Epilog: Mimpi Kenabian, atau…
Ayase Miharu sedang bermimpi.
Dalam kabut mengantuknya, dia sadar dia sedang bermimpi. Rasanya nostalgia untuk beberapa alasan. Seperti sesuatu yang sangat dia rindukan.
Ini…
Perasaan ini adalah…
Siapa itu?
Dalam mimpinya, Miharu memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu. Dia tidak bisa melihat apa-apa—tidak ada apa-apa selain putih di depannya, tapi dia cukup yakin dia sedang memiringkan kepalanya.
“Ini bukan mimpi,” kata seseorang padanya.
“Hah?”
“Ini bukan mimpi.”
“Sesuai rencana, bocah itu ada di dekatmu dan memengaruhi kesadaranmu. Tapi tidak ada waktu tersisa, jadi dengarkan baik-baik.”
“Siapa kamu?” Miharu memanggil suara di ruang putih.
“Kamu harus membuat keputusan pada suatu saat,” suara itu melanjutkan tanpa menjawabnya.
“Hah?”
“Keputusan yang sangat vital.”
“…”
“Ketika saatnya tiba, salah satu opsi itu jelas akan salah. Dan Anda akan merasa sangat yakin akan hal itu.”
“Apa yang kamu katakan…?”
“Saya sangat menyarankan Anda memilih pilihan yang salah.”
Suara itu berbicara ke telinga Miharu seperti bisikan penyihir. Tapi suara itu semakin jauh, sampai—
“Hei …” suara laki-laki berkata sebagai gantinya. Pemilik suara ini adalah—
“Kita bertemu lagi, Miharu.”
“Hah?!”
Miharu terangkat di tempat tidur. Dia melihat sekeliling ruangan yang gelap gulita dengan ketakutan, tetapi hanya ada Aki yang tertidur di ranjang sebelahnya di sampingnya.
“…”
Miharu menghela nafas lega dan kembali tidur.
Ternyata saya tidak sendirian yg hate dia wkwk n berharap bundir
Yah.. padahal udah berharap dia beneran bundir tadi
Nice. Lanjut ?
Pahlawan ampas kalo mau bikin harem bikin prestasi dulu cok,belom ada pencapaian apa2 udah kepedean,dikata cewe bakal langsung suka kali ya cuma gara2 jadi pahlawan tanpa pencapaian sama sekali
@RaNn Cukup Mewakilkan
Pahlawan Yang Cuman Mikirin Selangkangan (Hiroaki).
Next…vol 16
Aduh, napa gx bundir aja
Menunggu vol 16
.enunggu vol 16
Waiting for vol.16