Dewa Memasak – Bagian 86: Babi dan Api (2)
Sebenarnya memikirkan resep yang mempunyai skor 8 poin bukan hal yang mengejutkan sekarang karena hanya ada dua batasan dalam misi, yaitu menggunakan babi dan api. Sebenarnya, dia berpikir bahwa tidak ada resep babi yang tidak menggunakan api, jadi pada akhirnya dia hanya harus memikirkan resep yang berhubungan dengan babi.
Dan selama dia berada di asrama Grand Chef, dia telah mencoba 10 atau 20 hidangan yang mengandung babi. Para peserta adalah chef yang datang dari seluruh penjuru negeri. Meski mereka amatir, tidak ada satu dua hal yang tidak bisa didapatkan dari resep mereka. Informasi itu dikumpulkan dalam kepalanya, jadi akan lebih aneh jika dia tidak bisa memikirkan resep dengan skor 8 poin.
Namun, misi tidak berakhir dengan hanya memikirkan resep 8 poin. Kau bisa tahu hanya dengan mendengar bahwa itu adalah resep hidangan 10 poin karena itu akan berakhir saat kau mendengar penjelasan orang lain. Namun, lain cerita jika kau berbicara tentang mengeluarkan 100% cita rasa dari resep tersebut. 3 hidangan dalam dua jam. Jika Jo Minjoon tidak ingin membuat kesalahan, dia harus memikirkan dengan teliti proses memasaknya.
Dia bahkan harus mengatur waktu penyelesaian untuk ketiga hidangan itu di waktu yang hampir sama. Itu bukan kondisi yang begitu berat. Untuk galbi babi, dia harus membuat saus sebelumnya lalu merendam daging babi di dalam saus itu. Untuk bola daging babi, itu tidak membutuhkan banyak waktu. Jadi hidangan yang jelas memerlukan waktu lebih banyak adalah babi Dongpo.
“…Apa kau sudah selesai memikirkan resepnya?”
Kaya mengerutkan dahi lalu menyilangkan jarinya, dia bertanya sambil menatap Jo Minjoon. Jo Minjoon menjawab dengan wajah santai.
“Yaa, tidak begitu sulit memikirkannya, bukan?”
“…Iiiih.”
Kaya melotot padanya lalu menyilangkan jarinya lagi. Jo Minjoon berbicara pada Kaya lagi.
“Kau tidak bisa memikirkan resepnya?”
“Tidak, aku memikirkan banyak resep, tapi aku tidak tahu yang mana yang akan aku gunakan.”
“Kalian berdua yang di sebelah sana, jangan mengobrol.”
Emily melihat mereka berdua, lalu menatap mereka dengan tajam. Kaya cemberut lalu menyilangkan jarinya lagi. Bukan karena dia sangat lambat, Jo Minjoon bisa melihat bahwa peserta lain belum selesai merancang resep.
‘Apa aku yang terlalu cepat…?’
Semula, dia tidak berpikir seperti itu. Tapi mungkin, itu bisa jadi masalah pendirian. Peserta yang lain tidak tahu jika resep yang mereka gunakan akan enak atau tidak dan meski enak, mereka tidak punya sistem yang bisa memberikan skor masakan mereka. Namun, Jo Minjoon tidak perlu memikirkan hal itu. Sehingga apa boleh buat dia tampak tenang hingga para juri sibuk memperhatikannya.
“Minjoon, Apa kau sudah selesai merancang resep?”
“Iya.”
“Pikirkan lagi sedikit lebih lama. Resep yang kau pikir sempurna bisa jadi akan menghasilkan hidangan yang jauh berbeda. Seperti halnya resep buruk, tapi ternyata menghasilkan cita rasa surgawi.”
“Iya, aku memikirkannya lagi.”
Jo Minjoon menjawab sambil tertawa dengan santai. Alan hendak berkata lagi karena merasa terganggu, tapi mengurungkannya, karena hampir tidak ada waktu memikirkan bahwa resep Jo Minjoon berantakan. Dan sepertinya tidak akan berantakan hari ini.
“…Aku percaya padamu.”
Pada akhirnya, itulah yang Alan ucapkan pada Jo Minjoon. Jo Minjoon perlahan melemaskan jari-jemarinya. Untuk skor masakan yang begitu tinggi itu berarti tingkat kesulitannya juga tinggi. Jika dia melakukan kebodohan satu menit saja, tinggi kemungkinan dia akan kehilangan waktu yang tepat untuk membuat rasa yang lezat.
Tidak ada yang perlu dibahas tentang babi Dongpo dan bola daging babi yang harus digoreng. Galbi babilah masalahnya karena Jo Minjoon berencana membakar daging babi langsung di atas api. Meskipun tingkat kesulitannya lebih rendah dibanding belut bakar Kaya, tapi dia tidak seahli Kaya. Jadi, itu adalah misi yang dia harus berkonsentrasi lebih banyak dari yang sebelumnya.
Waktu terus berjalan. Joseph perlahan melihat jam dinding, lalu mengumumkan dimulainya misi dengan suara yang lantang.
“Mulai!”
Para peserta pergi ke pantri. Bahan pertama yang diambil Jo Minjoon adalah daging babi. Daging babi bagian perut (samgyeopsal) digunakan untuk babi Dongpo, bagian pundak digunakan untuk bola daging, dan bagian iga digunakan untuk galbi babi. Selain itu, dia harus mengambil wine merah kering, bawang bombay, kentang, herba, dll. Ada banyak sekali bahan untuk membuat 3 hidangan, Jo Minjoon tidak ingin berlama-lama dalam memilih bahan.
‘Kesegaran 73%, 81%, 91%……….Oh, di sini. 97%. Tapi kualitasnya tengah-tengah.’
Dia berbeda bahkan dalam memilih kentang. Peserta yang lain harus menyentuhnya untuk melihat warna dan bentuk kentang, tapi Jo Minjoon hanya perlu melihat layar sistem sekali saja untuk mendapat jawabannya. Ada yang berbeda dengannya. Kecepatannya jauh lebih tinggi dibanding Anderson yang menerima edukasi spesial sejak kecil atau Kaya yang tumbuh besar di pasar dan melihat banyak bahan setiap hari. Sebenarnya, saat keranjang mereka masih terisi separuh, Jo Minjoon telah bersiap-siap memasak di depan meja masak.
Para juri mendekati Jo Minjoon lalu melihat bahan-bahan yang dia ambil. Mereka tidak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Joseph melihat kentang dan bawang bombay dalam keranjang, lalu berkata,
“Kadang-kadang, aku hanya berpikir kau punya indera yang bagus, tapi kau juga bisa memilih bahan-bahan dengan baik. Bahan-bahan yang kau pilih semuanya berkualitas bagus. Mereka semua segar dan bagus. Apa kau punya semacam keahlian khusus?”
“Itu bukan soal keahlian, aku hanya punya penglihatan yang bagus.”
“…Kedua matamu jelas membuatku sirik. Menurutku akan sulit memilih bahan secepat dirimu.”
Karena yang mengatakan itu adalah Joseph, maka pujian itu lebih pasti dari apa pun. Jo Minjoon tersenyum lalu meletakkan 3 buah alat masak di atas kompor. Pertama, panci berisi bawang bombay, daun bawang, jahe, bawang putih, kayu manis, dan arak beras suling untuk didihkan bersama samgyeopsal. Yang kedua, panci berisi labu, bawang bombay, wortel, dan bawang merah untuk membuat kaldu sayuran kuah bakso. Yang ketiga, wajan berisi minyak kanola untuk menggoreng samgyeopsal. Karakteristik dari babi Dongpo ala Hongkong adalah daging samgyeopsal harus digoreng dahulu sebelum direbus.
Hal pertama yang ditangani Jo Minjoon adalah iga babi. Karena daging dan tulang saling menempel, memisahkan keduanya juga perlu keahlian. Ini bisa dilihat sebagai sesuatu yang tidak sulit, tetapi sebenarnya cukup sulit karena kau harus menyeimbangkan semua sisi potongan daging dengan tepat.
Proses memotong ini akan menentukan skor hidangan iga babi. Jika kau tidak bisa melalui tahapan ini dengan benar, satu sisi akan kurang matang dan sisi yang lain terlampau matang. Karena itu, mata Jo Minjoon, yang tidak punya lipatan kelopak mata, menatap dengan tajam dan berfokus pada detail lebih dari biasanya.
Dia memotong daging iga perlahan tapi pasti. Dia tidak menaruh kekuatan pada ujung pisaunya, dia lebih seperti memperlakukan pasangannya dengan rasa sayang, dia seperti mengusap daging dengan mata pisau. Setiap kali dia mengiris dengan gerakan itu, dagingnya terpotong dengan mudah. Tentunya, tidak ada orang yang tidak tahu bahwa proses itu sebenarnya membutuhkan konsentrasi luar biasa.
‘Dia sungguh bayak berkembang.’
Joseph berpikir sembari memperhatikan gerakan pisau Jo Minjoon. Hanya dua bulan berlalu sejak pertama dia datang. Namun, selama itu, Jo Minjoon perlahan meningkatkan kelemahannya. Tidak, alih-alih perlahan, itu bisa disebut cukup cepat.
‘Dia jelas punya bakat.’
Jo Minjoon tidak bisa melihat dirinya sendiri karena sistem menutupi matanya, tapi dilihat dari sudut pandang orang lain, Jo Minjoon adalah chef yang punya banyak bakat. Menggunakan pisau tidak sesederhana menggerakkannya maju mundur. Kau harus memahami bahan dan merasakannya. Itu ekspresi yang samar, tapi memang hanya itu caranya mengekspresikan.
Dan Joseph bisa melihat itu. Pemahaman Jo Minjoon tentang memasak meningkat pesat jauh dibandingkan dia ketika 2 bulan yang lalu. Itu jelas terasa dari resepnya, caranya menggunakan pisau, dan caranya memasak. Akan tetapi, situasi tetaplah situasi. Chef yang bagus menstimulasi diri mereka dengan sekitarnya, dia harus bertanding dengan sesama mereka setidaknya seminggu sekali. Jika dia tidak berkembang dalam situasi itu, itu justru agak aneh. Namun, mempertimbangkan itu, Jo Minjoon berkembang sungguh cepat.
Sulit mengatakan dia jenius. Kata itu lebih cocok disematkan pada Kaya. Pada dasarnya, Joseph tidak suka menyebut seorang chef, jenius, karena dia merasa seluruh usaha yang dia tuangkan dalam hidupnya mengkhianatinya. Namun, bakat tetap ada apa bagaimanapun juga, dan Jo Minjoon adalah salah satu orang yang dia lihat punya bakat itu, meski tanpa memperhitungkan indera pengecapnya yang mutlak.
Dia sudah mendengar dari Alan bahwa Emily memberi tawaran pada Jo Minjoon untuk meniti karir sebagai epicurean. Joseph berpikir bahwa itu sungguh tawaran yang buruk. Jo Minjoon mungkin seorang yang akan diingat dalam sejarah dunia memasak. Jadi jika dia mengakhiri hidupnya dengan mengevaluasi hidangan orang lain, maka itu tidak ada artinya.
Meski Joseph memperhatikan Jo Minjoon dengan tatapan tajam, Jo Minjoon tidak menyadari sama sekali. Dia membenamkan daging babi di dalam saus yang terbuat dari jahe, bawang putih cincang, saus barbecue, kecap asin, wine merah, dan sari lemon.
Setelah itu, waktunya menggoreng. Samgyeopsal digoreng hingga bagian luarnya saja yang kering dan sari dagingnya tetap terjaga di dalam, lalu direbus dan dikukus bersama dengan saus babi Dongpo. Itulah tahapan lengkap membuat hidangan babi Dongpo ala Hong Kong. Jo Minjoon memasukkan daging babi Dongpo ke dalam minyak yang hampir mendidih, lalu segera menangani daging babi yang akan digunakan untuk membuat bakso.
Daging babi bagian pundak. Serat di bagian itu kasar dan ototnya keras, teksturnya tidak bagus. Biasanya daging bagian itu direbus sangat lama atau diiris tipis dan dicincang. Tentu, bagian ini tidak enak diolah menjadi bola daging karena bola daging lebih enak terbuat dari daging yang sebisa mungkin mengandung sedikit lemak.
Jika kau tidak ahli dalam menangani daging, prosesnya akan sangat susah dan membutuhkan waktu sekian menit lamanya. Beberapa orang akan berpikir bahwa kau hanya perlu memotong lalu mencincangnya, tapi hanya karena kau memotongnya dengan pisau seratnya tidak akan terpotong dengan mudah. Jika kau tidak memperhitungkan kekuatan dan sudut pisau saat mengiris daging tersebut, serta tekstur daging, itu adalah proses yang butuh waktu lama.
Namun, gerakan tangan Jo Minjoon begitu cepat. Saat samgyeopsal sudah mencapai level kematangan yang dia inginkan, daging cincang sudah bercampur dengan daun adas. Jumlah daging pundak tidak banyak, tapi meski begitu, dia harus menyelesaikan adonan daging dalam waktu singkat, bersamaan dengan saat sisi daging samgyeopsal yang telah garing dengan tepat. Jo Minjoon memasukkan samgyeopsal ke dalam panci berisi air mendidih. Kemudian, para juri mendekati meja masak Jo Minjoon, lalu mereka bertanya,
“Minjoon, ini bahkan sudah lewat separuh dari waktu yang diberikan. Apa menurutmu kau bisa menyelesaikannya?”
“Iya. Seperti yang telah aku perhitungkan.”
“Sebelumnya, aku melihat kau menggoreng daging babi Dongpo lalu merebusnya… Akankah kau bisa menyimpan tektur kasar daging dengan cara itu?”
“Aku berencana memasaknya ala Hong Kong. Aku tidak berencana membuatnya garing di luar dan lembut di dalam, tapi aku berencana membuat bagian luarnya juga lembut.”
“…Oh, babi Dongpo ala Hong Kong. Bagus. Lakukan dengan baik.”
Saat para juri mendekatinya, dia bahkan tidak melihat para juri saat berbicara dengan mereka. Itu berarti dia sangat berkonsentrabsi, semakin lama dia semakin serius. Tapi itu menarik. Momen intens ini, yang membuat Jo Minjoon menahan nafas, memberinya perasaan bahwa dia bisa menaklukkan masakan dengan benar…
Ujung bibir Jo Minjoon naik. Ke dalam minyak yang dia gunakan untuk menggoreng bawang putih, cabe, bunga lawang, dan jahe, Jo Minjoon memasukkan daun bawang bersama dengan saus tiram, wine kaoliang, arak kecap asin (aged soy sauce), dan gula. Itu adalah saus dengan rasio yang sempurna. Setelah direbus, daging samgyeopsal diiris tipis, lalu daun bawang diletakkan di antara irisan. Setelah itu, saus dituangkan ke atasnya, lalu digulung dan dibungkus. Kemudian dikukus.
40 menit lebih sudah berlalu. Dia meletakkan paprika di atas api, di sisi lain, dia mencampurkan tepung roti dan krim pada adonan daging cincang, lalu menaburkan garam dan lada. Sekarang dia membuat bulatan bola daging. Dia merasa ada yang berbeda dengan sebelumnya. Apa ini karena dia sering membuat adonan untuk berlatih membuat kue? Sekarang, membulatkan adonan terasa lebih mudah dibandingkan saat dia membuat bola daging ikan lele.
‘…Apa memang semudah ini?’ dia mempertanyakan itu dalam hati.
Namun, tidak ada waktu untuk merenungkan pertanyan itu. Jo Minjoon menuangan minyak ke dalam wajan, lalu menggoreng bola daging dengan hati-hati. Saat bagian luarnya mulai garing dan berwarna coklat gelap, bola daging diangkat lalu ditiriskan. Pada saat yang sama, kaldu sayuran yang dari tadi dia didihkan telah selesai dimasak. Jo Minjoon menuang kaldu sayur ke dalam wajan lalu menutupnya, lalu dia mengambil nafas lega yang selama ini dia tahan.
Setelah itu, langkah selanjutnya sederhana. Dia mengupas bagian paprika yang hangus, mengirisnya secara vertikal, lalu meletakkannya di atas piring. Saat kaldu sayuran hampir menguap seluruhnya, dia menuang wine merah agar api naik dan sedikit membakar kaldu di dalam wajan. Kemudian dia meletakkan bola daging yang sudah matang satu per satu di atas piring.
Saus untuk bola daging itu cukup sederhana. Setelah mematikan api, pada wajan yang sama, yang digunakan untuk menggoreng bola daging, dia menuangkan gula, wine, balsamic, dan cuka, lalu mendidihkannya dengan api sedang. Setelah dia menuang perlahan saus itu di atas bola daging yang sudah tertata di piring, maka selesai sudah. Dan skornya…
‘8 poin.’
Sedikit senyuman terukir di wajah Jo Minjoon. Itu proses yang sulit, tapi sekarang setelah hasilnya keluar sesuai yang dia harapkan, dia merasa lebih baik. Membuat hidangan 8 poin tanpa mengacaukannya sungguh membuatnya gembira.
Jo Minjoon beristirahat sejenak. Jika dia ingin cita rasa terbaik, lebih baik menyelesaikan galbi babi tepat sebelum evaluasi. Saat waktu tersisa 10 menit, Jo Minjoon mengeluarkan daging babi Dongpo dari panci kukus lalu menatanya di piring. Skor babi Dongpo sesuai ekspektasinya. Sebuah senyuman muncul di mulut Jo Minjoon, tapi tidak lama wajahnya berubah kaki karena dia gugup lagi.
Yang tersisa adalah galbi babi. Menu yang paling susah dan yang paling sederhana. Hidangan yang lain hanya sulit pada bagian prosesnya, tapi untuk galbi babi, jika dia tidak berhati-hati, dia tidak akan bisa mendapat hasil yang bagus. Tergantung dia bisa atau tidak mendapat skor 8 poin akan memperlihatkan apakah dia berbakat atau tidak.
Jo Minjoon meletakkan galbi babi di atas panggangan, langsung di atas api. Itu adalah metode memasak yang paling sulit yang berhubungan dengan api. Jika kau memasak dengan arang atau jerami pada level panas yang rendah, kau tidak perlu berpikir bahwa itu sangat sulit. Akan tetapi memasak dengan api besar yang bisa mematangkan dagingnya tanpa menghanguskan sausnya bukanlah hal yang mudah dilakukan. Dia juga harus menjaga sari daging tetap terjaga di dalam daging. Betapa susahnya itu. Tentu, situasinya sedikit lebih baik dibanding belut bakar buatan Kaya karena daging babi adalah bahan yang kurang sensitif dibanding ikan. Tapi…
Nyala api dari kompor berwarna biru dan terkadang kemerahan. Jo Minjoon menggigit bibirnya. Dia sangat gugup hingga keringat terkumpul di telapak tangannya. Jika dia menggagalkannya, meski hidangan yang lain enak, maka tidak ada artinya. Namun, itu adalah tantangan yang harus dia taklukkan.
Api itu terlihat hidup. Dia bukan tipe orang yang mengekspresikan hal seperti itu dalam kata-kata, tapi memang apinya hidup. Lidah api menjilat ke mana sari daging dan sausnya mengalir, lalu setiap kali itu terjadi, Jo Minjoon tidak bisa berkedip dan terus menggerakkan panggangan. Aroma daging yang dibakar diikuti asap tebal membuatnya ingin batuk, tapi dia menahannya.
Ada dua hal yang membuatnya gigih, yaitu aroma saus dan daging yang terkena api, serta bentuknya setelah dibakar tanpa ada sedikit pun yang hangus. Sama seperti seorang wanita yang melahirkan, Jo Minjoon telah menaklukkan kesulitan itu. Asap, panas, dan ketakutan.
Dan di akhir ketakutannya, hasil yang keluar setelah dia selesai memasak adalah…
[Anda membakar galbi babi dengan sempurna, sama seperti resep, tanpa ada kesalahan.]
[Dengan mengkombinasikan konsentrasi, kemampuan, pengalaman, dan perasaan, dll., level memasak Anda berubah!]
[Level memasak Anda meningkat!]
< Babi dan Api (2) > Selesai