tidak pernah melihatnya, sedang melihat Kaya saat ini, orang itu akan berpikir bahwa Kaya sedang marah. Tapi Jo Minjoon ataupun Chloe tahu tipe seperti apa Kaya karena mereka selalu bersama. Itu adalah ekspresi gugup. Karakter Kaya seperti landak, semakin dia takut, semakin dia bertingkah sok kuat. Dia punya kecenderungan yang buruk untuk bertindak seperti penjahat.
‘Jika dia melakukan sesuatu untuk memperbaiki karakternya, maka itu bagus.’
Jo Minjoon merasa bersalah terhadap Kaya. Namun demikian, ini bukanlah situasi yang mereka bisa santai. Meskipun dia sedang dalam kedamaian tinggal di asrama Grand Chef, rumah dia yang sebenarnya adalah di Ghetto. Kenyataannya masih sama. Namun demikian, banyak hal akan berubah setelah program ini berakhir.
“Sebelum membuat tim, pertama akan ada survei. Masing-masing peserta harus berdiri di depan ketua tim yang kalian inginkan.”
Setelah kata-kata itu, semua orang melihat Kaya dan Jacob. Mereka mulai menggerakkan kaki mereka perlahan dan hasilnya sesuai dugaan. Ada 6 orang bersama dengan Jacob dan 10 orang bersama dengan Kaya. Dari sepuluh orang tersebut ada Jo Minjoon, Chloe, Marco, dan Anderson. Jo Minjoon melihat Anderson dengan tatapan tak terduga. Dia berbisik.
“Aku tidak tahu kau akan bergabung di sini.”
Melalui episode pertama dan kedua, pandangan yang Anderson dan Kaya buat adalah mereka adalah musuh. Awalnya, mereka tidak menyadari satu sama lain tapi itu tidak bisa disebut permusuhan, itu pandangan yang aneh. Oleh karenanya, itu menjadi hal yang tak terduga bagi Anderson untuk bergabung dengan tim Kaya. Anderson menjawab,
“Banyak yang aneh di sini.”
Karena itu sangat jujur, Jo Minjoon tidak bisa menemukan kata-kata untuk membalasnya. Itu sesuai dengan yang Anderson katakan. Kaya adalah chef yang lebih baik dari pada dia dan keahlian para peserta lain cukup baik. Karena saat ini, ada Marco dan Chloe dengan level keahlian masing-masing bernilai 7 dan Jo Minjoon yang dikatahui memiliki indera pengecap mutlak.
Selain itu, Jacob Simpson bukan peserta yang mendapat perhatian khusus. Karakternya percaya diri, tapi kompetisi tidak semudah mengikutinya begitu saja.
Jo Minjoon melihat level Jacob.
[Jacob Simpson]
Level Memasak: 6
Level Memanggang: 5
Level Mengecap: 6
Level Mendekorasi: 5
Secera keseluruhan biasa saja dan tidak memiliki poin spesial.
‘Tapi keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi chef kepala tidak hanya itu.’
Ngomong-ngomong, meski Kaya tidak bisa memerankan chef kepala dengan sempurna, mungkin dia berpikir bahwa seseorang seperti Jacob yang memiliki karakter ramah lebih cocok.
Namun demikian, mengatakan bahwa seseorang punya kelebihan tidak akan mempengaruhi keputusannya. Selain itu, alasan dia memilih Kaya tidak sederhana, yaitu karena Kaya lebih mumpuni. Dia adalah penggemar Kaya, dan saat ini, dia adalah temannya. Dia tidak tahu bagaimana yang Kaya pikirkan tentangnya, tapi setidaknya, dia berpikir seperti itu.
Jo Minjoon menatap Kaya. Apa yang akan dipikirkan gadis landak ini? Saat itu, Kaya memutar bola matanya dan melihat dia. Dia bertanya dengan matanya. ‘Apa yang kau lihat?’ Jo Minjoon menjawab terlalu cepat dengan matanya. ‘Hanya itu.’ Tatapan Kaya semakin tajam. Namun, mereka tidak bisa memulai perang pandangan mata dengan benar. Alan menaikkan suaranya,
“Ketua tim harus mengkampanyekan diri mereka sendiri. Siapa yang akan mulai duluan?”
Jacob mengangkat tangan seketika. Alan mengangguk dan mempesilakannya melalui gerakan tangan. Jacob batuk dan maju selangkah. Setelah itu, dia berkata dengan suara yang dipenuhi dengan semangat.
“Aku Jacob Simpson. Barangkali, masih ada orang yang belum tahu tentang aku karena aku masih belum memperlihatkan pada kalian sesuatu yang spesial.”
Belum ada reaksi yang muncul. Namun, Jacob tidak merajuk dan melanjutkan berbicara.
“Sejak kecil, aku telah tumbuh dan melihat punggung ayahku yang sedang bekerja di dapur. Meskipun dia tidak memerintah seseorang untuk memasak, ayahku tahu dengan baik bagaimana chef kepala harus bersikap. Kumohon, percayalah padaku dan aku tidak akan mengecewakan kalian.”
Selesai. Alan mengangguk lalu melihat Kaya.
“Kaya, giliranmu.”
Kaya menghela nafas dan berjalan menuju para juri. Lalu dia perlahan melihat ke arah para peserta. Setalah ragu-ragu sesaat, akhirnya dia membuka suara, bersama dengan tatapan provokasi seperti biasanya.
“Aku tidak akan membuat seruan tentang diriku. Pilihlah sesuai keinginan kalian. Silahkan bergabung atau tidak.”
“Sudah selesai?”
“Iya. Apa lagi yang sebaiknya aku katakan?”
Kaya berbicara seperti itu dan memutar badannya kembali menghadap Alan yang berekspresi heran.
Jo Minjoon menghirup nafas. Kaya memikirkan tentang kamera dan komentar negatif tentangnya, jadi kenapa kata-kata yang keluar hanya seperti itu? Apakah itu sejenis pertahanan? Jo Minjoon tidak bisa tahu.
Jo Minjoon meraih mik di tangannya dan berbisik di telinga Kaya.
“Mengapa kau bertingkah mengecewakan?”
“Diam. Jangan bertingkah seperti kakakku.”
Kaya senyum mengejek. Jo Minjoon bertanya lagi sembari terpikir ‘jangan-jangan..’
“Apa kau bersikap seperti ini karena kau pikir kau menjadi ketua tim gara-gara aku?”
Pada pertanyaan itu Kaya melotot pada Jo Minjoon beberapa saat dan tetap diam. Chloe menyenggol Jo Minjoon dengan lengannya. Saat Jo Minjoon menoleh, Chloe menahan lengannya dan menggelengkan kepalanya. Itu berarti bahwa alangkah baiknya tidak mengganggu Kaya.
Ketika Jo Minjoon mendecakkan lidahnya dan menjauh dari Kaya, Chloe berbisik dengan suara rendah.
“Jangan mengganggu Kaya saat dia sedang sensitif.”
“Aku tidak mencoba untuk…”
“Minjoon, Chloe! Konsentrasi!”
Karena mereka mengobrol sendiri, Alan berteriak dengan keras. Pipi Chloe merah dan dia menutup mulutya. Alan melihat mereka dengan seksama, dan melanjutkan berbicara.
“Kalian boleh memilih salah satu orang pada giliran kalian. Namun, jika seandainya seorang lawan menolak, maka kesempatan datang pada ketua tim yang lain.”
Itu adalah aturan sederhana. Kaya dan Jacob berdiri di depan para juri. Alan membuka suara.
“Tentukan pilihan. Namun, orang yang mendapat giliran kedua, dapat mengabaikan hak untuk menolak kalian. Siapa yang mau duluan?”
“Aku mau.”
Kaya mengangkat tangannya tanpa ragu. Alan melihat Jacob. Jacob mengangguk seolah-olah setuju. Sejujurnya, meski jika dia memilih setelah Kaya, haknya untuk memilih kandidat secara paksa terasa lebih baik, karena seandainya harus memilih lebih dahulu dan mendapat penolakan maka itu tidak ada artinya.
Saat Jo Minjoon mendengar aturan-aturan itu, pikirannya menjadi rumit. Apa yang akan terjadi jika Jacob memilihnya? Tidak, tidak ada kata-kata ‘apa yang akan terjadi’. Karena Jacob dapat mengabaikan haknya untuk menolaknya. Karena pengecapan mutlak adalah keahlian sampingan dari memasak, yang merupakan senjata yang sangat berguna.
Namun, kecemasannya semua sia-sia. Momen selanjutnya, suara Kaya terdengar dan mengakhiri kecemasannya.
“Minjoon, kemarilah.”
Meskipun itu bukanlah permintaan, dari ekspresinya, dapat dipastikan bahwa dia akan datang dan dia tertawa bahagia. Tentunya, saat Jo Minjoon mengatakan untuk memilih sebuah tim, Jo Minjoon memilih Kaya. Namun melihat Kaya, yang baru saja bersikap demikian, yang jelas memanggilnya, Jo Minjoon merasa itu sedikit lucu tapi sekaligus terasa melegakan. Jo Minjoon tidak ragu-ragu dan mengangguk.
Dan pada saat itu, ada seseorang yang tersenyum lebih lebar dari pada Jo Minjoon. Itu adalah Martin. Martin tersenyum ceria saat melihat Kaya dan Jo Minjoon di dalam layar. Bagaimanapun, hubungan di antara keduanya adalah materi yang bagus untuk disampaikan pada penonton. Dia telah menyebutkan hubungan mereka melalui episode pengumuman sebelumnya, dan bagi siapapun yang melihat dari episode pertama, ada banyak yang memberi sorakan terhadap hubungan Jo Minjoon dan Kaya.
Awalnya, dia hanya berpikir untuk membuat mereka tampak seperti pasangan, tapi ada terlalu banyak adegan yang berharga untuk di buang di antara keduanya. Termasuk juga saat Kaya menjalani misi diskualifikasi. Dan penampilan Kaya, saat Jo Minjoon meraih mik dan berbisik padanya, membuat jantungnya berdegup dan terlihat menggemaskan dan seksi bahkan baginya.
Namun tidak hanya karena itu Martin sangat bahagia. Indera pegecap mutlak yang terungkap di misi sebelumnya dan kejeniusan Kaya yang biasanya jelas terlihat, saat kedua hal itu bergabung maka reaksi yang muncul akan melonjak lebih tinggi dari sebelumnya. Martin ingin segera tertidur dan bangun hingga adegan sudah disiarkan.
Tentunya, ada juga orang yang bereaksi tidak seperti Martin. Itu adalah PD di sebelahnya. Dia menghela nafas dan berkata,
“Apa kau sangat menyukai ini? Pada hakikatnya, ini program memasak. Jika kau terlalu fokus pada romansa … , aku khawatir identitas program akan hancur.”
“Jika kau menambahkan adegan ciuman di dalam film action, apakah itu menjadi film drama? Ini sama. Hanya karena kau menambahkan adegan romantis tidak membuatmu tidak berkonsentrasi dalam memasak. Identitas hancur hanya saat kisah yang berbeda di siarkan.”
Beberapa orang mungkin akan mengatakan jangan menambahkan adegan selain memasak dalam program memasak, tapi itu hanyalah kata-kata dari segelintir orang. Para penonton tidak akan puas hanya dengan adegan memasak. Sistem gambar yang diterapkan adalah bukti juga bahwa diperlukan faktor yang menyenangkan.
Kau tidak akan tahu jika itu adalah sebuah dokumenter. Lagipula, membuat program hiburan dengan asal-asalan merupakan hal yang lebih parah dari kebodohan dan jelas bahwa Martin bukan orang yang bodoh.
“Mereka berdua akan bertanggung jawab terhadap rating. Layar dibuat oleh direktur casting tapi adegan dilakukan oleh peserta. Artinya, mereka berdua adalah spesial. Selain itu, mereka membuatku bertanya-tanya apakah mereka sengaja melakukannya.”
Mungkin Martin bersenang-senang, tapi perkataannya semakin panjang. PD yang paling junior menggeleng-gelengkan kepala lalu menoleh. Jacob sedang memikirkan tentang siapa yang akan dia pilih menjadi rekan setimnya. Alan menekannya dengan suara yang tenang.
“Jacob, Pilihlah sekarang. Siapa yang akan kau pilih?”
“…Tunggu sebentar.”
Jacob berpikir keras dan alisnya berkerut. Sebetulnya, seseorang yang dia inginkan adalah Jo Minjoon. Sebuah indera pengecap absolut adalah keahlian yang luar biasa untuk segala jenis misi tim karena dia bisa menilai dengan tepat dan mengevaluasi hidangan mereka.
Namun, Jo Minjoon sudah diambil Kaya. Bagi Jacob, rencananya kacau sedari awal. Dia melihat masing-masing peserta yang ingin bergabung dengan tim Kaya. Itu adalah hal yang wajar untuk mengambil peserta di tim Kaya dengan paksa dan keahliannya juga harus baik.
Kandidatnya sudah pasti, Chloe and Anderson. Mereka adalah peserta yang diklaim menjadi kandidat pemenang. Selain mereka, seseorang yang Jacob inginkan adalah Jo Minjoon dan Kaya. Lebih tepatnya, dia memberi perhatian lebih pada Jo Minjoon sejak awal. Tentunya, saat dia mengklaim bahwa Kaya akan menang, dia juga mulai memperhatikan Kaya. Namun sekarang berbeda.
Indera pengecap mutlak, sebuah kemampuan yang semua orang inginkan untuk memilikinya, tapi pada akhirnya, mereka tidak mungkin mempunyai itu. Namun, Jo Minjoon adalah orang yang mempunyai itu. Dia tidak normal. Dia menjadi berbeda. Jacob tidak bisa berhenti memikirkan seperti itu. Itulah sebabnya, orang-orang yang sangat berbangga hati datang ke Jo Minjoon dan memohon padanya untuk mencicipi hidangannya.
Tapi itu tdak ada artinya saat ini karena seseorang yang Jacob dapat pilih adalah Anderson dan Chloe. Masakan barat Anderson dan masakan china Chloe, semakin dia memikirkan itu, semakin dia condong pada satu pilihan. Pada misi ini, harmoni tim lebih penting. Jadi, dia lebih memilih masakan barat.
“Aku akan memilih Anderson.”
Anderson tersentak beberapa saat, tapi dia tidak menunjukkan sikap buruk misalnya seperti cemberut. Jo Minjoon tertawa dan berkata,
“Daaaagh, Mister A.”
<Peran chef kepala (1) > Selesai