Dragoon Chapter 33 Bahasa Indonesia
Setelah menerima tugas sebagai petualang, Rudel dan kawan-kawan pergi ke sebuah kota yang jauh dari akademi. Ia telah memenuhi berbagai macam pekerjaan, jadi kali ini ia minta sebuah tugas dengan tingkat yang lebih tinggi di wilayah perbatasan. Semakin jauh dari ibu kota, semakin banyak monster yang dapat ditemui. Daerah ini merupakan daerah tugas efektif bagi para brigadir ksatria, namun para monster sering kali membuat sarang di wilayah yang jarang ditempati orang.
Oleh karenanya, jauhnya jarak dari ibu kota membuat perjalanan mereka memakan waktu sampai berhari-hari. Jadi Izumi tidak ikut. Karena sejak awal ia sudah bertekad untuk menjadi seorang ksatria agung, Izumi cuma punya sedikit waktu luang. Namun mengingat akan betapa kejamnya kalau menambah tingkat kesulitan jauh lebih tinggi tapi mengurangi jumlah orang yang ikut, akhirnya Vargas pun diseret untuk ikut pula.
“… Kalian tahu. Aku bahkan nggak yakin kenapa aku harus ikut.”
Sementara Vargas masih merasa terpaksa, Eunius masih tetap dengan semangatnya yang tinggi. Dan sembari mereka menuju tempat tujuan dengan kereta kuda yang reot, Rudel dan Luecke membaca buku di bagian barang. Sementara itu, Basyle sedang tidur.
“Jarang-jarang lho bisa punya pengalaman memburu monster di hari-hari sekolah, Vargas.”
Rudel berhenti membaca buku sejenak dan mengatakan itu kepada Vargas. Vargas menghela nafas lalu menjawab.
“Hah, kalau aku sudah jadi ksatria, aku pasti harus mengerjakan tugas ini itu entah aku suka apa nggak… Apa lagi itu, memburu ogre? Aku sudah nggak tahan ingin nanya kalian ini orang idiot macam apa sebenarnya.”
Pekerjaan kali ini adalah memusnahkan seekor ogre yang sering kali terlihat di sekitar desa. Kalau ogre itu datang dalam jumlah besar, para dragoon atau brigadir ksatria akan diturunkan. Akan tetapi, karena ogre itu hanya muncul sendirian dan tidak ada korban jiwa, maka kasus itu ditaruh dalam daftar prioritas paling rendah.
Dan juga hanya sedikit pemburu yang mampu mengalahkan para ogre. Kalau mereka memang orang yang kuat, lebih mendingan kalau mereka berhenti menjadi pemburu bayaran lalu mencari pekerjaan dalam sebuah keluarga bangsawan yang kaya seperti Basyle.
“Seorang ksatria seharusnya tidak boleh mengeluh. Dan sebagai ksatria, bukankah kamu disumpah untuk melindungi masyarakat?”
Luecke terus membaca sambil menegur Vargas. Tentunya aku akan melaksanakan sumpah itu! Tapi kalau dipikir-pikir bagaimana ia sekarang ini menghabiskan waktu sekolahnya yang terbatas di tempat semacam ini, tentu saja ia akan merasa was-was.
“Yang lebih penting, teman-teman, bagaimana nantinya formasi kita? Aku ingin berada di garis depan! Lebih tepatnya sih, aku nggak cocok berada di posisi lain!”
Dengan penuh tekanan, Eunius sepenuh hati mengharapkan sebuah pertarungan yang seru melawan ogre. Di dalam kereta, Basyle berguling dalam tidurnya, dan kini berada dalam posisi yang nampak tak anggun. Varags, Eunius, dan Luecke meliriknya, namun Rudel menyelimutinya.
“… Dikit lagi lah… maksudku, kayaknya perjalanan ini nggak buruk-buruk amat.”
Menemukan kembali semangatnya dalam perjalanan ini, Vargas berhenti mengeluh. Sementara itu Eunius memprotes Rudel karena ia ingin melihat tubuh Basyle sedikit lebih lama lagi.
~~~***~~~
Ketika mereka berlima menginjakkan kakinya dalam pekerjaan mereka, ada sebuah pergerakan pasukan brigade ksatria. Cattleya sementara waktu diminta kembali dari perbatasan untuk memberi laporan. Selain sebagai seorang dragoon dan dipandang sebagai orang yang jenius, ia juga banyak dilirik oleh orang-orang dari kalangan kerajaan. Ketika gadis seperti itu dikirim ke daerah pinggiran, para ksatria yang tidak suka padanya bisa dengan bebas berbicara buruk soal dirinya.
Laporannya berakhir, Cattleya kembali menuju naganya, ketika seorang ksatria rendahan memanggilnya.
“Lama nggak jumpa, ‘anak berbakat’. Apa kamu akan kembali dengan baik-baik?” “Jangan bodoh kamu, nggak mungkinlah Cattleya akan dikembalikan. Ia sudah menantang anak-anak dari Tiga Penguasa, jadi dia pasti dikirim ke daerah perbatasan untuk selamanya.” “Hei, hei, sudah cukup luar biasa ada orang yang masih bisa hidup setelah menantang anak Tiga Penguasa! Benarkan, Nona Cattleya, yang cuma bisa pamer badan?”
Tidak peduli dengan perkataan itu, Cattleya cepat-cepat berjalan menuju naganya. Dia sudah tidak tahan. Saat ini, ia sudah tidak peduli lagi dengan status dragoon yang diimpikan orang banyak. Namun karena ia kini dibuang di daerah perbatasan, dengan kehidupan keras yang harus ia lalui sehari-hari, ia mulai merindukan kehidupannya yang dulu sewaktu di ibu kota.
Dan pertunangannya dengan Rudel menyebabkan sebuah gosip bahwa dirinya harus pamer tubuh untuk mempertahankan nyawanya. Hal itu semakin menyakitkan hatinya.
Dengan segala sakit hatinya, Cattleya berjalan. Seorang rekan dragoon memanggilnya… ia adalah Lilim.
“Lama tak berjumpa, Cattleya.”
Ia menyapa seperti biasanya, namun Cattleya justru merasa tidak terima. Emosinya tak terkontrol, ia merasa sikap Lilim yang tak berubah justru menyakitkan.
(Padahal aku yang lebih berbakat! Mengapa dia yang naik pangkat sementara aku malah dibuang ke perbatasan… Ya, ini semua salah anak itu! Rudel! Kalau saja anak itu nggak pernah ada!!!)
Bahkan ia sendiri tidak tahu mengapa emosinya begitu meluap-luap. Cattleya membalas Lilim dengan sinisnya,
“Ada apa, ‘Kapten’, Lilim? Memanggil-manggil orang buangan seperti diriku ini. Apa kamu mencoba untuk pamer? Ketika aku dibuang, kamu malah naik pangkat, kamu cuma mau pamer kan?”
Lilim terkejut mendengar perkataan sinis Cattleya. Akhir-akhir ini Cattleya bertingkah aneh. Terutama mengenai Rudel. Dan kini ia dikirim ke wilayah perbatasan. Ia sudah terlalu sombong sejak awalnya, jadi maklum kalau kini perasaannya campur aduk. Terpikir akan hal itu, Lilim jadi tidak merasa sakit hati mendengarnya.
“Aku tidak bermaksud untuk pamer, aku hanya ingin tahu bagaimana kabarmu di sana.”
Seperti seolah-olah sedang kerasukan setan, Cattleya mengucapkan kata-kata yang tidak sepatutnya ia ucapkan. Rahasia seorang Lilim yang tidak ingin diungkit-ungkit oleh siapapun.
“Sangat buruk! Mereka bahkan menggosipkan aku menjual badanku kepada orang yang bahkan tidak aku sukai… Tapi kayaknya aku masih lebih mendingan dari kamu. Bandingin dengan ‘Perempuan Bermata Hitam’ yang ditinggalkan oleh tunangannya, aku sih bisa aja menikahi orang lain semauku.”
“Perempuan Bermata Hitam”, itulah rahasia seorang Lilim. Itulah alasan mengapa ia tidak mau membuka matanya. Kualitas sihir seorang elf mempengaruhi warna mata dan rambut mereka. Bahkan diantara saudara kandung pun, perbedaan warna dapat terjadi.
… Dan mata Lilim seluruhnya berwarna hitam legam. Kualitas dan kuantitas sihir yang ia miliki membuatnya menjadi salah satu elf terkuat. Itulah yang menyebabkan dirinya ditinggalkan oleh tunangannya.
“… Apa tadi kamu bilang?”
Sedikit menurunkan pandangannya, Lilim mengepalkan tangannya kuat-kuat. Namun Cattleya malah memberikan pukulan pamungkas.
“Ya, aku memanggilmu perempuan bermata hitam, kapten! Ya, karena itu, kamu punya kesempatan untuk menghindari pernikahan dengan Rudel. Atau mungkin, itu adalah kesempatan terakhirmu.”
Mendengarnya, Lilim termakan amarahnya. Kali ini, Lilimlah yang seolah kerasukan setan. Sementara itu, Cattleya yang tiba-tiba sadar terkaget. Betapa buruknya apa yang baru saja ia katakan dan betapa buruknya situasi yang disebabkannya.
“Cattleya!!!!!!!”
Kemudian, pertarungan sengit antara dua dragoon pun dimulai.
~~~***~~~
[ Terimakasih sudah membaca meionovel.com ]
~~~***~~~
Didekat sebuah kota di daerah perbatasan, para tentara Kekaisaran Gaia menyamar sebagai warga dan diam-diam menyusup. Misi mereka adalah:
‘menguji ogre yang sudah diperkuat’
Itulah tujuan mereka. Karena itu, mereka menyamarkan dengan membuat sebuah ‘pekerjaan’, dan setelah mengujinya kepada para petualang, mereka mengujinya kepada para ksatria Courtois. Itulah cara mereka untuk mencoba menyerang negara musuh.
Dan orang yang mengambil pekerjaan itu adalah Basyle. Pastinya, Rudel dan kawan-kawannya juga ikut terlibat.
Dengan rambut pirang yang dikonde, seorang gadis muda dengan baju berkelas itu adalah kapten dari pasukan eksperimental ini. Ia berasal dari keluarga kaisar, namanya Mies Liquorice. Ia membanggakan tubuhnya yang elok dan memberi kesan ia seorang gadis yang sombong. Itu adalah alasan tersendiri mengapa ia dipaksa melakukan uji coba ogre laboratorium di wilayah musuh.
Beristirahat di dalam penginapan mewah di dalam kota, ia dan kawan-kawan prajuritnya merasa perlu untuk mempersiapkan persenjataan yang kuat bagi kekaisaran yang hampir runtuh akibat perselisihan antara penerus tahta. Untuk melewati perbatasan, ia sudah mengisi segala persyaratan yang ada, sehingga ia bukan seorang kriminal.
Ia berpikir ia bisa saja meminta pihak Courtois saja yang melakukan uji coba itu. Itu saja, simpel, dan tidak lebih dari itu. Namun dengan keterlibatan kepentingan antara penguasa yang begitu kompleks, misi ini menjadi salah satu usaha untuk membuang Mies dan Keluarga Liquorice.
Tanpa menyadari hal itu, Mies dengan arogannya menyuruh-nyuruh bawahannya – yang sadar betul akan situasi yang ada – sementara ia menunggu misinya dimulai.
“Apa para petualang itu belum datang juga? Ini sudah tiga hari! Aku sudah mulai bosan dengan kehidupan pedesaan seperti ini!”
Mendengar keluhan atasan mereka, mereka dalam hati merasa kasihan sekaligus mengumpatnya.
“Aku yakin mereka akan segera datang beberapa hari lagi… Lagi pula, semua petarung yang hebat berada di ibu kota Courtois.”
“Hah, jadi aku harus menunggu lagi para petualang itu… Mikirin berapa hari lagi sampai brigade ksatria muncul benar-benar membuat pusing.”
Kata Mies sambil rebahan di sofa mewahnya.
Misi ini yang ikut menyeret Rudel dan kawan-kawannya, pertikaian antar dragoon, itu semua membuat kekacauan yang sungguh rumit. Even ini sebenarnya tidak ada dalam skenario aslinya.
===***===
Kunjungi web kami yaitu meionovel.id