- Home
- Otome Game no Hametsu Flag shika nai Akuyaku Reijou ni Tensei shite shimatta LN
- Volume 2 Chapter 5 Bahasa Indonesia - Event Terakhir Tiba!
Bab 5: Event Terakhir Tiba!
Translator: Kaon Nekono
Akhirnya. Waktu itu tiba. kini adalah malam sebelum kelulusan kakak kelas dua — malam sebelum upacara kelulusan. Sendiri di kamar, aku mengepalkan tanganku.
Aku akhirnya, akhirnya… sampai disini. Akhir dari Fortune Lover, event terakhir… upacara kelulusan di Akademi Sihir.
Setahun sudah berlalu sejak protagonis yang merupakan orang biasa, berjuang melawan para bangsawan, masuk dan belajar di Akademi Sihir. Ia sudah banyak belajar, dan jatuh cinta pada sosok seumuran atau kakak tingkat di OSIS, dan dengan wisuda kakak kelas duanya, game ini berakhir.
Di upacara kelulusan, protagonis dan target cinta akan memperoleh hubungan yang sebenarnya. Tentu saja ada rute reverse harem… dimana ia berakhir dengan seluruh target cinta.
Walau aku sudah berhasil melewati pengadilan publik Katarina Claes, aku masih waspada, dan tidak boleh lengah sampai akhir game. Jujur saja… aku tidak bisa membayangkan diriku diusir atau ditebas oleh orang-orang ini. karena, mereka kini menjadi sosok penting, dan sahabat terbaikku. Tapi walau begitu, aku harus waspada sampai akhir.
Aku dipersenjatai dengan karya terbaik kami — ular mainan yang dibuat olehku dan Kakek Tom yang sudah disempurnakan dan kini ada di kantungku. Dan kalau sampai aku diusir dari kerajaan, aku sudah siap. Aku sudah menyiapkan overall berkebunku, cangku kesayanganku, buku agrikultur, dan beberapa alan ain. Kemampuan berpedangku juga jadi bahan pembicaraan akhir-akhir ini.
Aku sudah menyempurnakan, ular mainanku… dan teknik untuk melemparnya. Dengan bantuan Mary dan jari hijaunya, tanaman tidak lagi layu, dan malah subur. Lalu hari dan hari berlalu tanpa kegagalan, aku menghabiskan waktu di ladang, dan mempertajam kemampuanku dengan cangkul.
Sejak ingatan kehidupanku yang sebelumnya kembali di hari yang ditakdirkan itu, delapan tahun lalu, aku sudah berjuang keras. Sekarang, aku akhirnya bisa mencoba kemampuanku.
Kalau kau datang… tunjukkan kemampuanmu, Akhir Kehancuran! Aku, Katarina Cales, dengan kerja keras selama selapan tahunnya, akan jadi lawanmu! Aku menangkat kepalanku ke udara.
Dan begitulah… aku membiarkan semangatku membara — hanya untuk diganggu oleh ketukan di pintu. Segera saja Anne masuk kamar.
“Nona muda. Saya ingat Anda ingin menyiapkan sendiri buket bunga untuk Tuan Nicol… apakah untuk besok, sebagai ucapan selamat atas kelulusannya. Apa Anda sudah membuatnya?”tanya Anne, dan melihatku penuh curiga. Aku, masih mengepalkan tangan di udara.
Di akademi ini, ada tradisi untuk memberi hadiah selamat pada kakak kelas yang lulus, biasanya pada mereka yang sering membantu. Tidak jauh berbeda dengan tradisi di sekolah kehidupanku sebelumnya. Aku berencana untuk memberi langsung hadiah Nicol. Karena, dia selalu membantuku.
Kalau menurut tradisi, hadiahnya berupa buket bunga. Terkadang ada juga hadiah buket dengan aksesoris berharga, kadang juga uang, tapi hadiah seperti itu diberikan hanya kalau seseorang sudah menjalin hubungan khusus.
Aku berpikir kalau aku harus menata sendiri buket bunga ini. Tapi aku sadar: Nicol, sang Count Pemikat, adalah sosok yang sangat populer. Bahkan, fanclubnya mungkin yang paling besar di akademi. Dia mungkin mendapat puluhan buket bunga.
Kalau begitu… dia mungkin tidak perlu lagi. Dan juga, buket bunga butuh usaha lebih untuk menjaganya tidak layu… dan buket itu tidak banyak berarti selain sebagai hiasan. Dan juga, aku sudah menyiapkan sesuatu… yang spesial.
Dengan pikiran itu, aku menunjukkan apa yang kusiapkan pada Anne dengan bangga. Sekilas pandang, buket itu terlihat sangat indah. Tapi setelah dilihat lagi, ada yang berbeda.
“Ya? sungguh hebat, kan?”
“…”
Ah, sungguh ide hebat! Aku memang jenius!
Dengan begini, persiapan untuk hadiah Nicol sudah sempurna! Pencegahan Akhir Kehancuran juga sudah siap!
“…Em. Nona muda… apa sebenarnya ini…”
Esok adalah harinya! Pertarungan terakhir!
“…Permisi… nona muda? Apa Anda mendengarkan?”
Sekali lagi, aku mengangkat kepalan tanganku ke langt-langit
Dan akhirnya, aku berakhir begadang sebelum pertarungan terakhir. Upacara kelulusan sama seperti upacara di awal masuk. Perwakilan dari murid yang lulus adalah Nicol. Sebenarnya, peran itu dilakukan oleh Sirius Dieke, tapi tidak bisa dilakukan karena ia bukan lagi murid akademi.
Apapun gendernya, aku sadar kalau banyak orang tersipu malu dan menghela dalam dengan ekspresi manis pahit mendengar pidato kelulusan Nicol. Mereka benar-benar terpesona pada pesona count. Sungguh menakutkan memang.
Selain itu, Gerald, adalah perwakilan bagi para murid yang belum lulus. Sepertinya ia yang akan menjadi ketua OSIS tahun depan. Aku melihat banyak reaksi yang mirip dari murid perempuan saat pangeran menyampaikan pidatonya. Wajah mereka memerah, dan suara helaan juga terdengar. Luar biasa sekali pangeran ala negeri dongeng ini.
Denga begitu, pidato dari murid disampaikan dengan lancar termasuk helaan para penonton. Ini akhirnya. Bagiku, saat ini adalah puncaknya — pertarungan terakhir. Event terakhir di Fortune Lover sedang berlangsung.
Saatnya pesta kelulusan. Setelah upacara selesai, banyak murid menghadiri pesta buffet di taman akademi. Di pesta kelulusan ini, Maria dan target cintanya akan pergi diam-diam… dan akhirnya saling menyatakan perasaan, dan membentuk ikatan abadi.
Aku memutuskan untuk mengamati pergerakan Maria agar tahu kalau semisal dia menyelinap dari acara ini. dengan tujuan itu dalam kepalaku, aku menempel padanya, lebih dekat dari biasanya.
Tapi, aku tidak bisa dekat dengan Maria tanpa melakukan apapun — karena, ini pesta kelulusan. Setidaknya, aku harus mengucapkan selamat pada beberapa kakak kelasku. Tentu saja, kakak kelas yang paling ingin kuuucapkan selamat adalah Nicol, dan memberikannya buketku.
Maria dan aku berjalan menuju ke arah ia berdiri. Setelah sampai, Nicol sudah membawa beberapa buket. Bahkan, ada juga meja untuk meletakkan buket yang tidak cukup ia bawa.
Ada… lebih banyak daripada dugaanku. Jumlahnya luar biasa. Dan banyak juga ucapan.
Maria yang pertama menyerahkan buketnya. Walau buket itu tidak mahal, tapi sangat indah dan imut — buket yang fantastik dan punya sentuhan khas Maria.
Selanjutnya, aku maju, dan menyerahkan buket yang kusiapkan pada Nicol. Setelah melihat seklias bunga itu, Nicol tersenyum — senyum yang langka darinya. Tapi, setelah melihat lebih teliti buket itu, ia berdiri membeku.
Menyadari tingkah aneh Nicol, Alan, yang berdiri di sebelahnya sejak tadi, melihat lebih jelas. “Oi. Ada apa… Pfft! Apa?! APA INI? RUMPUT?!”teriak Alan, dan suara kerasnya segera saja menarik perhatian Gerald dan Keith.
Tapi, aku menjawab pada candaan Alan. “Jahatnya! Rumput? Mana mungkin? Itu sayur, sayuran!”
“…Sayuran?”ulang Alan terkejut. Ia segera mendekat lagi untuk memastikan.
Nicol juga mulai mengamati buket di tangannya. Gerald dan Keith tetap berdiri tidak terlalu jauh, bagai mengamati keadaan.
“kupikir kau akan kerepotan dengan semua buket itu, jadi aku menata sayur dari ladangku. Dengan begini, tidak Cuma jadi hiasan yang dibuang! Kau bisa memakannya juga, dan perutmu bahagia!”
Bukan buket bunga, bukan! Aku menamai penemuan ini buket sayur! Tahun ini ladangku tidak benar-benar punya banyak sayuran hijau, jadi bagian utama buket itu terdiri dari bawang merah, daun bawang, bawang putih, dan sejenisnya. Mungkin terlihat seperti rumput, tapi tidak seperti rumput, sayur ini bisa dimakan dan membuat perut kenyang! Sungguh produk yang luar biasa.
Oh, sungguh ide luar biasa! Setidaknya, aku merasa itu ide yang bagus, dan memuji diriku. Tapi…
“…mau dilihat darimanapun… ini rumput, kan…?Sayur? Sungguh…? Pfft…” entah kenapa, Alan tertawa terbahak-bahak.
Apa yang lucu? Jahat sekali kau Alan.
Nicol akhirnya kembali ke kenyataan, dan berhasil menjawab. “Terima kasih. Dengan senang hati aku… terima. Sayuran ini.”
Maria sepertinya memuji buket itu juga. “Kelihatannya enak sekali.”
Di sisi lain, Gerald sekali lagi melihat tanah, pundaknya bergemtar. Keith, di sisi lain menunjukkan eskpresi menyerah. Dengan begini pesta sudah sampai di bagian puncaknya. Jujur saja, aku cukup panik dan gugup, karena Maria tidak mencoba meninggalkan tempat ini sama sekali.
Bahkan lebih aneh lagi karena kini ada yang tampil — semacam event kejutan untuk kelulusan kakak kelas. Tapi… duet biola dan piano Gerald dan Alan? Eh? Apa kalian tidak mau menyelinap dengan Maria? Apa-apaan penampilan dadakan ini?
Tapi, sangat luar biasa karena hari dimana bisa melihat mereka berdua tampil bahagia bersama, dan sangat akur. Hmm. Memangnya ada event begini di game?
Yang membuatku lebih panik adalah bagaimana mereka menanyakanku tentang lagu apa yang mau kudengar. Aku tidak mengerti maksud mereka, tapi… bukankah lagu itu dipilih dengan hati-hati? Dari banyak orang, kenapa aku, yang tidak berhubungan sama sekali dengan pesta kelulusan yang disuruh memilih…?
Hmm… semakin dipikir lagi, semakin bingung jadinya. Terlalu banyak perbedaan dengan latar asli Fortune Lover. Maria bahkan mengatakan “Aku sangat senang… bisa menghabiskan hari ini dengan Nona Katarina.”
Ya… aku juga senang kalau Maria senang. Tapi… Maria! Apa kau tidak punya orang yang kau sukai?
Ho! Atau mungkin… dia berhasil di rute reverse harem, dan sudah membuat hubungan dengan yang lain!
Aku tidak pernah menyelesaikan rute reverse harem, jadi aku tidak tahu akhir aslinya. Tapi kalau benar kata Acchan, kurasa Katarina memang mendapat Akhir Kehancuran di rute ini juga…
Ukh, yang mana?! Apa ini benar reverse harem, Maria? Apa kau akan memilih sekarang?!
Panik, panik, panik… aku tidak bisa menahan diri. Aku tidak bisa menunggu lagi.
“Hei… Maria. Apa kau punya orang yang kau suka?”pertanyaan blak-blakan adalah satu-satunya jalan.
Mendengar pertanyaan mendadakku, Maria sangat terkejut, dan wajahnya memerah. “Aku… sangat mengagumimu, Nona Katarina…”kata Maria, dengan wajah yang sangat polos.
“…Em, Maria. Aku memang senang kalau kau mengagumiku… tapi bukan itu. Maksudku… kau tahu. Seseorang yang menangkap perhatianmu, laki-laki yang ingin kau pacari? Itu maksudku.”aku memastikan pertanyaanku kali ini.
“…Menangkap perhatianku… laki-laki… yang ingin aku pacari…”gumam Maria, bagai berpikir keras. Aku berdiri dengan sabar, menahan napas sembari melihatnya.
Cepat! Beri tahu aku, Maria! Siapa itu?
“…Kurasa tidak ada orang seperti itu, Nona Katarina.”
“…Ha…?”jawaban Maria membuatku bingung, dan suara menyedihkan keluar dari mulutku. Eh? Apa? Apa dia baru bilang… tidak ada orang seperti itu?
Tapi, Maria meneruskan dengan singkat dan percaya diri. “Tidak ada laki-laki yang… menarik perhatianku, Nona Katarina. Tapi… ada seseorang. Ia sangat kukagumi. Aku ingin bersama dengannya selamanya — kau, Nona Katarina.”setelahnya, Maria menggenggam tanganku. “Jadi… tolong, Nona Katarina. Biarkan aku bersama denganmu… mulai sekarang dan seterusnya.”
Kata-kata itu pernah kudengar sebelumnya… hmm. Ah, iya. Itu kalimat terakhir protagonis setelah berhasil mengencani target cintanya. “Biarkan aku bersama denganmu… mulai sekarang dan seterusnya.”
Lalu… kenapa aku? Aku tidak mengerti. Aku tidak paham. Panik!
Tiba-tiba, beberapa individu mendekati kami. “Nona Maria… kau tidak boleh meninggalkan kami. Aku juga, ingin bersama dengan Nona Kataina selamanya.”
Setelah mengatakannya,Mary melepas tanganku dari Maria dan menggenggamnya. Mary tersenyum dengan elegan.
“A-Aku juga! Aku juga, Nona Katarina! Aku juga ingin bersamamu… selamanya!”kata Sophia dengan wajah girang, dan berdiri di samping Mary.
“Ya… kalau begitu. Aku juga. Selama yang diizinkan.”kata Nicol dengan ekspresi datarnya.
Sebelum menyadarinya, Alan yang sudah selesai tampil kini muncul juga. “Ka-kalau begitu! Aku juga, boleh?”
“Ah, kalian semua. Apa maksudnya? Katarina itu tunanganku.”setelah mengatakannya, Gerald merebut tanganku dari Mary… hanya untuk direbut lagi oleh tangan misterius.
“Pangeran Gerald. Aku yakin kita sudah sering membicarakannya, tapi kakak angkatku tidak pantas menjadi ratu. Tolong, batalkan pertunangannya. Aku akan tanggung jawab untuk semua kebutuhan kakak angkatku,”kata Keith, kini menggenggam tanganku.
Dengan begitu, sekelilingku dipenuhi suara hiruk pikuk.
“Tapi aku harus protes, Pangeran Gerald. Kau tidak boleh memonopoli kakak angkatku. Aku sangat ingin pertunanganmu dibatalkan.”
“benar sekali, Pangeran Gerald. Memonopoli Nona Katarina? Tidak boleh! Kami akan memastika pertunanganmu dibatalkan. Dengan begitu, aku, Mary Hunt, akan membantumu sebisaku, Tuan Keith.”
“Ya… benar sekali,”tambah Sophia. “Aku tidak mau Pangeran Gerald… memonopoli Nona Katarina. Biarkan aku membantu juga, Nona Mary… Oh, kau juga harus membantu, Kak.”
“Kalau itu maumu.”
“Eh? Kalau begitu aku juga!”tambah Alan.
“Aku juga akan membantu! Tolong, biarkan aku membantu!”kata Maria dengan penuh gairah juga.
“Ah… gawat sekali, kalian bergerombol melawanku. Awas saja… aku tidak akan menyerahkan Katarina.”
Sebelum menyadarinya, tanganku yang digenggam Keith telah dilepas. Tapi… lagi-lagi. Perasaan tidak diajak mengobrol ini. aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Aku agak kesepian, tapi obrolan mereka terlihat menyenangkan dan mereka terlihat bahagia.
Sepertinya mereka sangat akur… tapi ini bukan cinta. Kalau memang ini akhir reverse harem, maka hasilnya agak berbeda. Kalau diingat lagi, suasana berubah sejak Mary dan Sophia datang. Walau aku merasa agak diabaikan… tapi sepertinya Akhir Kehancuran tidak terlihat dimanapun.
Masih bingung karena keadaan itu, aku memutar otak, memikirkan sekeras mungkin. Hmm… ini… situasi ini. Bisa dibilang… akhir dimana semua menjadi teman? “Akhir Penuh Pertemanan”?
Aku tidak tahu kenapa Maria mengatakan sesuatu yang khusus pada targe cintanya… dan ada banyak perbedaan dengan ending pertemanan yang kulihat dikehidupan sebelumnya. Walau begitu… wajah bahagia mereka — memang sepertinya ini “Ending Pertemanan” yang pernah kurasakan.
Jujur saja… kupikir semua target cinta bertekuk lutut pada Maria. Karena, ia sangat lembut dan cantik. Bahkan hati tokoh saingan sepertiku bisa dag dig dug melihat wajahnya — wajah tersipu malunya, dengan pipi yang memerah.
Dan ada Keith juga Gerald, yang sering menarikku menjauhi Maria kapapun kami dekat. Aku yakin mereka sudah jatuh cinta padanya, dan iri karena aku dekat dengannya…
Menurutku, Maria sudah membentuk hubungan dengan seseorang — mungkin saja semuanya. Tapi… disinilah kami, malah berada di “Ending Pertemanan”.
Tokoh saingan juga tidak dirugikan dengan ending ini. Karena, game ini memasukkan semua tokoh sebagai teman — tidak lebih. Dengan kata lain… aku, Katarina Claes, tidak akan menghadapi Akhir Kehancuran. Aku bisa merasa tegangan di pundakku perlahan menghilang — dan kekakuan tubuhku menguap.
Setelah benar-benar tenang, aku melihat teman-teman, yang masih ribut dengan pembicaraan mereka. Tidak lama kemudian, kami diberitahu kalau pestanya sudah selesai — dan begitulah.
Akhirnya upacara kelulusan, juga semua event Fortune Lover, benar-benar berakhir.
Endingnya sangat tidak terduga — ending yang sanga tidak kubayangku. Tapi, bagiku… ending ini yang terbaik. Setelah pesta kelulusan selesai, kami segera kembali ke ruang OSIS untuk membuat pesta perpisahan untuk Nicol. Walau memang agak berlebihan karena mengadakan pesta setelah pesta, tapi perkumpulan ini hanya untuk minum teh dan makan manisan sambil berbincang ringan.
Kami juga mengundang ketua OSIS sebelumnya, Raphae, ke pesta perpisahan — dengan diam-diam tentunya, agar murid lain tidak tahu. Walau awalnya Raphael diam dan canggung, tapi semua menerimanya dengan hangat. Karena kami adik kelas, kami juga memberikannya buket bunga, yang diterimanya dengan bahagia. Tapi, ia juga terkejut seperti Nicol setelah melihat buket sayur buatanku. Dia pasti terkejut karena hebatnya penemuanku ini.
Rasanya sudah lama anggota OSIS tidak berkumpul seperti ini. Aku senang menghabiskan waktu dengan mereka.
“Silahkan, Nona Katarina,”kata Raphael dan tersenyum sambir menyodorkan segelas teh.
“Terima kasih banyak.”setelah menerima teh itu, aku segera mendekatkannya ke bibirku. Memang sudah lama aku tidak meminum teh buatan Raphae, tapi rasanya tidak berubah — selembut biasanya.
Dari apa yang kudengar, Raphael sudah lama berlatih cara menyeduh teh, karena selalu menyiapkan teh untuk ibunya setelah bekerja. Ekspresinya kini terlihat tenang dan damai sembari mengisi ulang gelasku.
“Nona Katarina… silahkan dicoba, kalau mau…”kata Maria, dan menyodorkan manisan padaku.
“Wow! Manisan hari ini sangat enak! Aku tidak pernah memakan manisan begini, Maria. Apa ini juga buatanmu?”
Manisan itu berupa sponge cake lembut dengan sentuhan sirup manis. Melihatnya saja membuatku ngiler. Aku tidak pernah melihat manisan buatan Maria yang begini.
“Ya. konsep baru, nona Katarina. Aku dan ibu yang memikirkannya bersama.”
“Oh! Dengan ibu, katamu?”
“Ya. aku selalu memberitahunya kalau kau sangat menyukai manisanku, Nona Katarina, ketika ibu bertanya apa aku tidak bosa membuat manisan yang itu itu saja… kami memikirkan resep baru bersama.”
“benarkan? Ah, tapi aku tidak pernah bosan dengan manisan buatanmu, Maria! Tidak pernah! Tapi, ya aku sangat senang memang! Terima kasih banyak. Tolong sampaikan terima kasih pada ibumu.”
“Ya. aku akan menyampaikannya,”jawab Maria dan tersenyum senang.
Setelah mencobanya, aku segera berkesimpulan kalau manisan baru Maria jauh lebih enak dari penampilannya. Aku tidak bisa mengehentikan tanganku.
“Katarina… kalau kau makan secepat itu, bukannya perutmu nanti sakit lagi?”
“Benar, Kak. Kau juga sudah banyak makan… lebih banyak dari yang lain, di pesta kelulusan. Batasi dirimu…”
Walau Gerald dan Keith memeringatkanku, aku terus memenuhi mulutku dengan manisan. Ukh… mereka melihatku… seperti ibu… kurasa mereka akan marah juga kalau aku sampai sakit perut gara-gara kebanyakan makan…
Gerald menyampaikan peringatannya dengan senyum, sedangkan Keith dengan wajah… khawatir, mereka terus mengingatkanku untuk mengurangi porsi makan. Baiklah. Akan kusimpan untuk nanti. Aku memelankan kecepatan makan — hanya sedikit.
“Nona Katarina… aku membeli seri novel baru akhir-kahir ini. dan ceritanya sangat menarik… kalau mau, kita bisa membacanya lain waktu,”kata Sophia.
Ia menceritakan tentang novel romantis baru yang ia baca. Ceritanya sangat cocok denganku, dan aku memutuskan untuk segera meminjamnya dari Sophia. Ya… ya. Aku sangat ingin membacanya, Oh pasti. Dengan begitu, pembicaraan berganti ke novel.
“Katarina. Aku khawatir karena tidak akan bisa melihatmu nanti. Aku titipkan adikku padamu,”kata Nicol dengan ekspresi sedatar baisanya.
“Ah, tidak, tidak masalah. Aku akan menjaganya,”jawabku dan tersenyum sebaik mungkin… dan begitulah! Senyum penuh pesona Nicol muncul begitu saja.
…Ya, Pesona Nicol memang menakutkan… bahkan untuk orang sepertiku, yang sudah kenal lama dan membangun ketahanan padanya. Tapi pipiku tetap memerah.
Aku tidak bisa melihat Nicol lagi setelah lulus — setidaknya, selama satu tahun ke depan. Agak kesepian memang, tapi pasti Sophia yang sangat menyayangi kakaknya jauh lebih kesepian.
“Sering-sering main ya, Kak! Kita harus memastikan agar kakak tidak ketinggalan, karena kakak akan ketinggalan persaingan satu tahun ke depan!”pinta Sophia, yang berharap Nicol sering-sering main ke akademi kalau ada waktu. Aku tidak tahu maksud kalimat keduanya. Tapi, apapun itu ia sangat menyayangi kakaknya.
“Ah, Nona Katarina. Apa kau sudah memutuskan mau menanam sayur apa tahun depan?”
Aku masih mengamati Sophia, dengan wajah penuh senyum untuk kakak tercintanya ketika Mary bertanya. Hmm… benar kata Mary. Sebentar lagi musim semi. Apa yang harus kutanam tahun tahun ini, mungkin… sayur jenis baru? Hmm. Aku sangat menantikannya.
“Aku dengan senang hati akan membantumu tahun ini juga, Nona Katarina,”kata Mary. Dengan bantuan Mary dan jari hijaunya, aku merasa punya kemampuan seribu petani.
“…ladang, ya… tidak masalah sih, tapi. Baju yang kau pakai saat di ladang… apa tidak bisa diapa-apakan? Bagaimanapun, kau kelihatan seperti nenek-nenek biasa,”kata Alan.
“…Baiklah. Aku akan membuat… perbaikan.”Memang benar — overall dan penutup kepala yang selalu kupakai untuk bekerja sangat polos. Dan warnanya membosankan. Mungkin memang saat aku memakainya, aku kelihatan seperti nenek-nenek. Kalau begitu, aku bisa menambah rajutan di sana-sini lain kali!
Dengan perut kenyang, aku menjauh dari meja, dan menuju jendela terdekat. Mungkin berdiri bisa membantu pencernaanku. Semua terlihat senang mengobrolkan banyak hal. Aku langsung mengingat kejadian selama delapan tahun terakhir setelah melihatnya.
Delapan tahun lalu, di hari aku berusia delapan tahun… ingatan kehidupan sebelumnya membanjiri kepalaku. Saat itulah aku tahu kalau aku berada di dunia Fortune Lover, dan aku entah bagaimana direinkarnasi debagai tokoh saingan jahat yang hanya punya ending kehancuran. Ketika menyadarinya… aku selalu berpikir, sungguh sial kau Katarina Claes.
Tapi… setelah benar-benar merasakannya, aku sadar banyak hal berbeda dengan di game. Gerald, yang tidak peduli sama sekali pada Katarina, kini dekat denganku. Keith, yang aslinya hidup menjauhi kakak angkatnya, kini selalu bersamaku, dan mengawasiku. Bahkan mereka yang harusnya tidak pernah bertemu Katarina — Mary, Alan, Sophia, Nicol, dan Raphael… mereka kini adalah teman-teman yang penting bagiku.
Nyatanya, bahkan Maria, tokoh protagonis game, yang seharusnya jadi saingan abadi Katarina dan orang-orang yang membawanya ke Akhir Kehancuran… kini menjadi teman terbaikku yang sangat penting.
“Nona Katarina, apa kau baik-baik saja…?”tanya Maria, sepertinya khawatir padaku yang mengelus perutku di samping jendela.
“aku baik-baik saja, Maria. Terima kasih.”
Saat itu, aku sering mengatakan pada diriku… sungguh sial! Direinkarnasi sebagai Katarina Claes, si Tokoh Jahat! Aku sungguh sial! Tapi, akhirnya tidak ada satupun Akhir Kehancuran yang datang. Bahkan, aku kini di kelilingi oleh teman-teman yang sangat peduli padaku, mengawasiku, dan membantuku. Aku sungguh punya teman yang menakjubkan.
Sekarang, aku bisa mengatakannya dengan bangga, dan sekeras mungkin. Aku Katarina Claes sangat diberkahi!… karena bisa bertemu dengan orang-orang menakjubkan ini.
Hangatnya sinar mentari menyentuh pipiku lembut, melalui jendela… bagai menyambut kedatangan musim semi. Dengan begini, musim baru akan menyapu negeri ini — musim baru… di luar plot dan skenario Fortune Lover.
Selesai