Dewa Memasak – Bagian 15: 100 chef (1)
Orang-orang yang lolos masuk ke babak kedua memang diatur hanya 100 orang. Tapi realitanya kau tidak bisa memastikan apakah memang 100 orang atau tidak. Karena penyiar tidak menunjukkan masing-masing dari mereka.
Tapi saat ini, Jo Minjoon tahu kebenarannya.
’98, 99, 100… Benar-benar 100 orang.’
Dia tidak tahu bagaimana mereka membuatnya persis 100. Tapi salah satu hal yang membuat penasaran telah terjawab. Orang-orang yang lolos masuk ke babak kedua memang benar 100 orang. Tidak kurang ataupun lebih. Tepat 100. Perbedaan dari semua negara asal dari yang terpilih berkumpul di sini.
Jo Minjoon mengeluarkan tasnya. Di dalamnya terdapat jeli yang berwarna-warni, dengan bentuk menyerupai cacing. Itu dibuat oleh Jessie. Setelah insiden itu, kapanpun dia bosan, dia akan membuat beberapa jeli.
‘Tidak lezat.’
Itu pendapat yang jujur. Jeli itu bahkan tidak manis ataupun lembut. Jika kau tetap mengunyahnya, hanya akan melukai langit-langit mulut. Dan itu adalah jeli terburuk. Tapi entah bagaimana, ketika dia mengunyah jeli itu, kegugupannya sirna. Boleh dikatakan seperti saat orang tuanya menggenggam tangannya.
Para peserta saling mengobrol dengan wajah gugup dan di sekeliling mereka ada banyak kamera terpasang. Tempat siaran adalah di dalam aula Grand Chef di Chicago. Gedung 5 lantai ini adalah tempat yang hanya orang-orang yang berkepentingan di Grand Chef yang boleh masuk. Bahkan tersedia kamar untuk para peserta bisa menginap. Tentunya, tidak 100 orang peserta yang bisa menginap. Kamar untuk peserta menginap hanya disediakan untuk 30 orang. Dan…
‘Itu berarti bahwa setidaknya 70 orang dari mereka tidak akan lanjut.’
Setelah menghela nafas, Jo Minjoon menoleh ke samping. Dan seketika terpaku pada satu wajah. Di sebelah ia duduk adalah orang yang dia kenal. Kaya. Dia Kaya Lotus. Itu bukan hal yang di sengaja. Hal itu karena mereka berdua adalah sama-sama peserta Grand chef New York. Meski tempat duduk tidak ditentukan, para peserta yang masuk ke aula mengambil tempat duduk sesuai pilihan masing-masing. Tidak ada pengecualian, karena mereka datang bersama-sama dari New York. Ada 4 orang yang lolos nampaknya mereka tidak tahu mengapa mereka di sini.
“Ehem, bagaimana kalau kita berkenalan dengan baik? Sebelumnya di pesawat aku sangat canggung setengah mati. Aku Amanda Olsen.”
Seseorang yang bersuara itu adalah gadis gemuk, bukan, tapi gadis kulit putih dan bertubuh besar. Dia punya freckless di wajahnya, dan karena wajahnya yang gemuk, sulit menentukan usianya. Namun Jo Minjoon yakin bahwa setidaknya dia berusia 30-an. Seseorang yang membalas Amanda adalah seorang pria kulit hitam yang sepantaran dengan Jo Minjoon. Dia mempunyai tinggi badan lebih dari 180 cm, namun dibandingkan ukuran badannya yang tinggi, dia sedikit pemalu. Dia berkata sambil tertawa canggung.
“Oh… Aku Marco Denver.”
“Jo Minjoon.”
Jo Minjoon menjawab dengan lugas. Dia sedikit tidak ramah. Dia tidak ingin terlibat percakapan yang panjang dengan orang-orang yang nantinya mungkin akan berpisah. Dia tidak ingin menjalin pertemanan yang sia-sia, karena jika mereka didiskualifikasi dia akan merasa tidak nyaman. Khususnya, dia memikirkan tentang Amanda. Jo Minjoon, sebelum reinkarnasi, dia biasa menonton Grand Chef periode 3. Dan dia bahkan tahu siapa yang akan lolos dan siapa yang tidak. Untuk Kaya, itu jelas. Karena dia adalah pemenangnya. Dan…
‘Marco. Orang ini mungkin masuk 10 besar.’
Dia tidak tahu dengan pasti kapan dia didiskualifikasi, tapi dia ingat bahwa dia lolos beberapa kali. Namun Amanda tidak. Bahkan di episode pertama, dia tidak melihat wajahnya. Bahkan jika pun ada, kamera tidak sering merekamnya. Jika bukan begitu, tidak mungkin dia tidak bisa mengingatnya.
Terlibat dalam percakapan dengan seseorang yang akan segera didiskualifikasi hanya akan membuatnya sedih. Meski begitu, bukan berati dia menjaga jarak hanya dengan Amanda. Dia menjaga jarak dengan semua orang. Yang pasti, dia merasa tidak nyaman. Jo Minjoon sudah mempelajari dengan baik misi yang akan segera dilaluinya. Jadi dia berlatih sebelumnya. Tapi dia tidak percaya diri dia akan sukses.
“Bagaimana denganmu? Siapa namamu?”
Amanda bertanya pada Kaya yang sedari tadi diam. Kaya menatap Amanda. Ciri khasnya, riasan gotik, membuat matanya terkesan menyeramkan, tapi Amanda hanya menatap Kaya sambil tertawa ramah. Sehingga Kaya tidak bisa terus bersikap kasar. Dia menghela nafas dan berkata
“Kaya Lotus. Aku sensitif, jadi sebisa mungkin aku memilih diam.”
Suaranya yang serak dan nada suaranya yang blak-blakan berpadu dengan baik. Amanda terdiam sejenak, dan memperhatikan badan Kaya. Badannya nampak kurus terlebih bersanding di sebelah Amanda. Amanda berkata sambil tersenyum. Melihat itu, Jo Minjoon berkata dalam hati, Mungkin menjaga jarak dengan yang lain merupakan ide yang kurang berguna. Sampai sekarang, dia tidak pernah menyukai seseorang dengan senyuman seperti itu.
“Apa kau lelah? Memasak butuh stamina. Dengan badan yang kurus kau akan kesulitan.”
Kaya memandang Amanda dengan keheranan. Dan perlahan menaikkan kepalan tangannya. Sesaat ketika Amanda melihat kepalan tangan itu, dia bingung. Jari tengah pada kepalan tangan Kaya teracung. Dengan menatap wajah Amanda yang gemuk, Kaya berkata dengan suara ketus,
“Candaanmu tidak berarti dibandingkan berat badanmu.”
Jo Minjoon tidak bisa berhenti tertawa dalam hati. Alasan Kaya disebut sebagai orang genius Grand Chef yang paling buruk adalah karena perangainya. Sensitif dan ketus seperti kucing liar. Kaya Lotus adalah seseorang yang dapat membuat penonton terkesima dengan menunjukkan kesan kasarnya tanpa perlu proses editing.
Oleh karena itu, dia menjadi lebih populer. Perangainya yang kasar sangat lucu dan menghibur mereka. Tentunya itu tidak menghibur jika kau berada di posisi pihak yang diserang. Meski begitu, Kaya tidak menyerang sembarang orang. Dia hanya melawan orang yang bersikap seperti Amanda tadi.
Dan Amanda tidak berlapang dada menerima sikap Kaya. Pipinya memerah dan dia sedikit berteriak,
“Kau! Kenapa kau berkata seperti…!”
Namun Amanda tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Sebelum dia dapat mengatakan apa yang dia inginkan, asap keluar dari panggung, dan dari balik pintu keluarlah para juri. Yaitu Joseph, Alan, dan Emily. Seketika semua peserta diam. Joseph yang pertama membuka suara,
“Selamat! Kalian adalah orang-orang yang terpilih dari ribuan peserta. Berbanggalah kalian bisa sampai di sini.”
Tidak ada seorang pun yang bersuara. Joseph memandang para peserta dan tersenyum. Alan menyusul berbicara, dengan suaranya yang dingin,
“Salah satu dari kalian akan menjadi pemenang Grand Chef. Tidak ada yang tahu bisa jadi kalian, atau orang di sebelah kalian.”
Tidak, Jo Minjoon tahu. Dia tahu siapa yang akan lolos di kompetisi ini. Jo Minjoon menatap Kaya. Dia melihat para juri dengan ekspresi yang sulit diuraikan. Pada saat itu, Kaya menoleh. Mata birunya menatap Jo Minjoon. Kaya membuka suara. Nampak seolah-olah dia ingin mengucapkan sesuatu. Tapi pada saat itu, suara Emily terdengar dari pengeras suara dan menutup suara Kaya.
“Pemenang akan membawa pulang uang sebanyak 300 ribu dollar bersama dengan perasaan bangga.
Jo Minjoon membuka suara. Dia tidak tertarik dengan ucapan para juri. Namun, ketika dia ingin mengucapkan sesuatu pada Kaya, suaranya tertelan oleh suara sorakan para peserta. Jo Minjoon menghela nafas dan menoleh ke panggung. Ketika sorakan mereda, Joseph berkata dengan suara sedikit parau,
“Selanjutnya aku akan menjelaskan misi pertama Grand Chef.”
Sembari Joseph menjelaskan, dinding di area siaran terbuka. Dan sebuah truk dengan kontainer yang besar masuk. Meski ini lantai dasar, tidakkah nanti lantainya akan rusak? Truk itu sangat besar, bahkan bagi semua orang yang melihatnya.
Para peserta melihat itu dengan gugup. Namun Jo Minjoon tidak. Karena dia sudah tahu apa yang ada di dalamnya. Joseph berkata dengan suara kasar,
“Menu dari misi pertama…”
Meski perkataanya belum tuntas, dinding kontainer mulai terbuka. Dan setelah terlihat isinya, para penonton tertawa dan tercengang. Joseph melanjutkan berbicara,
“Itu adalah ikan lele.”
Di dalam akuarium terdapat banyak ikan lele berenang. Jo Minjoon memikirkan resep yang dia telah siapkan. Dan seperti biasa, munculah layar sistem.
[Estimasi skor memasak: 7]
< 100 chefs (1) > Selesai.