Dewa Memasak – Bagian 7: Di 92nd Street, New York (3)
Hal pertama yang dirasakan Jo Minjoon bukannya terkejut maupun kebahagiaan. Dia merasa terganggu. Dia berkonsentrasi pada makan, dan tidak ingin terganggu oleh alarm.
“Apakah ini cocok dengan seleramu?”
“Awalnya ini tidak familiar. Tapi setelah aku coba makan lagi aku bisa menikmatinya. Ini adalah hidangan pertamaku di AS.”
“Kemudian ketika seseorang menyebut AS, hal pertama yang akan kau ingat adalah masakanku. Ini merupakan sebuah kehormatan.”
Jane berkata sambil tertawa. Jo Minjoon membalas tersenyum, dan berkonsentrasi lagi pada makanannya. Apa yang ditambahkan pada daging ini? Sepertinya sesuatu yang tidak biasa selain garam. Pada layar bahan baku, herba dan garam berada di layar terpisah, namun dia bertanya-tanya bumbu herba apa yang digunakan. Rasa asin dan aroma herbanya sangat kental seolah-olah mereka dicampur dengan pas. Ketika merasakan sedikit perbedaan itu, dia tidak tahu apa itu, tapi dia menikmatinya. Dia merasa lidahnya dimanjakan.
[Anda menyadari bahwa garam dan herba dicampur bersamaan dan terbentuklah bumbu herba.]
[Pengalaman pengecapan Anda meningkat.]
Ketika layar alarm muncul, dia tersemangati sekali lagi. Kau dapat merasakan cita rasa makanan dengan lebih peka lagi. Cita rasa unik dari bumbu herba itu tampaknya menyentuh perasaannya. Jo Minjoon menikmati mengunyah olahan daging itu di mulutnya, dan pada saat yang sama dia membaca resepnya dengan cepat.
Resep itu tidak seluar biasa yang dia pikirkan. Bawang bombai goreng dicampur dengan telur kocok, tepung roti, dan daging giling. Daging giling yang digunakan berbeda dengan yang biasa digunakan untuk hamburger di Korea. Itu bukan daging cincang tapi daging giling sehingga saat dimakan terasa lebih lunak dan pada saat yang sama sari dagingnya juga lebih terasa.
Bahkan poin bahwa stik itu tidak menggunakan daging babi juga terasa. Di Korea daging babi cincang dicampur dengan daging sapi cincang dengan perbandingan 1:1. Kelembutan daging babi mempunyai sifat mempertahankan kekuatan rasa daging sapi. Tetapi pada hamburger ini tidak mencampurkan daging babi. Mungkin karena itu juga, cita rasanya kurang familiar.
Setelah itu, langkah berikutnya pada resep tersebut sangatlah biasa. Panggang stik hamburger pada wajan yang dilumuri minyak, masukkan lada pada saus A1 dan lumurkan pada hamburger diatas wajan. Untuk hidangan tanpa resep rahasia apapun dan mendapatkan 6 poin, pada intinya mungkin itu adalah hidangan dasar.
Setelah memakan separuh stik hamburger, Jo Minjoon mengarahkan garpunya pada makaroni keju. Dia tidak tahu apa yang akhirnya akan dia rasakan dengan dua hidangan yang semuanya sedap. Jadi dia sengaja meninggalkan dulu separuh stik hamburgernya.
Sejujurnya makaroni keju bukanlah hidangan yang Jo Minjoon sukai. Dia tidak terlalu suka dengan cita rasa yang terlalu kuat, lebih tepatnya dia tidak suka hidangan yang membuatnya eneg. Dia lebih suka cita rasa sederhana daripada yang kental, seperti saus sederhana dan garam lebih baik daripada campuran saus dengan berbagai bahan.
Karena itu Jo Minjoon merasa bahwa makaroni keju ini ditambah garam dan lain-lain agar lebih sedap. Tingkat kelezatannya berada pada level seolah-olah kau tidak bisa berhenti menghabiskan kejunya yang meleleh. Dan di atas nya ditambahkan susu, sehingga ini bukan hidangan yang mudah.
Lebih tepatnya ini adalah hidangan makaroni dan keju, bukan makaroni dengan keju. Cara membuatnya yaitu, panaskan mentega, keju, dan susu bersama dengan makaroni hingga mendidih. Ini seperti topokki ala Amerika (Topokki adalah kue beras yang lembut dengan saus pedas ala Korea). Kecuali rasa pedasnya, mereka sama-sama licin dan lembut.
Namun, ketika dia membuka mulutnya dan memakan suapan pertama, sama sekali tidak terasa licin. Cita rasanya juga berbeda dengan yang dia pernah rasakan di Korea. Rasanya sedikit pedas dan aromanya sedap. Jo Minjoon melanjutkan makan dengan memendam kekaguman.
“Makaroni keju ini benar-benar enak. Ini adalah yang terbaik dari yang pernah dia rasakan.”
“Ini adalah salah satu hidangan khas Jane. Putri kami sangat menyukainya.”kata Lucas sambil tersenyum.
Alarm resep muncul. Tetapi Jo Minjoon tetap menganalisa sendiri makanan itu di kepalanya. Kemudian dia bingung, dia mengerutkan dahi mencium aroma lada. Padahal tidak nampak ada setitikpun bubuk hitam di makanan itu.
“…Apakah kau menambahkan lada putih kedalamnya?”
“Iya. Kau benar. Indera pengecapmu tajam sekali. Biasanya, orang-orang bahkan tidak menyadarinya.”
Tentu saja. Jika kamu merasakan lada, tapi tidak melihat penampakannya, maka yang digunakan adalah lada putih. Lada putih dibuat dari mengukus lada hitam kemudian mengupasnya hingga keluar biji lada putih. Aromanya lebih lemah dari lada biasanya, tetapi biasanya digunakan untuk hidangan dengan warna yang terang. Jo Minjoon tertawa dan berkata seolah-olah dia telah memenangkan kuis.
“Karena aku berencana menjadi chef.”
“Oh… Jadi kamu ke sini untuk mencoba beberapa hidangan?”
“Itu salah satu tujuanku, tapi aku ingin berpartisipasi dalam sebuah kompetisi. Grand Chef.”
“Aku tahu itu. Aku melihatnya beberapa kali di TV.”
Percakapan berhenti sesaat. Jo Minjoon mengambil makaroni keju lalu memakannya dan mulai menikmati cita rasanya. Dia menikmati aroma keju yang mengalir pada ujung lidahnya dan di langit-langit mulutnya. Rasa yang tajam ini pastilah mustard. Aroma herba yang muncul bersamaan dengan keju cukup familiar. Parsley. Namun dia sedikit bingung dengan rasa asamnya, dan itu bukan berasal dari cuka.
Pada akhirnya Jo Minjoon mengaku kalah. Jo Minjoon membuka layar resep duluan dan memperbesar pada tulisan bahan makanan.
[Bahan dasar Makaroni Keju]
Makaroni, keju cheddar, mentega, tepung terigu, susu, kecap Inggris, mustard Dijon, parsley, dan lada putih.
Orang-orang Korea menyebut kecap Inggris, saus uster. Baru saat itulah Jo Minjoon mengenali identitas saus itu. Saus ini dibuat dengan cara merebus bawang bombai, wortel, seledri, dll. hingga mencapai cita rasa asam dan asin. Dan untuk orang-orang Korea, aroma ini benar-benar eksotis, tapi tidak terlalu terasa karena tertutup dengan aroma keju.
Dia tidak tahu jika resepnya sederhana. Karena hidangan itu bukan sesuatu yang biasa dimasak. Bahkan jika membuatnya, dia tidak perlu melihat resep utama hanya perlu memperhatikan seberapa banyak dalam memasukkan susu dan keju saat melihat video tutorialnya. Roux terbuat dari mentega yang dipanaskan bersama dengan tepung terigu, kemudian dituang di atas makaroni keju sehingga membuat keju tersebut lentur.
Resepnya sederhana. Setelah merebus makaroni, campurkan susu dan roux hingga mengental, setelah itu di atasnya tambahkan kecap inggris, mustard Dijon, dan lada. Kemudian taburkan keju, lalu matikan api. Jika dipandang sekilas akan terasa rumit, namun realitanya tidak sulit dibuat.
“Apakah kau membuat kecap inggris sendiri?”
“Iya. Yang dijual di pasaran kurang sedap.”
“Pantas saja aku tidak pernah merasakan citarasa makaroni keju sesedap ini. Sebenarnya aku…”
Ketika Jo Minjoon akan melanjutkan pembicaraan, Dia mendengar seseorang menutup pintu depan. Pada saat itu wajah lukas mengeras seolah-olah dia gugup.
Jo Minjoon melihat ke arah pintu masuk. Seorang siswa dengan rambut pirang masuk ke dalam rumah. Dia tampaknya murid SMP atau SMA, namun sulit menentukan hanya dengan melihatnya. Karena dengan melihat saja, maka sulit untuk menentukan usia orang kulit putih. Matanya yang biru terbelalak saat melihat Lucas.
“Ada apa ini?”
“Jessie, tunggu. Mari bicara dengan ibu.”
“Aku bertanya pada Ibu! Apa yang dilakukan orang itu di sini?”
Mata Jessie berkedut. Jo Minjoon terperangkap dalam pertengkaran keluarga lain. Jadi dia hanya bisa duduk diam dengan gugup. Dia merasa perutnya akan menegang.
“Jessie. Duduk dulu. Makanlah…”
“Aku tidak mau! “Aku tidak mau makan!”
“Apa yang kau lakukan di depan tamu? Tidak sopan! Jessie, naiklah ke kamarmu!”
Jane berteriak dengan nada marah. Jessie menatap sinis pada Lucas dengan perasaan kecewa. Lucas hanya bisa memandang Jessie dengan penuh penyesalan. Jessie menggigit bibirnya.
“Aku selalu salah.” Pernyataan Jessi ini membuat semua orang terdiam. Jessie menaiki tangga, menghentakkan kakinya dengan kesal. Bunyi pintu kamar yang terbanting terdengar hingga ke dapur dan pada saat itu suasana di dapur senyap. Lucas berkata sambil menghela nafas.
“Aku minta maaf. Aku membuatmu terlibat dalam suasana yang kacau ini.”
“Tidak apa-apa. Kau tak perlu meminta maaf.”
Jo Minjoon berkata sambil menggenggam tangan Lucas. Jane naik ke atas untuk berbicara dengan Jessie, hanya Lucas dan Jo Minjoon yang berada di dapur. Jo Minjoon menghela nafas pelan.
‘Makaroni keju ini… Aku tidak bisa melanjutkan makan dalam suasana seperti ini.’
‘Tetapi ini enak
.…
benar-benar enak.’
Di 92nd Street, New York (3) > Selesai